Pasukan khusus merupakan satuan militer yang dilatih untuk melaksanakan operasi khusus. Pasukan ini secara khusus ditunjuk, diorganisisr, dipilih, dilatih, dan diajari dengan teknik dan metode operasi yang tidak konvensional.
Pasukan khusus biasanya bertugas untuk melakukan pengintaian dan pengawasan khusus di lingkungan yang tidak bersahabat, melakukan operasi kontra-terorisme, melaksanakan sabotase dan penghancuran, menyelamatkan sandera, dan tugas berat lainnya.
Daftar Pasukan Khusus TNI dan Tugasnya
Di Indonesia, Pasukan Khusus TNI terbagi menjadi 6 macam, diantaranya:
Kopassus - TNI AD
Komando Pasukan Khusus, juga dikenal sebagai Korps Baret Merah. Kopassus adalah salah satu pasukan paling kuat di TNI AD. Mereka adalah Komando Tempur Utama TNI AD, sehingga para anggota Kopassus bukanlah orang sembarangan.
Prajuritnya telah dilatih secara menyeluruh untuk memiliki kemampuan dan keterampilan khusus, baik secara fisik, taktik, dan mental, serta teknik yang diperlukan untuk menjalankan operasi tertentu yang terkait dengan tugas yang ditugaskan.
Kopaska - TNI AL
Baret berwarna merah marun adalah ciri khas prajurit Kopaska. Prajurit Kopaska ditugaskan untuk melakukan operasi rahasia. seperti menyerbu pangkalan dan kapal musuh, menghancurkan instalasi bawah air, menyiapkan pertahanan pantai, dan melakukan operasi pendaratan berkekuatan amfibi
Prajurit Kopaska bertugas di puncak gunung, bukan hanya di laut. Semboyan Kopaska adalah Tan Hana Wighna Tan Sirna, yang berarti tidak ada hambatan yang tidak dapat diatasi.
Pasukan elit TNI ini berhasil dalam berbagai operasi militer, termasuk pembebasan Papua Barat, Operasi Khusus Kikis Bajak, dan Operasi Khusus Lusitania Expresso, serta menjaga situs penting di lepas pantai Oil Rig.
Kopasgat - TNI AU
Komando Pasukan Gerak Cepat, juga dikenal sebagai Kopasgat, adalah satuan tempur darat yang memiliki kemampuan untuk bertempur dengan tiga matra: udara, laut, dan darat. Setiap anggota harus memiliki kualifikasi parakomando, juga dikenal sebagai parako, untuk dapat melakukan tugas secara profesional. Mereka juga harus memiliki kemampuan khusus dalam kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
Sebagai pasukan pemukul, kopasgat dapat digunakan di mana saja, baik hutan, kota, rawa, sungai, maupun laut. Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD), yang mencakup merebut dan mempertahankan pangkalan, serta menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan, adalah salah satu tugasnya yang tidak dimiliki oleh pasukan khusus lain.
Sebagai pasukan matra udara, kopasgat selalu siap dalam melaksanakan segala misi operasi militer perang maupun non militer, termasuk operasi perang, perebutan sasaran, pertahanan udara objek strategis, dan operasi khusus matra udara sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.
Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) - TNI AL
Denjaka adalah pasukan khusus TNI Angkatan Laut yang berfokus pada operasi anti teror. Panglima TNI memerintahkan pembentukan Denjaka pada 13 November 1984. Pada awalnya diberi nama Pasukan Khusus AL (Pasusla), dan dirancang untuk menangani setiap ancaman terhadap perairan Indonesia.
Kemampuan fisik prajurit Denjaka berpusat di laut. Mereka diharuskan untuk menguasai keterampilan seperti mencapai sasaran melalui teknik lintas udara, menguasai teknik bawah air, dan menguasai teknik lintas atas air senyap. Detasemen Satya Wira Dharma adalah satuan anti-teror di bawah komando pelaksana Korps Marinir. Seragam hitam dengan baret ungu adalah ciri khas pasukan ini.
Tontaipur - TNI AD
Satuan Peleton Intai Tempur, juga dikenal sebagai Tonaipur, adalah satuan khusus yang berada di bawah Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Prajuritnya memiliki keahlian unik, yaitu melakukan sabotase secara rahasia ke jantung musuh.
Tontaipur dibuat untuk melakukan operasi militer di segala tempat, seperti laut, hutan, gunung, rawa, bahkan kota. Tontaipur dilengkapi dengan berbagai senjata api, termasuk senapan, pistol, sniper, dan bahkan jarum beracun.
Batalyon Intai Amfibi - TNI AL
YonTaifib adalah satuan khusus elit di bawah Korps Marinir yang berfokus pada pengawasan amfibi dan khusus. Anggota YonTaifib harus memenuhi kriteria kesehatan, mental, dan fisik.
YonTaifib didirikan pada 13 Maret 1961 untuk melakukan pengintaian darat dan operasi khusus untuk operasi pendaratan amfibi. Ini juga merupakan salah satu satuan tugas TNI AL lainnya.
Ciri khas Yontaifib adalah prajuritnya memakai baret ungu yang sama seperti Marinir. Namun, Yontaifib berbeda dari Marinir yang biasanya menggunakan Brevet "Tri Media" di samping Pataka Korps Marinir.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News