mengenal tradisi pesta laut kago ago dari sulawesi tenggara - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Tradisi Pesta Laut Kago Ago dari Sulawesi Tenggara

Mengenal Tradisi Pesta Laut Kago Ago dari Sulawesi Tenggara
images info

Sejak dahulu kala, laut memiliki hubungan yang sangat erat dengan Indonesia. Sebagai negara dengan luas bidang perairan sebesar ⅔ dari total luas wilayah, membuat laut berperan penting dalam aktivitas masyarakat terutama di bidang perekonomian.

Bahkan hingga saat ini, masyarakat memanfaatkan laut sebagai sumber mata pencaharian seperti menangkap ikan dan berdagang. Mengingat secara geografis, Indonesia dikelilingi oleh perairan-perairan besar dunia.

Eratnya hubungan maritim dengan masyarakat Indonesia, tidak menutup lahirnya sebuah tradisi dari para leluhur. Apalagi, aliran animisme dan dinamisme sangat kental di kalangan masyarakat di masa lampau. Hal ini melahirkan sebuah ritual atau tradisi spiritual yang melibatkan laut. Seiring waktu, tradisi-tradisi ini mengalami penyesuaian yang menjadikan sebuah kearifan lokal.

Baca juga: Petik Laut Tradisi Lampau Sebagai Pendukung Program Ekonomi Biru di Masa Depan

Selain nilai-nilai kearifan lokal, adanya tradisi di kalangan masyarakat juga memperkuat nilai sosial. Terbentuknya hubungan sosial terjadi dari interaksi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari pemuka adat, nelayan, dan masyarakat umum.

Interaksi yang terjadi seperti komunikasi dan gotong royong dalam mempersiapkan tradisi dapat membentuk kebersamaan dan solidaritas sosial. Di sisi lain, sektor pariwisata laut juga memiliki peluang besar karena wisatawan lokal maupun mancanegara kerap kali berkunjung demi menikmati keindahan perairan Indonesia. Wisata tersebut dapat berupa snorkling, tanning, atau menonton tradisi lokal yang diselenggarakan masyarakat di laut.

Salah satu daerah yang tetap eksis melaksanakan tradisi di laut adalah Pulau Sulawesi. Meskipun di tengah gelombang globalisasi, masyarakat setempat tetap melestarikan tradisi yang ada. Salah satu tradisi tersebut yaitu Pesta Laut Kago Ago dari Sulawesi Tenggara.

Diselenggarakan rutin setiap tahun oleh masyarakat Buton sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur terhadap laut yang menjadi sumber kehidupan mereka.

Berdasarkan penelitian Lasaiba et al. pada 2024, pelaksanaan ritual Pesta Laut Kago Ago dimulai dengan menetapkan waktu pelaksanaan berdasarkan perhitungan kalender tradisional. Tanda-tanda alam yang diberikan oleh leluhur menjadi dasar dalam menetapkan tanggal pelaksanaan dan tidak boleh sembarangan. Jika sampai salah hari, dipercaya akan memberikan dampak buruk terhadap laut dan hasil tangkapan masyarakat.

Setelah perhitungan tanggal, masyarakat mulai menyiapkan bahan sesaji antara lain aneka hasil laut, nasi, buah-buahan, dan sebagainya. Prosesi utama dari ritual Kago Ago biasanya melibatkan seorang pemuka adat.

Saat melaksanakan prosesi tersebut, pemuka adat akan memanjatkan doa-doa yang ditujukan kepada leluhur dan kekuatan supranatural yang menguasai laut. Doa-doa ini berupa permohonan untuk perlindungan para nelayan saat melaut, berharap hasil laut melimpah, dan sebagai ungkapan rasa syukur.

Baca juga: Walau Terlilit Utang, Apa Alasan Nelayan Selalu Lakukan Sedekah Laut?

Setelah prosesi doa, sesaji yang telah disiapkan akan dilemparkan ke laut. Kegiatan tersebut menyiratkan komunikasi spiritual antara leluhur dan masyarakat. Selain itu, juga menyimpan makna simbolis konsep timbal balik di mana semua anugerah dari laut harus dikembalikan dalam bentuk persembahan sebagai bentuk syukur.

Konsep tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa masyarakat Buton menyadari pentingnya menjaga keseimbangan ekologis, yang dilakukan dengan menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam demi kelangsungan hidup mereka.

Sikap penghormatan yang dilakukan oleh masyarakat Buton ditunjukkan dalam kewajiban menjaga ketertiban dan kesopanan selama ritual berlangsung. Masyarakat percaya bahwa setiap perilaku yang melanggar ketentuan tersebut dapat mengakibatkan gangguan dari kekuatan supranatural.

Sikap ini merupakan salah satu bentuk kearifan lokal setempat dalam memandang dan memperlakukan lingkungan sekitar. Di mana kepercayaan adanya roh di laut yang harus dihormati dan dilindungi, memberikan dampak positif karena masyarakat tidak akan melakukan tindakan yang merusak ekosistem laut.

Baca juga: Dari Pemberian Nama Hingga Silaturahmi, Inilah Ritual-Ritual Masyarakat Buton

Tradisi Pesta Laut Kago Ago memiliki berbagai nilai di dalamnya, antara lain kearifan lokal, sosial, ekologis, dan religiusitas. Selain sebagai ritual, tradisi ini turut menjaga kelestarian laut dan sarana masyarakat dalam menyampaikan nilai-nilai serta simbol-simbol budaya yang akan diwariskan secara turun temurun agar tidak punah.

Bagi masyarakat Buton, laut dianggap sebagai warisan yang harus dilindungi dan dijaga kelestariannya agar para generasi mendatang dapat selalu menikmati berkah yang sama. Di sisi lain, sesuai dengan konsep keberlanjutan, tradisi Pesta Laut Kago Ago mengingatkan manusia untuk tidak melakukan eksploitasi laut dan menjaga kelestarian alam.

Di tengah modernisasi saat ini, tradisi-tradisi yang dilakukan masyarakat dihadapkan oleh tantangan pergeseran nilai dan adanya komersialisasi “pertunjukan” tradisi untuk pariwisata yang dapat mengurangi nilai sakral.

Masyarakat perlu mendapatkan pemberdayaan dan pemahaman mendalam terkait nilai spiritual dan budaya suatu tradisi sebagai warisan yang harus dijaga. Selain itu, sebagai identitas dan kearifan lokal suatu daerah yang tidak dapat ditemukan di daerah lain. Serta menjadi salah satu upaya dalam menjaga hubungan antara manusia dengan alam.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.