dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja generasi z - News | Good News From Indonesia 2025

Dampak Media Sosial pada Kesehatan Mental di Era Generasi Z

Dampak Media Sosial pada Kesehatan Mental di Era Generasi Z
images info

Kawan GNFI, media sosial adalah platform digital yang memungkinkan pengguna berinteraksi, berbagi, dan membuat konten secara online tanpa batas waktu dan tempat, serta membangun hubungan sosial dalam jaringan virtual.

Penggunaan media sosial yang intens sering kali berdampak sensitif terhadap kesehatan mental remaja. Karena itu, sangat penting bagi remaja untuk memanfaatkan media sosial dengan bijak, serta mendapatkan pengawasan dari orang tua agar efek negatifnya dapat diminimalkan.

Berikut dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja yang perlu kita ketahui:

Paparan Konten Negatif dan Cyberbullying 

Tindakan ini memperbesar kemungkinan untuk melukai diri sendiri dan melakukan usaha bunuh diri sebagai dampak dari stres psikologis yang disebabkan oleh cyberbullying. Selain itu, cyberbullying juga dapat memicu gangguan makan, perilaku agresif, serta kecanduan internet dan obat-obatan terlarang.

Tingkatkan Risiko Perilaku Negatif dan Gangguan Emosi Remaja

Terjadinya gangguan dalam mengatur emosi, seperti kesulitan mengontrol perasaan negatif serta peningkatan gejala emosional (sering menangis, perasaan tidak bahagia, dan kecemasan yang berlebihan).

Gangguan Tidur, Pengaruhi Kualitas Tidur

Paparan cahaya biru dari layar gadget dapat mengurangi produksi melatonin, hormon yang mengatur ritme tidur, sehingga menyebabkan kesulitan merasa mengantuk dan tidur dengan nyenyak.

Jangan Sampai Bocor! Ini 3 Kunci Ampuh Jaga Data Pribadimu Aman dari Para Penjahat Siber!

Selain itu, konten negatif, perbandingan sosial, atau cyberbullying juga dapat menimbulkan kecemasan atau stres yang mengganggu ketenangan pikiran dan berpotensi menyebabkan insomnia.

Menyebabkan Rendah Diri, Kecemasan, dan Depresi

Remaja kerap membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial maupun lingkungan sekitar, terutama terhadap standar ideal yang sulit dicapai. Perbandingan ini dapat membuat mereka merasa kurang, menimbulkan rasa iri, kesedihan, dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri.

Dampaknya, kepercayaan diri mereka menurun, dan muncul kecemasan, stres, bahkan depresi karena merasa tidak mampu memenuhi harapan sosial atau standar yang mereka lihat.

Perbandingan sosial ini sering terjadi secara intens dan berulang, sehingga menimbulkan tekanan psikologis yang mengganggu kepuasan hidup serta kesehatan mental remaja.

Ketika remaja merasa jauh dari standar ideal yang diharapkan, mereka menjadi rentan terhadap gangguan emosi negatif dan penurunan kualitas hidup.

Fear of Missing Out/ FOMO

Kecemasan dan kegelisahan yang timbul dari rasa takut melewatkan sesuatu (FOMO) membuat seseorang merasa perlu terus-menerus mengikuti aktivitas orang lain, khususnya di media sosial.

Kondisi ini sering kali menyebabkan perasaan kurang percaya diri dan ketidakpuasan diri akibat membandingkan kehidupan sendiri dengan gambaran ideal yang dipamerkan oleh orang lain.

Lalu, bagaimana sih cara mengatasi terkait dampak kesehatan mental yang berkaitan dengan media sosial Kawan GNFI?

Nah, cara untuk mengatasi dampak kesehatan mental yang berkaitan dengan media sosial ada beberapa, di antaranya adalah:

  1. Batasi durasi penggunaan media sosial agar tidak berlebihan dan menghindari kecanduan.
  2. Hindari memakai gadget terutama menjelang waktu tidur untuk mencegah gangguan tidur dan insomnia yang disebabkan oleh paparan cahaya biru yang menghambat produksi hormon melatonin.
  3. Atasi stres dan kecemasan dengan menerapkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, mindfulness, atau yoga.
  4. Jika masalah kesehatan mental atau gangguan tidur terus berlanjut, segera konsultasikan dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat, termasuk kemungkinan terapi atau pemberian obat.
Keamanan Siber di 2025, Bagaimana Melindungi Data Pribadi dari Ancaman Deepfake?

 

“Say no to what disrupts your peace. Delete toxicity, keep positivity, and nurture yourself with love.”

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.