sastrawan bali di pusaran dunia sastra indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Sastrawan Bali di Pusaran Dunia Sastra Indonesia

Sastrawan Bali di Pusaran Dunia Sastra Indonesia
images info

Dunia sastra Indonesia tidak pernah kehabisan sastrawan dari berbagai daerah. Bali menjadi salah satu daerah yang cukup banyak melahirkan para sastrawan dengan karya-karyanya yang khas.

Kira-kira siapa saja ya sastrawan-sastrawan dari Bali itu? Langsung saja kita bahas!

Anak Agung Nyoman Pandji Tisna

Sastrawan dari Bali bernama AnakAgung Nyoman Pandji Tisna lahir tahun 1908 di Singaraja, Bali.

A.A. Pandji Tisna merupakan anak raja Buleleng ke sepuluh yaitu Anak Agung Djelantik. Pandji Tisna menempuh pendidikan di HIS Singaraja dan melanjutkan sekolah ke MULO di Jakarta. Setelah lulus dari MULO ia kembali ke kampungnya dan mendirikan sekolah pribumi. Pandji Tisna sebagai seorang intelektual menguasai bahasa Inggris, Belanda, dan Prancis.

Di dunia sastra Indonesia, Pandji Tisna dianggap sebagai sastrawan yang pertama kali memperkenalkan kehidupan budaya Bali dalam bentuk prosa.

Novel pertamanya berjudul Ni Rawit Ceti Penjual Orang yang terbit tahun 1935. Dalam buku Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern, dituliskan bahwa novel ini bercerita tentang kekacauan politik di Bali abad 17-19 saat orang-orang Bali dijual sebagai budak kepada Belanda. Pada tahun 1982, novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Prof. Toshiki Kasuya.

Novel keduanya berjudul Sukreni Gadis Bali terbit setahun setelah novel pertamanya. Novel ini memiliki cerita yang senada dengan novel pertamanya yaitu penjualan orang. Namun di novel ini diceritakan seorang ibu yang menjual anaknya sendiri dan tak lama sang ibu mendapatkan karma dari perbuatannya.

Merujuk laman Aswaja Dewata, memang pada masa itu di Bali telah banyak terjadi ekspor budak yang dilakukan oleh orang Cina tapi tetap melibatkan para raja Bali yang memberi akses serta mendapatkan banyak keuntungan.

Selama karier kepenulisannya, Pandji Tisna telah menulis lima novel yang berlatar tempat di Bali dan kekhasan budaya serta problematika di Bali.

Daftar karya Pandji Tisna:

  1. Ni Rawit Ceti Penjual Orang (Novel, 1935)
  2. Sukreni Gadis Bali (novel, 1936)
  3. I Swasta Setahun di Bedahulu (novel, 1938)
  4. Dewi Karuna (novel, 1941)
  5. I Made Widiadi (novel, 1957)

Putu Oka Sukanta

Putu Oka Sukanta lahir tahun 1939. Ia memulai karier sebagai sastrawan di tahun 1950 dan menjadi bagian dari anggota Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Ia banyak menulis di majalah Harian Rakyat dan Zaman Baru. Namun, di tahun 1966 ia menjadi tahanan politik karena tergabung dalam Lekra. Selama 10 tahun ia dipenjara tanpa diadili di Lapas Salemba.

Dalam buku Ensiklopedia Sastrawan Indonesia Jilid 2, disebutkan jika Putu Oka Sukanta menulis dengan tema kehidupan orang-orang dalam penjara dan tentang rakyat kecil sebagai korban kebijakan politik Orde Baru.

Putu Oka menulis cerita anak, puisi, cerpen dan novel. Ia telah menulis tujuh buku yang terbit dari tahun 1980 sampai 2000. Karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Jerman.

Namun, buku-bukunya telah banyak dimusnahkan oleh rezim Orde Baru. Meskipun begitu, ia bertekad untuk tetap menulis karena baginya itu adalah sebuah perjuangan hidup.

Artikel terkait: Mengenalkan Kembali Siti Rukiah, Sastrawan yang Dipaksa Berhenti Menulis di Masa Orde Baru

Daftar buku-buku Putu Oka Sukanta:

  1. Belog (cerita anak, 1980)
  2. Selat Bali (kumpulan puisi, 1982)
  3. Salam: Greeting (kumpulan puisi dwi bahasa, 1985)
  4. Tembang Jalak Bali (kumpulan puisi dwi bahasa, 1986)
  5. Luh Galuh (kumpulan cerpen, 1987)
  6. Keringat Mutiara (novel, 1991)
  7. Merajut Harkat (novel, 2000)
  8. Di atas siang di bawah malam (2011)
  9. Istana Jiwa: Langkah Perempuan di Celah Aniaya (novel sejarah, 2012)
  10. Taksu Puisi (kumpulan puisi, 2020)

Oka Rusmini

Ilustrasi sastrawan Bali | Foto: dokumentasi pribadi dari buku Ensiklopedia Sastrawan Indonesia jilid 1-3
info gambar

Ida Ayu Oka Rusmini lahir tahun 1967 di Jakarta dari keluarga Hindu kasta Brahmana. Oka Rusmini merupakan lulusan Universitas Udayana Bali dan bekerja di harian Bali Post. Setelah menikah dan menjadi mualaf, ia dibuang dari adat dan kastanya.

Berdasarkan buku Ensiklopedia Sastrawan Indonesia Jilid 3, Oka Rusmini banyak menuliskan karya yang merupakan sebuah kritik dan perlawanan terhadap budaya patriarki dalam adat Bali. Ia telah menghasilkan kurang lebih 10 buku dalam bentuk kumpulan cerpen, novel, dan puisi.

Dalam salah satu novelnya yang berjudul Tarian Bumi, ia menempatkan tokoh perempuan Bali yang berjuang dan melawan tekanan adat dari masyarakat di sekitarnya. Novel ini juga yang membawa namanya dikenal luas di dunia sastra Indonesia. Novel Tarian Bumi berhasil meraih penghargaan dari Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003.

Oka Rusmini menjadi simbol perlawanan perempuan melalui tulisan. Ia menuliskan banyak ketidakadilan terhadap perempuan yang dibalut dengan budaya dan adat setempat.

Baca juga: Perempuan Penulis dalam Sejarah Sastra Indonesia

Daftar karya Oka Rusmini:

  1. Monolog Pohon (kumpulan cerpen 1997)
  2. Tarian Bumi (Novel, 2000)
  3. Sagra (novel, 2001)
  4. Kenanga (novel, 2003)
  5. Patiwangi (kumpulan puisi, 2003)
  6. Warna Kita (kumpulan cerpen, 2007)
  7. Tempurung (novel, 2010)

Putu Wijaya

I Gusti Ngurah Putu Wijaya lahir tahun 1944 di Puri Anom, Tabanan, Bali. Ia adalah keturunan dari tokoh bangsawan Puri Anom dan menghabiskan masa kecilnya di lingkungan bangsawan Bali.

Putu Wijaya merupakan lulusan fakultas Hukum UGM tahun 1969. Lalu, ia merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai wartawan di media Ekspres, Tempo, dan Zaman. Selain sebagai sastrawan ia juga dikenal sebagai penulis skenario teater dan sutradara.

Sebagai sastrawan, ia telah menghasilkan kurang lebih 30 novel dan 500 cerpen. Novel-novelnya dianggap sebagai novel bergenre absurd yang dapat disandingkan dengan novel absurd karya pengarang luar negeri.

Tiga judul novelnya yang bergenre absurd yaitu Telegram, Stasiun, dan Sobat. Dua novel terakhir mengangkat masalah krisis jiwa tokoh utama dalam cerita. Sedangkan novel Telegram bercerita tentang rangkaian peristiwa dan halusinasi yang dialami tokoh utama.

Daftar karya Putu Wijaya:

  1. Telegram (novel, 1972)
  2. Pabrik (novel, 1976)
  3. Stasiun (novel, 1977)
  4. Tiba-tiba Malam (novel, 1977)
  5. Keok (novel, 1978)
  6. Bom (kumpulan cerpen, 1978)
  7. Nyali (novel, 1983)
  8. Perang (novel, 1995)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.