Meski musik pop, K-Pop, hingga EDM ramai didengar di playlist anak muda, lagu daerah nyatanya masih punya tempat di hati. Bahkan, sejumlah lagu tradisional kembali viral berkat kreativitas digital anak muda.
Di tengah laju pesatnya teknologi dan arus globalisasi budaya, eksistensi lagu daerah sempat dipertanyakan. Namun, justru dalam beberapa tahun terakhir, lagu-lagu berbahasa daerah kembali mencuri perhatian publik terutama generasi muda.
Mereka tidak hanya mendengarkan, tetapi juga menciptakan konten kreatif dengan nuansa tradisi. Fenomena ini menunjukkan bahwa musik daerah bukanlah peninggalan masa lalu yang ditinggalkan, melainkan bagian dari identitas yang terus tumbuh.
Tren ini bukan sekadar nostalgia, melainkan bentuk kebanggaan dan identitas lokal yang dikemas kekinian. Yuk, kita bahas 6 alasan kenapa lagu daerah tetap relevan di era digital ini!
Lirik dan Makna yang Dekat dengan Kehidupan Sehari-hari
Lagu daerah sering kali menyuarakan pengalaman dan emosi yang relatable bagi anak muda: rindu kampung halaman, semangat gotong royong, atau kesederhanaan hidup. Misalnya, lagu Jawa seperti Suwe Ora Jamu mengandung pesan tentang pertemuan dan perpisahan yang dekat dengan realita percintaan remaja.
Menurut GoodStats, meski musik pop mendominasi, sekitar 38 persen responden masih mendengarkan lagu berbahasa daerah sebagai pengingat akar budaya dan nilai hidup.
Viral di Media Sosial: TikTok Jadi Panggung Baru
Media sosial berperan besar dalam membangkitkan kembali lagu-lagu tradisional. Banyak lagu daerah di-remix dan digunakan sebagai latar video TikTok, Reels, hingga Shorts. Tantangan dance atau video lucu dengan iringan musik tradisional membuat generasi muda lebih familiar dan tertarik.
Penelitian yang dipublikasikan di arXiv menyebutkan bahwa TikTok terbukti meningkatkan penelusuran lagu-lagu lokal di Google Trends, bahkan untuk lagu-lagu yang sebelumnya dianggap "kuno" oleh generasi muda.
Lagi Hilang Arah? Berikut 10 Lagu untuk Refleksi Diri
Aransemen Kekinian Membuat Lagu Daerah Semakin Asyik
Musisi muda kini banyak yang menggabungkan alat musik tradisional dengan EDM, lo-fi, jazz, atau bahkan hip hop. Kolaborasi lintas genre ini membuat lagu daerah terasa lebih segar. Contohnya, konser "A Melody of Archipelago" di Jakarta (Mei 2025) membawakan Gundul-Gundul Pacul dalam format paduan suara dan jazz.
Kompas.com melaporkan bahwa aransemen seperti ini tidak hanya memperluas audiens, tetapi juga membuktikan bahwa musik tradisional bisa fleksibel tanpa kehilangan identitas.
Simbol Identitas dan Kebanggaan Lokal
Di tengah globalisasi, anak muda justru ingin menunjukkan asal-usul dan budaya mereka. Lagu daerah menjadi simbol ekspresi diri. Beberapa komunitas mahasiswa di Yogyakarta dan Bandung mulai menggunakan lagu daerah dalam kegiatan kampus, pementasan, hingga konten kreatif.
Didorong Pendidikan dan Inisiatif Komunitas
Tak sedikit sekolah dan kampus yang kini mulai memasukkan lagu daerah dalam kurikulum seni atau kegiatan ekstrakurikuler. Di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), misalnya, mahasiswa menciptakan video klip interaktif lagu daerah untuk promosi budaya lokal.
Langkah ini dinilai efektif membangkitkan minat generasi muda sekaligus mengembangkan industri kreatif lokal.
Lagu 'Hari Baru' Jingle MPLS Ramah 2025, Ini Lirik dan Link Unduhnya
Mudah Diakses Lewat Streaming Digital
Platform seperti YouTube, Spotify, hingga JOOX kini memuat ribuan lagu daerah dalam berbagai versi. Bahkan, beberapa lagu lokal seperti Bungong Jeumpa dan Ampar-Ampar Pisang masuk dalam playlist resmi "Musik Tradisional Indonesia".
Karya gabungan lokal seperti Garam & Madu oleh Naykilla berhasil menduduki puncak tangga lagu di Indonesia, menandakan bahwa unsur tradisional masih bisa relevan dan komersial.
Lagu daerah bukan hanya artefak budaya, tetapi ruang kreatif yang terus hidup berkat generasi muda. Lewat digitalisasi, remix, media sosial, dan semangat lokal, lagu-lagu tradisional makin menjangkau hati dan layar anak muda Indonesia.
Daripada sekadar jadi kenangan, lagu daerah kini jadi bagian gaya hidup, identitas, sekaligus ekspresi artistik baru. Sudah saatnya kita bangga menyanyikan lagu-lagu dari tanah kelahiran kita sendiri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News