Di tengah maraknya tren literasi keuangan, semakin banyak orang mulai melirik dunia investasi. Salah satu pertanyaan paling umum yang muncul adalah lebih baik investasi saham atau reksadana? Keduanya menawarkan peluang keuntungan, tetapi juga memiliki risiko dan cara kerja yang berbeda.
Dibawah ini akan memberikan panduan lengkap bagi pemula yang ingin mulai berinvestasi, lengkap dengan perbedaan keduanya, aplikasi yang bisa digunakan, serta tips aman agar tetap cerdas dalam mengelola keuangan.
Kenapa Investasi Penting, Bahkan Kalau Masih Pemula?
Investasi bukan hanya untuk mereka yang sudah mapan secara finansial. Justru, memulai sejak dini bisa memberikan keuntungan lebih besar dalam jangka panjang. Dengan berinvestasi, Kawan memberikan kesempatan pada uang Kawan untuk berkembang, melampaui sekadar disimpan di tabungan.
Menurut data Ajaib, semakin dini seseorang mulai berinvestasi, semakin besar potensi compounding atau bunga berbunga yang bisa didapatkan. Apalagi dengan akses digital yang semakin mudah, siapapun termasuk mahasiswa dan karyawan baru bisa mulai investasi dengan modal kecil.
Investasi juga penting untuk mempersiapkan kebutuhan masa depan, seperti dana darurat, biaya pendidikan, bahkan pensiun. Dengan strategi yang tepat, investasi bisa menjadi alat bantu utama dalam mencapai kebebasan finansial.
Perbedaan Investasi Saham dan Reksadana
Sebelum mulai, penting untuk memahami perbedaan dasar antara saham dan reksadana:
Saham
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Jika Kawan membeli saham, berarti kawan menjadi pemilik dari perusahaan tersebut. Keuntungan utama saham berasal dari capital gain (kenaikan harga saham) dan dividen (pembagian keuntungan).
Namun, harga saham sangat fluktuatif dan risikonya cukup tinggi. Oleh karena itu, investasi saham memerlukan pengetahuan, analisis pasar, dan strategi yang tepat.
Reksadana
Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari investor, lalu dikelola oleh Manajer Investasi (MI) untuk ditempatkan di berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau pasar uang. Investor tidak perlu repot menganalisis pasar karena sudah ditangani oleh profesional.
Bagi pemula, reksadana pasar uang merupakan pilihan yang relatif aman dan stabil. Bahkan menurut Ajaib, reksadana pasar uang menjadi salah satu instrumen favorit investor baru karena resikonya rendah, likuid, dan tidak memerlukan modal besar.
Langkah Memulai Investasi Saham dan Reksadana
Berikut langkah-langkah praktis untuk mulai berinvestasi, baik di saham maupun reksadana:
1. Tentukan Tujuan dan Profil Risiko
Pahami terlebih dahulu tujuan investasi Kawan: apakah untuk jangka pendek, menengah, atau panjang. Kemudian, tentukan profil risiko: konservatif, moderat, atau agresif.
2. Pilih Platform atau Aplikasi Investasi Terpercaya
Kini tersedia berbagai aplikasi investasi yang praktis digunakan dan sudah terdaftar di OJK. Beberapa platform populer yang direkomendasikan antara lain:
- Ajaib – cocok untuk pemula yang ingin investasi saham dan reksadana dalam satu aplikasi.
- Bibit – khusus reksadana dengan fitur Robo Advisor.
- Bareksa – platform reksadana dengan pilihan produk yang lengkap.
- Stockbit – fokus pada saham dengan fitur komunitas untuk diskusi dan analisis.
Pastikan aplikasi yang Kawan gunakan sudah terdaftar di OJK dan memiliki ulasan positif dari pengguna.
3. Buka Rekening dan Verifikasi
Ikuti proses registrasi di aplikasi pilihan Anda. Umumnya, Kawan hanya perlu KTP dan nomor rekening bank. Proses verifikasi bisa dilakukan secara online dan cepat.
4. Mulai Investasi dengan Nominal Kecil
Untuk pemula, tidak perlu langsung investasi besar. Di reksadana, Anda bisa mulai hanya dengan Rp10.000. Sementara untuk saham, sesuaikan dengan harga per lot (100 lembar saham).
5. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Pantau kinerja portofolio Kawan secara rutin. Jangan tergoda untuk sering jual-beli jika tujuannya jangka panjang. Konsistensi lebih penting daripada instan.
Tips Aman dan Cerdas untuk Investor Pemula
Agar perjalanan investasi Kawan aman dan memberi hasil optimal, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
1. Hindari FOMO dan Tren Sesaat
Jangan berinvestasi hanya karena ikut-ikutan tren. Lakukan riset terlebih dahulu dan pahami instrumen yang Kawan pilih.
2. Gunakan Dana Menganggur
Gunakan dana yang tidak terpakai dalam waktu dekat untuk investasi, dan hindari memakai uang dari kebutuhan harian atau dana darurat.
3. Diversifikasi Portofolio
Jangan menaruh semua dana di satu instrumen. Campurkan antara saham dan reksadana untuk meminimalkan risiko.
4. Pelajari Dasar-dasar Investasi
Luangkan waktu untuk belajar. Banyak sumber edukasi gratis di internet, termasuk dari platform seperti Ajaib, Bareksa, dan YouTube channel keuangan.
5. Bersabar dan Pikirkan Jangka Panjang
Investasi bukan cara cepat kaya. Dibutuhkan waktu, konsistensi, dan strategi untuk melihat hasil yang signifikan.
investasi saham dan reksadana merupakan pilihan cerdas untuk memulai langkah menuju masa depan finansial yang lebih stabil. Meski masih pemula, Kawan tetap bisa sukses asalkan memahami perbedaannya, memilih platform yang aman, dan menerapkan strategi yang tepat. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai investasi dari sekarang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News