Pada awal abad ke 20, semangat pendidikan bermunculan di berbagai daerah di Nusantara. Hal ini tidak terkecuali terjadi di daerah Tatar Sunda.
Tasikmalaya menjadi daerah pertama yang berhasil memiliki sebuah sekolah modern. Hal yang menarik adalah sekolah bernama Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pasundan Tasikmalaya ini dibangun dari hasil swadaya masyarakat.
Sekolah yang diresmikan pada tanggal tanggal 18 Juni 1922 ini berlokasi di Jalan Gunung Sabeulah Kota Tasikmalaya. Pembangunan sekolah ini dimotori oleh Bale Pawulangan Pasundan (BPP).
BPP sendiri adalah badan yang mengurus pembangunan sekolah-sekolah di Tanah Sunda. Mereka berada di bawah organisasi yang bernama Paguyuban Pasundan.
“Hampir di tempat yang berdiri cabang Pasundan di sana juga ada sekolah Pasundan. Sekolah-sekolah itu tersiar di seluruh Tanah Pasundan tak kurang dari 50 sekolah yang dapat mendidik tak kurang dari 50 ribu siswa,” tulis Iip Dzulkipli Yahya dalam Oto Iskandar Di Nata The Untold Stories.
Keinginan bersekolah
Dimuat dari Detik, yang menukil arsip surat kabar Siliwangi pada 27 Juni dan 4 Juli 1922 terlihat begitu semangatnya masyarakat Tasikmalaya agar anak-anaknya bisa bersekolah. Mereka tidak hanya berwacana, tetapi juga rela mengeluarkan uang.
“Bagi warga Tasik yang begitu gigihnya ingin pendidikan, keberaniannya tidak hanya sebatas ucapan, tapi berani mengeluarkan, yakni sudah berani membayar satu murid membayar 100 rupiah, asal berdiri sekolah, asal abak-anaknya masuk ke HIS,"
Pegiat sejarah dari Soekapura Institute Tasikmalaya, Muhajir Salam mengungkapkan sekolah pertama di Tasikmalaya dibangun pada 1871. Tetapi oleh pemerintah Kolonial Belanda, sekolah ini dikhususkan untuk anak-anak orang Eropa dan anak menak/priyayi pribumi.
Hal itulah yang memancing kepedulian dari para aktivis dan tokoh pergerakan di masa itu. Ahmad Atmadja sebagai Ketua Paguyuban Pasundan pada dekade 20-an yang menggagas pembangunan sekolah tersebut.
"Pada tahun 1920-an Bale Pawulangan Pasundan Tasikmalaya, mengawali perjuangannya dengan mendirikan sekolah dasar pribumi yang bernama Volkschool Pasundan," kata Muhajir.
Tasikmalaya jadi pusat pendidikan
Pendirian sekolah pun terus didukung oleh Bale Pawulangan Pasundan Tasikmalaya ini. Pada tahun 1933 Bale Pawulangan Pasundan mendirikan Kweekschool Pasundan.
Langkah gemilang Paguyuban Pasundan Tasikmalaya ini menjadi perhatian cabang serius Paguyuban Pasundan lainnya di Jawa Barat. Daerah lain sepertinya terinspirasi untuk mengikuti jejak kebangkitan pendidikan itu.
Betapa, akses pendidikan kini terbuka bagi anak-anak semua kalangan. Semua punya hak yang sama, karena sekolah-sekolah ini didirikan dan dikelola oleh pribumi.
“Kota Bandung dan Tasikmalaya merupakan kota yang paling banyak memiliki sekolah yang didirikan oleh Paguyuban Pasundan, masing-masing 7 sekolah,” paparnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News