Badan Gizi Nasional (BGN) mengusulkan solusi inovatif untuk menyelamatkan hotel dan restoran yang terancam bangkrut dengan mengalihfungsikannya menjadi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Program ini bertujuan mendukung kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG) sekaligus memanfaatkan aset yang menganggur.
Gagasan ini mendapat tanggapan dari akademisi, termasuk pakar dari IPB University, yang melihat peluang ekonomi dan sosial di balik rencana tersebut.
Dukungan Akademisi IPB University
Dr. Andriyono Kilat Adhi, pakar Agribisnis IPB University, menyatakan bahwa alih fungsi hotel dan restoran menjadi SPPG adalah langkah logis secara ekonomi.
Menurutnya, banyak hotel terpaksa tutup akibat kebijakan efisiensi pemerintah dan penurunan kunjungan wisatawan.
“Fasilitas seperti dapur hotel yang memenuhi standar higienis bisa dimanfaatkan untuk program MBG tanpa investasi besar,” ujarnya, dikutip dari IPB Today.
Dia menambahkan, langkah ini tidak hanya menyelamatkan aset hotel, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi karyawan yang sebelumnya terkena PHK.
“Hotel bisa merekrut kembali tenaga kerja yang sempat dirumahkan,” jelasnya.
Mekanisme Pelaksanaan dan Fleksibilitas Operasional
Dr. Andriyono meyakini bahwa BGN akan mengatur teknis pelaksanaan program ini secara jelas, termasuk durasi pemanfaatan hotel sebagai SPPG.
Meski berfungsi sementara sebagai dapur MBG, hotel tetap dapat beroperasi normal ketika kunjungan wisata meningkat, seperti pada musim liburan.
“Ini solusi win-win solution. Pemerintah bisa memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, hotel mendapat pemasukan tambahan, dan pekerja kembali terserap,” paparnya.
Ketergantungan Sektor Pariwisata pada Proyek Pemerintah
Di sisi lain, Dr. Andriyono mengkritik sikap Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang dinilainya terlalu bergantung pada proyek pemerintah. Menurutnya, sektor pariwisata seharusnya lebih mandiri dalam menarik wisatawan.
“Masalah utama di Indonesia adalah hotel tidak lagi menjadi daya tarik wisata. Banyak yang tutup karena kurangnya inovasi. Alih fungsi sementara ini justru bisa menjadi solusi kreatif agar aset tidak menganggur,” tegasnya.
Kolaborasi untuk Ketahanan Gizi dan Ekonomi
Keberadaan SPPG merupakan terobosan yang menggabungkan tujuan sosial (pemenuhan gizi) dengan manfaat ekonomi (penyelamatan bisnis hotel dan restoran).
Dengan dukungan kebijakan yang tepat, inisiatif ini dapat menjadi model kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi untuk mengatasi tantangan multidimensi pascapandemi.
“Yang penting adalah bagaimana memastikan program ini berjalan berkelanjutan tanpa mengorbankan fungsi utama hotel sebagai penyedia akomodasi pariwisata,” pungkas Dr. Andriyono.
Dengan pendekatan ini, diharapkan tidak hanya anak-anak yang mendapat manfaat gizi, tetapi juga pelaku usaha dan tenaga kerja terdampak krisis bisa kembali bangkit.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News