Kemerdekaan tidak hanya seremonial belaka, melainkan perlu dirayakan dengan cara sederhana di mana anak-anak menjadi tokoh utamanya. Tujuannya agar kemerdekaan tidak hanya dipahami oleh orang dewasa, melainkan juga oleh anak-anak yang akan memegang peranan penting bagi kemajuan bangsa.
Mengajarkan makna kemerdekaan tidak hanya di sekolah, bisa juga melalui permainan yang menyenangkan sebagai cara untuk melestarikan budaya asli Nusantara. Berikut 10 permainan tradisional untuk merayakan kemerdekaan bersama anak-anak di mana pun Kawan berada.
1. Gobag Sodor
Siapa yang tumbuh dengan permainan ini? Sebuah permainan yang diadaptasi dari latihan prajurit Indonesia terdahulu yang menggunakan tombak (sodor) sebagai senjata.
Cara bermainnya sederhana. Anak-anak dibagi menjadi dua tim (penyerang dan penjaga) dan bermain di tanah lapang yang dibagi menjadi enam bagian, dua kolom dan tiga baris.
Tim penyerang berperan untuk melewati setiap garis yang akan dijaga oleh tim penjaga, baik secara vertikal maupun horizontal. Jika berhasil, tim penyerang akan memperoleh satu poin, tetapi jika ditangkap, maka mereka harus bertukar peran satu sama lain.
Permainan ini menguji ketangkasan, mengasah kemampuan penyusunan strategi, kerja sama tim, hingga kepemimpinan anak-anak.
Melihat Manfaat Permainan Tradisional, Ternyata Penting bagi Tumbuh Kembang Anak!
2. Engrang
Permainan tradisional asal Jawa Barat ini dikenal menantang, tetapi menyenangkan. Berbeda dengan permainan tradisional lainnya, engrang menggunakan bambu panjang yang salah satu bagiannya diberi pijakan.
Cara bermainnya cukup mudah, yaitu pemain akan berlomba menuju garis yang telah ditentukan dengan menggunakan dua bambu panjang sebagai pijakan. Walaupun terlihat simpel, tetapi permainan ini membutuhkan keseimbangan, kesabaran, dan konsistensi untuk dimainkan.
3. Engklek
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam buku yang berjudul “Permainan Tradisional Anak Nusantara”, engklek adalah permainan yang telah dimainkan sejak zaman Belanda dan dianggap berasal dari Inggris.
Permainan ini biasanya dimainkan di tanah datar dengan gambar 8 kotak yang disusun vertikal dengan setengah lingkaran di puncaknya. Setiap kotak akan diberi nomor berurutan agar tidak membingungkan pemain.
Pemain yang memperoleh giliran akan melempar gaco (sebuah benda berbentuk pipih yang terbuat dari batu atau keramik) di kotak pertama, lalu melompat dengan satu kaki ke setiap kotak sebelum kembali ke tempat gaco berada dan seterusnya.
Pemain yang menyelesaikan setiap kotak akan memperoleh satu wilayah yang tidak boleh dilompati oleh pemain lainnya. Pemain dengan wilayah terbanyak akan menang.
4. Gasing
Gasing adalah permainan tradisional yang biasanya memanfaatkan bahan alami, seperti kelapa kecil, bambu, pinang, kayu, hingga buah parau. Permainan ini terdiri dari dua bagian, yaitu gasing dan tali yang nantinya akan ditarik.
Permainan ini biasanya dimainkan bersama-sama, di mana pemain yang gasingnya berputar paling lama akan memperoleh kemenangan. Walaupun sederhana, tetapi Gasing dapat mengajarkan anak-anak akan nilai-nilai sportivitas dan sosial antar sesama.
5. Congklak
Siapa yang pernah memainkan Congklak? Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, permainan ini dikenal dengan beragam istilah, mulai dari Sumatra (congklak), Jawa (dakon), Sulawesi (mokaotan), hingga Lampung (dentuman).
Permainan yang khas dengan papan kayunya ini terdiri dari 10 lubang (2 lubang besar dan 8 lubang kecil di masing-masing sisinya). Setiap lubang akan berisi 7 biji dan 2 lubang besar yang dibiarkan kosong.
Pemain yang memperoleh giliran pertama akan mengambil biji dari lubang yang ada di sisi depan dan menyebarnya ke lubang lain searah jarum jam dan berlanjut jika biji terakhir jatuh di depannya. Di akhir permainan, pemain yang memiliki biji terbanyak akan menjadi pemenang.
Permainan ini melatih anak-anak untuk menyusun strategi, melatih fokus dan kemampuan berhitung, hingga keterampilan sosial.
6. Cublak Cublak Suweng
Cublak Cublak Suweng adalah permainan tradisional yang telah berkembang sejak lama. Permainan ini biasanya akan dimainkan oleh 3-5 anak, yang salah satunya akan berperan sebagai Pak Empo.
Pak Empo akan bertugas menelungkup di mana pemain yang lain akan mengitarinya sembari membuka telapak tangan di atas punggung Pak Empo. Pemain lainnya akan menyanyikan lagu akan menyanyikan dengan judul yang sama dan memindahkan batu ke telapak tangan satu sama lain. Saat lirik berada di “Sopo mau sing delekkei”, batu akan disembunyikan di salah satu telapak tangan dan Pak Empo akan bertugas untuk menebak di mana batu berada.
Permainan ini mampu melatih kemampuan sosial, bersikap sportif, dan mendorong anak-anak untuk melestarikan permainan tradisional Indonesia.
7. Injit-Injit Semut
Injit-Injit Semut adalah jenis permainan yang tidak berfokus pada kompetisi, melainkan hanya untuk bersenang-senang sembari bernyanyi bersama.
Jika biasanya permainan menghasilkan pemenang, lain halnya dengan Injit-Injit Semut yang dimainkan hanya untuk bersenang-senang dengan bernyanyi.
Cara bermainnya dimulai dengan duduk melingkar bersama dengan tangan yang disusun bertumpuk satu sama lain. Tangan yang berada di bawah akan dicubit oleh tangan yang ada di atasnya, tetapi cubitan itu tidak berlangsung lama, setiap lagu selesai tangan yang paling bawah akan naik ke puncak dan mencubit yang ada di bawahnya.
Permainan ini mengajarkan arti penting kebahagiaan, bahwa setiap rasa sakit yang kita alami tidak akan berlangsung lama dan berganti dengan hal-hal yang menyenangkan.
8. Hompimpa
“Hompimpa alaium gambreng”
Lirik tersebut erat kaitannya dengan permainan ini. Sembari menyanyikannya, anak-anak akan membolak-balikkan telapak tangan sebagai cara untuk menentukan giliran atau membagi tim dalam suatu permainan. Mereka yang berbeda sendiri akan memperoleh giliran atau yang memiliki persamaan telapak tangan akan berada di tim yang sama.
Selain itu, lirik yang dilantunkan dapat dimaknai sebagai “Dari Tuhan kembali ke Tuhan, mari berteman”. Hal ini mengajarkan kepada anak-anak bahwa segala sesuatu yang kita miliki akan kembali kepada Tuhan.
Mari Bernostalgia Bareng Permainan Tradisional Anak Indonesia!
9. Rangku Alu
Permainan asal NTT ini biasanya dimainkan sebagai rasa syukur terhadap hasil panen yang diperoleh.
Para pemain biasanya akan dibagi menjadi dua tim (penjaga dan pemain). Tim yang menjaga akan menggerakkan bambu sembari bernyanyi untuk menghasilkan harmonisasi yang indah. Sedangkan tim pemain akan melompat masuk ke dalam celah bambu mengikuti irama yang dihasilkan.
Tim pemain dituntut untuk bergerak cepat dengan penuh konsentrasi, karena jika terjepit maka mereka akan bertukar peran dan melakukan permainan seperti semula.
Permainan ini mampu melatih mental, fisik, dan intelektual, serta mengajarkan nilai-nilai harmonis kepada anak-anak.
Permainan ini melatih kemampuan fisik, intelektual, dan mental anak-anak, serta sarat akan nilai-nilai harmonis.
Dengan demikian, permainan tradisional sebagai referensi untuk menyebarkan makna kemerdekaan kepada anak-anak, bahwa merdeka bukan hanya formalitas saja, melainkan juga upaya untuk melestarikan budaya tradisional yang kita miliki. Selamat bermain dan menyelami arti kemerdekaan yang sesungguhnya!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News