Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sigura-Gura adalah pembangkit listrik bawah tanah pertama di Indonesia. Disebut sebagai PLTA bawah air pertama karena pembangkitnya berada di kedalaman 200 meter.
Berada di Desa Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatra Utara, PLTA ini memanfaatkan aliran Sungai Asahan yang bersumber langsung dari Danau Toba dan dibendung di Bendungan Sigura-Gura. Jarak PLTA ini dengan danau vulkanik terbesar di Asia Tenggara itu adalah sekitar 23 km.
Kawan GNFI, Bendungan untuk PLTA Sigura-Gura sudah dibangun di era Presiden Soeharto, tepatnya pada 1978. Bendungan satu ini adalah bagian dari proyek besar nasional dalam pengembangan energi terbarukan. Setelah dikerjakan selama beberapa tahun, akhirnya selesai pada 1981.
Bendungan Sigura-Gura, disebut juga Bendungan Penadah Air Sigura-Gura (Sigura-gura Intake Dam), berfungsi untuk menyuplai sumber air di PLTA Sigura-Gura. Air yang ditampung di sini akan disalurkan ke PLTA dengan empat unit generator.
PLTA Sigura-gura dibangun oleh kontraktor Jepang. Awalnya, Jepang memiliki mayoritas sahamnya. Akan tetapi, pada 2013, PLTA ini resmi dimiliki 100 persen oleh Indonesia.
Uniknya, melansir dari ANTARA Sumsel, Bendungan Sigura-Gura sangat ikonik karena pernah menghiasi uang kertas pecahan Rp100 yang dirilis Bank Indonesia pada 1984. Sayangnya, uang kertas berwarna merah muda itu sudah ditarik dari peredaran pada 1995.
Spesifikasi PLTA Sigura-Gura
Melalui akun Instagram @infogatrik, yang dikelola oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PLTA Sigura-Gura punya kapasitas total sebesar 286 MW. Meskipun demikian, total kapasitas tetap dari empat generator itu adalah 203 MW.
PLTA Sigura-Gura juga dilengkapi dengan pintu pengatur. Pintu ini sangat penting untuk mengatur air yang masuk ke turbin lewat pipa pesat. Tinggi pintu pengatur airnya adalah 7 meter dengan lebar 6 meter.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Elitua Lumbantoruan lewat Repository Universitas HKBP Nommensen (UHN), PLTA ini juga memiliki tangki pendatar dengan tinggi 56,4 meter. Diameternya juga cukup lebar, yakni 12 meter.
Terdapat pipa pesat—terowongan air—yang mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik untuk memutar turbin. PLTA Sigura-Gura turut dilengkapi dengan rumah pembangkit atau power house seluas 1710 m2.
Kawan, ada dua transformator daya (trafo) yang dipakai untuk mendukung kinerja PLTA Sigura-Gura. Trafo ini sangat penting untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian listrik lainnya.
5 Bendungan dengan Kapasitas Terbesar yang Jadi Penyokong PLTA di Indonesia
PLTA Sigura-Gura yang Dukung Produksi Aluminium
PLTA Sigura-Gura dimiliki oleh PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Perusahaan di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini memiliki tiga buah bendungan yang masuk dalam Proyek Asahan 2, yaitu Bendungan Pengatur, Bendungan Sigura-Gura, dan Bendungan Tangga. Kemudian, ada juga dua PLTA, yakni PLTA Sigura-Gura dan PLTA Tangga.
Dua PLTA tersebut berperan sangat penting untuk memasok energi listrik dalam kelangsungan produksi di Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung. Total kapasitas maksimum dari PLTA Sigura-Gura dan PLTA Tangga adalah 603 MW—286 MW di PLTA Sigura-Gura dan 317 MW di PLTA Tangga.
Sebenarnya, tujuan awal pembangunan PLTA ini memang difokuskan untuk mendukung pabrik. Namun, listrik yang dihasilkan PLTA Sigura-Gura juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik karyawan PT. Indonesia Asahan Aluminium, serta area perkantoran di Tanjung Gading dan Paritohan.
Terbesar di Asia Tenggara, Segini Kapasitas PLTA Kayan Cascade di Kaltara
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
