skandal startup indonesia dan pelajaran berharga di baliknya - News | Good News From Indonesia 2025

Skandal Startup Indonesia dan Pelajaran Berharga di Baliknya

Skandal Startup Indonesia dan Pelajaran Berharga di Baliknya
images info
  • Di Indonesia, pernah terjadi beberapa skandal yang melibatkan startup.
  • Ada empat pelajaran penting dari skandal tersebut yang bisa dipetik Indonesia.

Skandal yang melibatkan perusahaan rintisan atau startup sudah berkali-kali terjadi di Indonesia. Ada pelajaran berharga di baliknya untuk membangun ekosistem bisnis startup yang lebih beretika dan sehat.

Pada awal 2025, Indonesia dihebohkan oleh kasus pemalsuan laporan keuangan salah satu startup yang bergerak di bidang perikanan, eFishery. Pendiri dan mantan CEO-nya berdalih bahwa itu dilakukan demi "bertahan hidup".

Itu bukan skandal startup yang pertama di Indonesia. Sebelumnya, ada pula skandal lain seperti penipuan dana investasi oleh startup teknologi keuangan (fintech) Koinworks. Sementara itu, startup di bidang keuangan lainnya yakni Investree terlibat kasus penggelapan dana.

Dampak skandal yang melibatkan startup terhadap ekonomi Indonesia tak bisa dipandang remeh. Beberapa di antaranya adakah kerugian dana pinjaman fintech hingga Rp5,1 triliun, turunnya dana investasi pemodal ventura hingga 1 miliar dolar AS, juga devaluasi nilai startup unicorn sebesar Rp224 miliar per-unicorn.

10 Startup dengan Pelopor Anak Muda Indonesia

Pelajaran Berharga dari Skandal Startup

Dari skandal-skandal yang sudah terjadi, ada sejumlah pelajaran berharga yang bisa diambil oleh Indonesia. Menurut guru besar bidang fraud examination Binus University, Gatot Soepriyanto, pelajaran pertama itu adalah bahwa kepemimpinan jadi hal penting dalam menentukan arah perusahaan. Apalagi, skandal-skandal yang terjadi menunjukkan bahwa kecurangannya dilakukan oleh petinggi perusahaan.

"Leadership role memegang peran penting untuk tidak curang dalam sebuah perusahaan." ujar Gatot dalam acara pertemuan bersama Dewan Guru Besar Binus University di Jakarta, Selasa (1/7/2025).

Pelajaran kedua, tata kelola yang buruk bisa memicu resiko sistematik. "Karena startup biasanya mereka cenderung tidak mengelola secara optimal, strukturnya sederhana, kenudian ingin cepat mengambil decision making. Tata kelolanya biasanya tidak secara optimal dimunculkan dengan baik." tutur Gatot.

Kemudian pelajaran ketiga adalah teori fraud triangle masih relevan, terutama ketika menyoal tekanan yang diemban startup di dunia bisnis. Dalam teori fraud triangle yang dikembangkan oleh Donald R. Cressey, dijelaskan bahwa kecurangan dalam suatu organisasi dapat terjadi karena tiga kondisi, yakni tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization).

"Kenapa tekanan atau pressure? Karena yang namanya startup itu selalu mendapatkan apa yang disebut hyper growth pressure. Tekanan untuk berkembang, tekanan untuk segera jadi unicorn, tekanan misal kalau sudah jadi unicorn, untuk bisa terus berkembang. Oleh karena itu, pressure itu yang mendorong banyak startup ini membuat tindakan yang Curang." lanjut Gatot.

Pelajaran terakhir yang disampaikan Gatot adalah masih adanya budaya "fake it until you make it" yang mendorong petinggi startup untuk melakukan kecurangan manipulasi demi membuat seakan-akan perusahannya berkinerja ciamik. "Jadi faktor mendorong yang pada akhirnya perusahaan atau startup melakukan apapun supaya tercapai tujuannya." pungkasnya.

Terbaru, Startup ini Dijuluki sebagai Pahlawan Digital UMKM 2023

 

 

 

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aulli Atmam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aulli Atmam.

AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.