Nguber Drummer adalah komunitas drummer Indonesia yang digagas oleh Bowie Champa dan Yandi Andaputra. Nama "Nguber Drummer" sendiri adalah singkatan cerdas dari "ngulik bersama drummer," mencerminkan semangat eksplorasi dan kolaborasi antarsesama penabuh drum.
Komunitas Nguber Drummer berawal dari kumpul-kumpul santai saat pandemi Covid-19. Namun, seiring waktu komunitas ini terus berkembang dan menjadi sebuah gerakan masif yang menggandeng drummer seluruh Indonesia.
Bagi Bowie dan Yandi, keberadaan Nguber Drummer bisa menjadi wadah pembelajaran bagi mereka yang masih awam dalam bermusik. Semisal apa yang mesti diasah terlebih dulu pemusik pemula, teknik atau karakter?
Tahu Arah Bermusik
Mereka yang mendalami dunia musik – khususnya di alat perkusi seperti drum – sejatinya mesti memiliki pilihan untuk dikedepankan, mengasah teknik atau karakter untuk menjadi lebih andal. Menurut Bowie dan Yandi dua-duanya bagus jalan beriringan, tetapi karakter bermusik lebih baik yang didahului terlebih dulu agar lebih memiliki corak kepribadian sedari awal.
“Dua-duanya penting. Tapi kalau mana duluan yang didahulukan membangun karakter dulu. Karakter musik misalnya dari sisi drummer, mau jadi drummer rock, jazz, tahu dulu ke mana,” kata Yandi kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Sementara, Bowie lebih lanjut beranggapan teknik dan karakter harus saling melengkapi. Namun, tetap pemusik harus menentukan aliran apa yang akan diambil sejak awal, karena di situlah karakter bermusik akan terbentuk yang diikuti dengan ketekunan dan teknik yang lebih terasah.
“The most important thing is the character. Karena itu seperti kayak sebaik-baiknya manusia hidup adalah yang mengerti tujuan hidup,” ucap Bowie.
Jantung Musik
Sebelumnya, Yandi dan Bowie mengungkapkan keluh kesahnya tentang citra seorang drummer di mata masyarakat. Menurut keduanya, penabuh drum kerap dipandang sebelah mata dalam sebuah komponen grup musik. Contohnya dalam sebuah band, penabuh drum biasa ditempatkan di belakang yang bagi awam peran mereka tidak terlihat dalam sebuah pertunjukan.
Kegelisahan akan hal tersebut dimiliki Bowie dan Yandi selaku founder Nguber Drummer. Keduanya pun mengakui citra seorang penabuh drum kurang diakui meskipun sejatinya mereka lah pemberi denyut dalam bermusik.
“Biasanya drummer tuh diremehkan karena selalu di belakang. Padahal drummer tuh jantung dari musik dan semua juga mengakui kalau drummer-nya kacau, satu band kacau. Jadi kita menaikkan marwah drummer,” ucap Yandi.
Kehadiran Nguber Drummer tidak hanya gebak-gebuk dalam sebuah pementasan. Ada harapan lain dari Bowie dan Yandi untuk memberi pengajaran soal teknik melalui program latihan.
“Di Indonesia kan harus kreatif ya. Kita lakukan biar orang tuh enggak Cuma sekadar main drum ngono-ngono wae, berisik. Jadi harus ada pengembangannya dan harus buka kepala orang, ngebuka mindset orang,” ujar Bowie menambahkan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News