Meskipun berbagai penyakit sudah berhasil dikendalikan, malaria tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, Indonesia termasuk negara endemis malaria dengan total 443.530 kasus. Menariknya, sekitar 89% kasus positif malaria berasal dari Provinsi Papua, menjadikannya wilayah dengan penyebaran tertinggi di Tanah Air.
Kondisi ini menunjukkan bahwa malaria tetap menjadi tantangan kesehatan di Indonesia yang membutuhkan penanganan serius. Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang untuk memahami penyebab malaria, mengenali gejalanya sejak dini, serta mengetahui langkah-langkah efektif untuk mencegah penularannya.
Baca Juga: Indonesia Jadi Contoh Penanganan Malaria Terbaik di Asia Pasifik, Sejauh Mana Pencapaiannya?
Apa Itu Malaria dan Bagaimana Penularannya?
Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Jenis nyamuk ini biasanya aktif menggigit pada waktu sore hingga pagi hari. Nyamuk ini berkembang biak di lingkungan yang lembab, terutama pada area dengan genangan air.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, terdapat beberapa jenis parasit malaria yang menyerang manusia, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, dan Plasmodium malariae. Dari keempat jenis parasit penyebab malaria, Plasmodium falciparum dikenal paling berbahaya karena mampu berkembang sangat cepat dan berisiko tinggi menimbulkan komplikasi serius pada penderitanya.
Penularan malaria terjadi saat nyamuk yang membawa parasit menggigit manusia dan mentransfer parasit tersebut ke dalam aliran darah. Parasit kemudian menuju hati, berkembang biak, dan menyerang sel darah merah. Selain melalui gigitan nyamuk, penularan juga bisa terjadi melalui transfusi darah, transplantasi organ, serta dari ibu hamil ke janin.
Gejala Malaria yang Harus Diwaspadai
Gejala malaria sering kali mirip dengan flu atau demam berdarah, sehingga mudah terabaikan. Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, gejala umum yang harus diwaspadai meliputi:
- Demam tinggi yang datang secara berkala
- Menggigil dan berkeringat
- Sakit kepala dan nyeri otot
- Mual, muntah, dan diare
- Kelelahan ekstrim
- Anemia (karena rusaknya sel darah merah)
- Pembesaran limpa atau hati pada kasus berat
Jika tidak ditangani dengan cepat, malaria dapat menimbulkan komplikasi serius seperti gagal ginjal, kejang, koma, bahkan kematian, terutama pada anak-anak dan ibu hamil.
Cara Mencegah Malaria
Mencegah malaria jauh lebih mudah dan murah dibanding mengobatinya. Beberapa langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan antara lain:
Menghindari gigitan nyamuk
Gunakan kelambu berinsektisida saat tidur, terutama di daerah endemis. Kelambu ini terbukti efektif melindungi dari gigitan nyamuk malam hari.
Menggunakan obat antimalaria (profilaksis)
Bagi yang akan bepergian ke daerah endemis, disarankan mengonsumsi obat pencegahan sesuai resep dokter.
Memakai pakaian tertutup dan lotion anti-nyamuk
Saat berada di luar rumah pada malam hari, gunakan pakaian lengan panjang dan lotion pengusir nyamuk untuk meminimalisir risiko gigitan.
Membersihkan lingkungan
Pastikan lingkungan sekitar bebas dari genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk penyebab malaria. Jika diperlukan, lakukan penyemprotan insektisida atau fogging secara berkala untuk mencegah penyebaran penyakit.
Edukasi dan skrining aktif di wilayah endemis
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerjasama dalam deteksi dini serta pengobatan cepat agar rantai penularan bisa diputus.
Cara Mengobati Malaria
Saat seseorang terinfeksi malaria, penanganan medis harus dilakukan secepat mungkin dengan pengobatan yang sesuai. Umumnya, pengobatan malaria melibatkan penggunaan obat antimalaria seperti klorokuin, artemisinin, atau kombinasi obat lainnya, tergantung pada jenis parasit yang menyerang dan tingkat keparahan kondisi pasien.
Pengobatan malaria harus dilakukan berdasarkan hasil diagnosis laboratorium seperti pemeriksaan darah tepi atau rapid test malaria. Penanganan sedini mungkin penting untuk mencegah komplikasi dan penyebaran lebih lanjut.
Dalam beberapa kasus malaria berat, pasien mungkin perlu dirawat inap dan mendapatkan terapi cairan serta transfusi darah jika terjadi anemia berat. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak menunda pemeriksaan jika mengalami gejala mencurigakan, apalagi setelah bepergian ke daerah rawan malaria.
Meski sudah banyak upaya dilakukan, malaria masih menjadi ancaman nyata di Indonesia. Mengenal gejala, cara penularan, serta upaya pencegahan dan pengobatan malaria adalah langkah penting dalam melindungi diri dan keluarga. Pencegahan seperti menggunakan kelambu, menjaga kebersihan lingkungan, serta deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa.
Dengan kesadaran kolektif dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai target bebas malaria di masa mendatang. Jangan abaikan demam atau gejala mirip flu setelah bepergian, bisa jadi itu tanda malaria. Segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat dan lindungi dirimu dari penyakit yang satu ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News