pengembangan aplikasi berbasis low code no code revolusi demokratisasi teknologi - News | Good News From Indonesia 2025

Pengembangan Aplikasi Berbasis Low-Code/No-Code, Revolusi Demokratisasi Teknologi

Pengembangan Aplikasi Berbasis Low-Code/No-Code, Revolusi Demokratisasi Teknologi
images info

Di era digital yang semakin berkembang pesat, teknologi pengembangan aplikasi tanpa kode (no-code) dan kode minimal (low-code) telah membuka pintu bagi siapa saja untuk menciptakan solusi digital tanpa harus memiliki keahlian pemrograman mendalam.

Fenomena ini tidak hanya mengubah cara kita memandang pengembangan perangkat lunak, tetapi juga memberdayakan masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam revolusi digital global.

Apa Itu Teknologi Low-Code/No-Code?

Teknologi low-code/no-code adalah platform pengembangan aplikasi yang memungkinkan pengguna menciptakan aplikasi melalui antarmuka visual dengan sedikit atau tanpa penulisan kode pemrograman.

Dibandingkan dengan pengembangan aplikasi tradisional yang membutuhkan pengetahuan mendalam tentang bahasa pemrograman seperti Java, Python, atau JavaScript, platform ini menggunakan sistem "drag and drop" serta komponen siap pakai yang memungkinkan pengguna merancang aplikasi secara intuitif.

Low-code masih memerlukan sedikit pengetahuan teknis, sementara pengembangan-aplikasi-berbasis-low-code-no-code-revolusi-demokratisasi-teknologio-code benar-benar menghilangkan kebutuhan untuk menulis kode.

Keduanya dirancang untuk mempercepat proses pengembangan aplikasi dan membuat teknologi lebih inklusif bagi berbagai kalangan, termasuk pengusaha, pendidik, dan karyawan non-teknis yang ingin mengotomatisasi proses kerja mereka.

Demokratisasi Teknologi di Indonesia

Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan penetrasi internet yang terus meningkat, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan teknologi low-code/no-code. Platform-platform ini menjadi jembatan yang menghubungkan kesenjangan digital, memungkinkan lebih banyak orang Indonesia berkontribusi dalam ekonomi digital tanpa hambatan teknis yang signifikan.

Agama di Era Digital, Menjaga Spiritualitas di Tengah Arus Teknologi

Di berbagai kota di Indonesia, dari Jakarta hingga Makassar, komunitas startup dan teknologi lokal mulai memanfaatkan platform seperti Bubble, Adalo, dan Glide untuk membangun prototipe aplikasi dengan cepat.

Pemerintah dan lembaga pendidikan juga mulai mengadopsi pendekatan ini untuk digitalisasi layanan publik dan pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri masa kini.

"Teknologi low-code/no-code adalah game changer bagi Indonesia," ujar Budi Santoso, seorang pengembang aplikasi independen dari Yogyakarta.

"Sekarang saya bisa mengubah ide menjadi aplikasi dalam hitungan hari, bukan bulan, dan tanpa tim besar atau investasi mahal."

Kisah Sukses Penerapan Low-Code/No-Code di Tanah Air

Beberapa startup Indonesia telah membuktikan efektivitas pendekatan low-code/no-code dalam mengembangkan bisnis mereka. Salah satunya adalah WargaKu, aplikasi manajemen RT/RW yang dikembangkan oleh tim kecil di Bandung menggunakan platform Bubble.

Tanpa latar belakang teknis yang kuat, mereka berhasil meluncurkan aplikasi yang kini digunakan oleh ribuan komunitas perumahan di seluruh Indonesia.

Di sektor pendidikan, Guruku adalah contoh lain keberhasilan implementasi teknologi no-code. Aplikasi ini membantu guru membuat dan mendistribusikan materi pembelajaran digital, dibangun sepenuhnya menggunakan Glide oleh seorang guru SMA di Surabaya yang frustrasi dengan keterbatasan alat pengajaran digital yang ada.

Platform pengiriman makanan lokal KulinerDesa yang mendukung UMKM kuliner di daerah pedesaan juga dikembangkan menggunakan Adalo dan berhasil menghubungkan pengusaha makanan kecil dengan pasar yang lebih luas tanpa harus bergantung pada platform internasional dengan biaya komisi tinggi.

Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Meskipun menawarkan banyak keuntungan, teknologi low-code/no-code juga menghadapi tantangan di Indonesia. Kesadaran tentang keberadaan platform ini masih terbatas, terutama di luar kota-kota besar. Infrastruktur internet yang belum merata juga menjadi hambatan bagi adopsi teknologi ini di daerah terpencil.

Di sisi lain, peluang yang terbuka sangat menjanjikan. Seiring dengan program pemerintah untuk mendorong transformasi digital dan industri 4.0, teknologi low-code/no-code dapat menjadi katalisator untuk menciptakan ekosistem inovasi yang lebih inklusif.

Astra Gelar Lagi Astranauts 2025: Temukan Solusi Inovatif bagi Indonesia Melalui Teknologi Digital

"Indonesia memiliki kesempatan untuk melompati beberapa tahap pengembangan teknologi dengan memanfaatkan low-code/no-code," jelas Dr. Ratna Wijaya, peneliti teknologi informasi di ITB.

"Ini bisa menjadi jalan pintas strategis menuju status negara maju di bidang teknologi."

Mendorong Inovasi Inklusif melalui Low-Code/No-Code

Untuk memaksimalkan potensi teknologi ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi. Program pelatihan dan sosialisasi dapat membantu memperkenalkan konsep low-code/no-code kepada masyarakat luas, sementara kompetisi dan hackathon berbasis platform ini dapat mendorong inovasi dari berbagai lapisan masyarakat.

Beberapa universitas di Indonesia telah mulai menyisipkan materi tentang pengembangan aplikasi low-code/no-code dalam kurikulum mereka, mempersiapkan generasi muda untuk masa depan di mana keterampilan ini akan menjadi semakin penting.

Program seperti "Digital Talent Scholarship" dari Kementerian Komunikasi dan Informatika juga dapat diperluas untuk mencakup pelatihan khusus tentang platform low-code/no-code.

Ini memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang Indonesia untuk mendapatkan keterampilan digital yang relevan dengan pasar kerja masa kini.

Dalam transformasi digital Indonesia, teknologi low-code/no-code bukan sekadar alternatif dari pengembangan tradisional, melainkan pelengkap yang memperluas jangkauan inovasi digital ke segmen masyarakat yang lebih luas.

Dengan pendekatan yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan teknologi ini untuk melahirkan generasi baru pembuat solusi digital yang akan membantu mengatasi berbagai tantangan sosial dan ekonomi negara.

Melalui demokratisasi akses terhadap pengembangan aplikasi, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi. Namun, juga produsen aktif yang berkontribusi pada lanskap digital global. Dan itu, adalah berita baik yang patut kita rayakan bersama.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AD
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.