Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak sejarah baru saat Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan di DPR RI, Jumat (15/8/2025).
Dalam perdagangan intraday, IHSG berhasil menembus level psikologis 8.000, sehingga menjadi pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.
Pada pukul 10.28 WIB, IHSG tercatat naik 1,03% ke posisi 8.012,63. Padahal, indeks dibuka di level 7.931 dan sempat menyentuh titik terendah di 7.898 sebelum berbalik menguat tajam.
Lonjakan ini juga mendorong kapitalisasi pasar atau market cap IHSG menjadi Rp14.503,29 triliun, dengan nilai transaksi harian sudah menembus Rp18,80 triliun sejak awal perdagangan.
Faktor Pendorong Lonjakan IHSG
Menurut Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, secara teknikal IHSG masih berada dalam tren naik (uptrend) karena diperdagangkan pada area expanding diagonal.
“Berdasarkan indikator, Stochastics K_D dan RSI menunjukkan sinyal positif, sementara volume terus meningkat,” jelas Nafan dalam riset yang dirilis pada Jumat (15/8).
Nafan menambahkan, salah satu faktor penting pendorong penguatan IHSG adalah pidato nota keuangan dan RAPBN 2026 yang untuk pertama kalinya disampaikan oleh Presiden Prabowo sejak menjabat.
“Ini tentunya berpotensi memberikan market confidence yang bagus, sehingga para pelaku pasar dapat mengoptimalkan kinerja portofolio melalui berbagai penyesuaian yang dilakukan,” ujarnya.
Sentimen Global Ikut Menguatkan Pasar
Selain faktor domestik, sentimen positif juga datang dari pasar global. Nafan menilai peluang pemotongan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) pada September 2025 sangat terbuka lebar.
“Bahkan minggu depan, market akan mendengar pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell di Simposium Ekonomi Jackson Hole, yang kemungkinan besar mengisyaratkan pemangkasan suku bunga,” lanjutnya.
Prospek penurunan suku bunga The Fed biasanya menjadi katalis positif bagi pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia.
Alasannya, investor global cenderung meningkatkan alokasi dana ke pasar yang menawarkan imbal hasil lebih menarik saat biaya modal di AS menurun.
Dampak bagi Investor dan Ekonomi Nasional
Tembusnya IHSG di atas level 8.000 tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga menunjukkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi nasional.
Bagi investor ritel, pencapaian ini menjadi momentum untuk mengevaluasi portofolio dan mencari peluang pada sektor-sektor yang diuntungkan oleh kebijakan pemerintah.
Sementara bagi pemerintah, penguatan IHSG dapat menjadi indikator kepercayaan pasar terhadap komitmen dalam menjaga iklim investasi
Rekor IHSG yang menembus 8.000 saat pidato Presiden Prabowo Subianto adalah kombinasi faktor domestik dan global yang saling menguatkan. Sentimen positif dari RAPBN 2026, keyakinan investor, dan prospek pemangkasan suku bunga The Fed menjadi pendorong utama.
