Pagerbatu adalah kelurahan di Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, yang terletak tepat di lereng Gunung Karang. Wilayah Pagerbatu berbatasan dengan kawasan kehutanan di utara, Kelurahan Cilaja di timur, Kelurahan Saruni di selatan, dan Desa Saninten di barat.
Pemanfaatan lahannya mencakup 48,4 hektare untuk permukiman serta 275,4 hektare untuk pertanian dan perkebunan. Tanahnya didominasi tanah merah berbatu dan pasir berbatu, berada pada ketinggian 1.000–1.500 mdpl.
Kondisi geografis ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pertanian. Berbagai tanaman dibudidayakan, seperti cengkeh, kopi, padi, kol, pakcoy, dan pisang.
Selama 40 hari, tim KKN-T IPB menjalani kegiatan bersama masyarakat Kelurahan Pagerbatu. Kehadiran mereka tidak hanya untuk melaksanakan program kerja yang telah dirancang, tetapi juga untuk merasakan kehidupan sehari-hari di Pagerbatu dan belajar dari pengalaman masyarakat.
Sambutan hangat dari masyarakat membuat tim merasa menjadi bagian dari kelurahan ini. Di awal kedatangan, mereka diajak berkeliling untuk mengenal lingkungan dan melihat langsung dinamika kehidupan di sana, sebelum mulai menjalankan berbagai kegiatan yang sudah direncanakan.
Salah satu program kerja yang diinisiasikan oleh tim KKN-T IPB di Kelurahan Pagerbatu adalah GEMPAR (Gerakan Masyarakat Peduli Gizi dan Kemandirian Pangan). Program ini dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang dan kemandirian pangan.
Salah satu aktivitasnya adalah Kebun Gizi, yang memanfaatkan botol bekas sebagai media tanam untuk menjaga ketahanan pangan keluarga. Bersama dengan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Majasari, tim KKN-T IPB mengadakan pelatihan untuk santri-santri di Pesantren Arribatiyah Daarul Ulum. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Juli 2025 pada pukul 13.00, dihadiri oleh 21 santri berusia 9-12 tahun.
Harapannya, dapat membekali mereka terkait keterampilan bercocok tanam sederhana sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.
Kegiatan Kebun Gizi diawali dengan pemaparan materi terkait pengenalan berbagai macam tanaman bergizi dan pentingnya ketahanan pangan di lingkungan rumah tangga. Para santri dikenalkan bahwa Kebun Gizi adalah lahan tanam sederhana untuk membudidayakan sayuran dan tanaman bergizi guna memenuhi kebutuhan pangan sehat secara mandiri.
Keberadaan kebun ini penting untuk memastikan ketersediaan sayuran segar dan menghemat biaya. Manfaatnya meliputi pemenuhan gizi, pengurangan limbah anorganik, serta pelestarian lingkungan.
Tanaman yang cocok dibudidayakan antara lain seledri, daun bawang, bayam, kangkung, sawi, dan tomat yang semuanya bernilai gizi tinggi dan mudah untuk dirawat, bahkan di lahan terbatas.
Sesi pemaparan materi juga disisipkan dengan kuis interaktif untuk mengukur pemahaman santri sekaligus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Setelah sesi materi, santri-santri melakukan pelatihan untuk menanam seledri secara berkelompok di dalam media botol bekas dengan menggunakan tanah, pupuk sekam, dan pupuk kandang.
Metode ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menginspirasi para santri untuk memanfaatkan barang bekas menjadi media tanam.
Suasana penuh antusias terlihat ketika mereka menyiapkan media, menanam bibit, dan menyiram tanaman bersama-sama.
Kegiatan diakhiri dengan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diawali dengan praktik mencuci tangan. Santri-santri belajar tentang pentingnya mencuci tangan dengan benar, menjaga kebersihan lingkungan, dan mengolah hasil kebun secara higienis.
Sepanjang kegiatan, para santri menunjukkan partisipasi aktif dan antusiasme tinggi. Diharapkan, keterampilan dan kebiasaan sehat yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga hasil kebun benar-benar memberikan manfaat bagi kesehatan.
"Alhamdulillah, kegiatan ‘Kebun Gizi’ bersama mahasiswa KKN berjalan lancar. Banyak ilmu yang kami dapatkan, semoga bermanfaat bagi semua, khususnya para santri agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh." Ujar Dudung, Kepala Pesantren Arribatiyah Daarul Ulum, Kampung Pasir Angin.
Melalui Kebun Gizi, tim KKN-T dan BPP Majasari berharap Kebun Gizi yang telah dimulai oleh para santri dapat terus dikembangkan. Program ini menjadi bukti bahwa kemandirian pangan bisa dimulai dari langkah kecil.
Sinergi tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi dan referensi serupa bagi masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan di lingkungan rumah tangga.
Meski masa KKN telah usai, tim KKN-T berharap jejak program yang telah dilaksanakan terus hidup, tumbuh, dan memberi dampak berkelanjutan bagi masyarakat, layaknya benih yang perlahan tumbuh subur di lingkungan masyarakat.
Hal ini menjadi bukti bahwa kolaborasi yang harmonis antara mahasiswa dan masyarakat Kelurahan Pagerbatu mampu menghadirkan kebermanfaatan nyata sekaligus mendorong terwujudnya kemandirian pangan dan peningkatan kualitas hidup.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News