melihat peranan bank sentral dalam ekonomi indonesia lewat hari bank indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Melihat Peranan Bank Sentral dalam Ekonomi Indonesia Lewat Hari Bank Indonesia

Melihat Peranan Bank Sentral dalam Ekonomi Indonesia Lewat Hari Bank Indonesia
images info

Di tengah panasnya isu ekonomi Indonesia, bank-bank di Indonesia masih mempunyai pamor dan diandalkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia pernahkah Kawan GNFI berpikir, sejauh mana peran bank dalam mengatur perekonomian Indonesia?

Bagaimana awalnya, persebaran bank, hingga ekosistem perbankan Indonesia? Itulah mengapa pentingnya kita merayakan Hari Bank Indonesia.

Awal Mula Perbankan Di Indonesia

Dirayakan setiap tanggal 5 Juli, peringatan ini awalnya adalah bentuk pengingat berakhirnya dominasi NICA (Belanda) dalam percetakan uang negara. Di hari yang sama juga pada tahun 1946, bank milik Indonesia pertama kali dibangun yakni Bank Negara Indonesia (BNI).

Walau kini menjadi bank komersial negara, tetapi saat didirikan atau setidaknya hingga De Javasche Bank (DJB) dinasionalkan, BNI merupakan bank sentral Indonesia.

Barulah di 1 Juli 1953 DJB bertransformasi dari bank sentral Hindia-Belanda menjadi bank sentral Indonesia. Penetapan ini dijelaskan pada Undang-Undang Nomor 11/1953 tentang pokok bank Indonesia. Melalui UU tersebut juga dijelaskan, BI tidak hanya menjadi bank sirkulasi tetapi juga berperan sebagai bank komersial, melayani pemberian kredit. 

Tidak ada data spesifik terkait kapan pertama kali peringatan Hari Bank Indonesia ditetapkan dan dirayakan. Namun pemilihan tanggal 5 Juli merupakan perujukan momen pertama kalinya bank sentral Indonesia didirikan. Peringatan ini dirayakan sebagai bentuk apresiasi peran bank sentral dalam menjaga kestabilan ekonomi, memastikan stabilitas moneter, hingga mengedukasi kepada masyarakat luas tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Langkah demi langkah Bank Indonesia sebagai bank sentral mengambil peran dalam pembangunan ekonomi hingga menjaga moneter baik dalam nasional maupun internasional, berikut beberapa diantaranya dalam 5 tahun terakhir:

Digitalisasi Sistem Pembayaran

Pertama diperkenalkan pada tahun 2021, pada 2024, layanan BI-FAST mencatatkan pertumbuhan tahunan sebesar 67,79% dengan 785,95 juta transaksi dan sudah mencangkup 87% pangsa pasar nasional. Ini merupakan layanan infrastruktur pembayaran modern yang berfungsi secara real-time selama 24 jam tiap harinya, dirancang demi mendukung kelancaran transaksi pembayaran ritel di Indonesia.

Terafiliasi dengan dompet digital dan mobilebanking di lebih dari 100 bank Indonesia, salah satu target besar BI adalah target transaksi pada tahun 2026 sebesar 1,6 m dan 95% target penetrasi perbankan di Indonesia.

Bersamaan dengan modernisasi di Indonesia, BI juga memiliki peran dalam menerapkan sistem pembayaran QRIS di kancah global. Dimulai dengan uji coba di Thailand pada 17 Agustus 2021, integrasi dengan DuitNow Malaysia di 2023, dan yang terbaru di 2025 sedang diusahakan untuk di China, Korea Selatan, dan India.

Kolaborasi Demi Pengembangan UMKM

Dilansir dari laman Kontan, demi meningkatkan ekonomi nasional, BI terus memperkuat kolaborasi dalam mempercepat akselerasi pengembangan ekonomi keuangan inklusif dan hijau. Upaya ini dilakukan dengan cara pengembangan UMKM untuk memperkuat ketahanan dan mendorong ekonomi nasional.

Dengan bersinergi dengan kebijakan fiskal Pemerintah, BI juga mengambil peran dalam perluasan program digitalisasi UMKM sebagaimana rencana dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk mendorong bangkitnya ekonomi nasional menuju Indonesia maju lebih jauh.

Agenda Pembangunan Solidaritas Antarnegara IsDB

Terbaru di Mei 2025, BI menjadi delegasi Indonesia dalam forum tahunan IsDB di Aljazair sebagai bagian dari Board of Governors (BoG). Dilansir dari laman Bank Indonesia, sebagai negara pemegang saham ketiga terbesar di IsDB, Indonesia berkomitmen mengambil peran aktif mendorong transformasi sistem keuangan global untik lebih adil, kokoh, dan berkelanjutan.

Dalam forum tersebut, Bank Indonesia yang diwakili oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan 5 strategi Indonesia demi mendorong transformasi IsDB yang diantaranya:

  • Mempercepat modernisasi pembayaran di Indonesia
  • Kolektif Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke dalam holding nasional yang terpusat di Danantara 
  • Memperbanyak program sosial seperti pendidikan gratis, memerhatikan gizi, dan penguatan peran koperasi di desa
  • Mendorong sistem pengolahan sumber daya untuk mendorong industrialisasi dan menambah harga jual
  • Menciptakan dan mendorong kerjasama serta rantai pasokan regional dan global

Itulah tadi 3 peranan Bank Indonesia untuk nasional dan global. Menurut Kawan GNFI, apa jadinya ekonomi Indonesia tanpa peranan Bank sentral?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.