ugm crypto connect dan bitcoin indonesia gelar diskusi mendalam tentang peran bitcoin dalam sistem keuangan - News | Good News From Indonesia 2025

Mengupas Bitcoin sebagai Sistem Keuangan Alternatif, Mahasiswa UGM Gelar Diskusi bersama Bitcoin Indonesia

Mengupas Bitcoin sebagai Sistem Keuangan Alternatif, Mahasiswa UGM Gelar Diskusi bersama Bitcoin Indonesia
images info

Peran Bitcoin sebagai sistem keuangan alternatif kembali menjadi sorotan dalam sebuah diskusi mendalam yang dihelat oleh komunitas UGM Crypto Connect. Bekerja sama dengan Bitcoin Indonesia, acara yang digelar di Yogyakarta ini menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk membedah sistem ekonomi yang selama ini berjalan dan menjajaki potensi Bitcoin sebagai solusi.

Kawan GNFI, acara bertajuk "Bitcoin Networking Session towards 'Bitcoin Diploma'" ini diselenggarakan secara eksklusif pada Rabu, 4 Juni 2025, di BSI KCP UGM. Bukan sekadar sesi kumpul biasa, forum ini dirancang untuk memantik pemikiran kritis di kalangan intelektual muda terhadap sistem moneter global yang telah mapan.

Menurut Mumtaz Humam Alfian Zulva, selaku pendiri dan ketua UGM Crypto Connect, inisiatif ini lahir dari sebuah kesadaran bahwa mahasiswa sebagai garda terdepan perubahan harus memiliki ruang untuk mendiskusikan segala hal, termasuk sistem yang fundamental seperti ekonomi Keynesian.

"UGM Crypto Connect menganggap bahwa mahasiswa selaku garda terdepan perubahan adalah tempat untuk mendiskusikan apapun, bahkan untuk mendiskusikan sistem yang sebenarnya sudah lama berdiri. Dalam kasus ini adalah Keynesian Economics," ujar Mumtaz dalam keterangannya.

Baginya, Bitcoin bukan hanya sekadar aset digital, melainkan sebuah jalan untuk mewujudkan tatanan ekonomi yang lebih sehat. Ia menambahkan, "Bitcoin adalah salah satu cara untuk mewujudkan ekonomi yang lebih sehat melalui mata uang yang adil dan tidak dapat direkayasa."

Bitcoin sebagai Jawaban atas Keresahan Sistem Moneter

Sesi diskusi ini menghadirkan Afrizal Adinur sebagai narasumber utama. Dalam paparannya yang bertema "Bitcoin, Islam, dan Mahasiswa: Konvergensi Nilai dalam Gerakan Finansial Akar Rumput", Afrizal mengupas tuntas perbedaan fundamental antara sistem ekonomi konvensional dengan paradigma yang ditawarkan Bitcoin.

Selama puluhan tahun, Kawan, masyarakat global dibesarkan dalam kerangka Keynesian Economics. Sebuah mazhab ekonomi yang meyakini perlunya intervensi pemerintah dan bank sentral untuk menstimulasi pertumbuhan. Salah satu instrumen utamanya adalah kebijakan moneter, termasuk pencetakan uang.

Materi diskusi menyoroti bahwa ideologi ini memberikan legitimasi kepada bank sentral untuk mencetak uang tanpa batas. Praktik ini, meskipun bertujuan baik, pada akhirnya menjadi akar dari berbagai masalah sistemik, seperti inflasi yang terus-menerus menggerus nilai tabungan, lonjakan utang negara yang membebani generasi mendatang, hingga melebarnya jurang ketimpangan ekonomi.

Sebagai alternatif, Bitcoin diperkenalkan sebagai sebuah paradigm shift atau pergeseran paradigma. Bitcoin disebut sebagai bentuk kelangkaan absolut (absolute scarcity) pertama dalam sejarah peradaban manusia.

Pasokannya dibatasi secara matematis dan dikunci oleh kode komputer, yakni hanya akan ada 21 juta keping selamanya. Jumlah ini tidak bisa ditambah, dipalsukan, atau dimanipulasi oleh otoritas mana pun, baik pemerintah maupun bank sentral.

Sifat-sifat inilah yang membuatnya menarik. Kelangkaannya yang absolut, kebebasannya dari praktik riba (bunga), natur-nya yang tidak bisa dimanipulasi, serta jaringannya yang terdesentralisasi menjadikan Bitcoin sebagai fondasi potensial untuk membangun sistem keuangan yang lebih adil, transparan, dan tahan terhadap korupsi.

Peran Mahasiswa sebagai Agent of Change Finansial

Lebih lanjut, Mumtaz menekankan urgensi pemahaman ini, khususnya bagi generasi muda Indonesia yang identik sebagai agent of change. Sejarah telah mencatat bagaimana gerakan mahasiswa mampu memantik perubahan sosial dan politik yang signifikan di Tanah Air. Kini, tantangan tersebut bergeser ke ranah finansial.

"Acara Bitcoin Indonesia x UGM Crypto Connect sangat penting diadakan terkhusus untuk Mahasiswa yang identik dengan agen perubahan. Dari sini kita tahu bahwa Bitcoin bukan hanya revolusi teknologi, tetapi juga revolusi sistem keuangan," tegasnya.

Pemahaman mengenai Bitcoin tidak lagi cukup sebatas sebagai aset untuk diperdagangkan. Menurutnya, mahasiswa perlu dibekali pemahaman yang benar mengenai Bitcoin sebagai sebuah gerakan pembebasan finansial.

Dengan memahami prinsip dasarnya, generasi muda dapat melihat melampaui volatilitas harga dan menangkap esensi pergerakan menuju kedaulatan finansial individu.

"Kedepannya, kami meyakini akan semakin banyak institusi dan negara yang mengadopsi Bitcoin. Oleh karena itu, mengerti dan memiliki Bitcoin saat ini adalah pilihan terbaik yang bisa kita lakukan," pungkas Mumtaz.

Acara ini merupakan bagian dari gerakan yang lebih besar. Diskusi ini menjadi pemanasan menuju Konferensi Bitcoin Indonesia 2025 yang memiliki visi serupa, yakni membangun kedaulatan finansial melalui kesadaran kolektif rakyat, dengan mahasiswa dan komunitas sebagai ujung tombaknya.

Poster ilustrasi acara Bitcoin Indonesia dan UGM Crypto Connect yang mengupas tentang Bitcoin untuk mahasiswa dan perannya dalam sistem keuangan.
Poster resmi acara kolaborasi "Bitcoin Indonesia x Crypto Connect UGM" yang diselenggarakan pada 4 Juni 2025. | Foto: Instagram | @bitcoinized

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.