bukan cuma minangkabau suku di negara negara ini juga ada yang menganut sistem matrilineal - News | Good News From Indonesia 2025

Bukan Cuma Minangkabau, Suku di Negara-negara Ini Juga Ada yang Menganut Sistem Matrilineal

Bukan Cuma Minangkabau, Suku di Negara-negara Ini Juga Ada yang Menganut Sistem Matrilineal
images info

Suku Minangkabau di Sumatra Barat terkenal sistem matrilinealnya yang masih lestari hingga saat ini. Matrilineal adalah sistem kekerabatan yang mengatur garis keturunan diambil dari pihak ibu.

Sistem ini sangat berbeda dengan patrilineal—garis keturunan ayah—yang lumrah ditemukan di Indonesia dan dunia. Suku Minangkabau adalah contoh penggunaan sistem matrilineal terbesar di dunia. Di sini, aset-aset besar, mulai dari properti, tanah, dan warisan lainnya akan diturunkan ibu pada anak perempuannya.

Laki-laki ditempatkan sebagai pemelihara dan pelindung keluarga. Tak hanya itu, sifat perkawinan di Minangkabau adalah matrilokal atau suami ikut pulang ke rumah istri.

Kawan GNFI, selain di Indonesia, sistem matrilineal ternyata juga diterapkan di beberapa wilayah, seperti Afrika, Asia, dan Amerika. Penerapannya pun berbeda-beda, tergantung adat dan budaya masing-masing suku.

Suku di Negara Lain yang Menerapkan Sistem Matrilineal

Melansir dari berbagai sumber, di bawah ini adalah contoh suku dari negara-negara lain yang menggunakan sistem matrilineal selayaknya masyarakat Minangkabau:

1. Suku Asante, Ghana

Suku Asante mengakui garis keturunan berasal dari ibu. Namun, anggota garis keturunan dari keluarga di sini akan saling membantu. Mereka percaya bahwa tiap individu terdiri dari dua elemen, yaitu darah ibu dan roh dari ayah.

Hak atas tanah, properti, jabatan, dan gelar ditentukan dari pihak ibu. Bahkan, peran perempuan dewasa di sini juga sangat terlihat lewat jabatan-jabatan penting, seperti obaapanin (tetua perempuan) dan ohemaa (ratu) yang kedudukannya lebih tinggi dari kaum Adam.

Melansir dari 101lasttribes.com, terdapat sekitar 4,7 orang Asante yang tinggal di empat wilayah Ghana. Istimewanya, para gadis sering menggunakan perhiasan berwarna emas atau kuning. Dikatakan jika hal ini melambangkan kebangsawanan, keberlangsungan hidup, dan kekayaan. Unik, ya!

2. Suku Khasi, India

Perempuan tidak hanya menempati ruang, mereka mendominasinya. Kalimat ini sekiranya cocok untuk menggambarkan suku Khasi di India.

Di sini, anak-anak menerima nama belakang ibu mereka, para suami juga ikut pindah ke rumah istri setelah menikah, anak-anak perempuan pun akan mewarisi harta keluarganya. Bahkan, jabatan kepala rumah tangga juga diemban oleh wanita.

Melalui BBC, anak perempuan punya kebebasan untuk tinggal di rumah leluhur mereka atau pindah. Namun, ada pengecualian bagi anak bungsu yang diharuskan menjaga properti keluarga (ka khadduh). Anak bungsu perempuan ini umumnya bakal merawat orang tua dan menjadi kepala rumah tangga setelah kematian ibunya.

3. Suku Nayar, India

Suku Nayar dikenal juga dengan Nair. Mereka tinggal di negara bagian Kerala. Mereka dianggap sebagai contoh klasik dari sistem matrilineal.

Perempuan di sini memiliki peran penting, garis keturunan dan kekuasaan sosial-ekonomi dipegang oleh wanita. Dari library.fiveable.me, dijelaskan bahwa ada praktik bernama sambandham—pernikahan sementara yang memungkinan wanita punya banyak pasangan tanpa stigma sosial.

Harta benda dan warisan akan dimiliki perempuan. Wanita-wanita juga bertanggung jawab untuk urusan rumah tangga dan perdagangan.

4. Suku Mosuo, Tiongkok

Sama seperti Minangkabau, Suku Mosuo juga masih eksis saat ini. Komunitas ini kecil, konon hanya sekitar 40.000 jiwa saja.

Perempuan-perempuan di sini bak kepala rumah tangga. Para wanita memegang kendali atas nama properti dan nama marga yang diwariskan untuk anak perempuan mereka.

Dikenal sebagai ‘Kerajaan Perempuan’, peran wanita di suku ini sangat dihormati. Ada pepatah yang mengatakan kalau mereka tak takut kekurangan anak laki-laki. Anak perempuan dianggap lebih penting karena mereka adalah ‘akar’-nya.

Uniknya, suku minoritas ini punya tradisi walking marriage atau pernikahan berjalan. Perempuan bebas untuk memilih pasangan mereka.

Tidak ada ikatan pernikahan juga di antara pasangan-pasangan itu, hanya berdasarkan kasih sayang saja. Anak-anak yang lahir dari hubungan semacam ini akan diasuh oleh pihak keluarga ibu.

5. Suku Bribri, Kosta Rika dan Panama Utara

Sama halnya dengan sistem matrilineal suku lain, perempuan di sini mewarisi tanah dan mengambil garis keturunan keluarga. Nenek Suku Bribri dianggap sebagai penentu tradisi dan pengetahuan.

Laki-laki juga punya peran penting, tetapi mereka tidak diizinkan untuk mewariskan pengetahuan dan pekerjaan pada anak laki-laki mereka. Alih-alih kepada darah dagingnya sendiri, warisan pengetahuan itu hanya diberikan pada anak laki-laki dari kerabat perempuan mereka.

Perempuan Suku Bribri diberi hak untuk melakukan ritual dan menyiapkan kakao dalam ritual suci Bribri. Tentu ini sangat unik karena ‘menentang’ pandangan tradisional tentang dominasi yang selama ini umum dilakukan oleh laki-laki.

Suku-suku di atas adalah contoh beberapa komunitas di dunia yang menggunakan sistem matrilineal. Sistem unik ini menjadikan perempuan untuk menjadi sosok berdaya dan memiliki peran penting selayaknya laki-laki.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.