Mengatur keuangan pribadi sejak muda adalah langkah awal menuju kemandirian dan stabilitas finansial di masa depan. Banyak anak muda yang masih bingung cara mengelola penghasilan, terutama saat baru mulai bekerja atau menerima uang bulanan.
Padahal dengan perencanaan yang tepat, Kawan bisa terhindar dari masalah keuangan seperti kehabisan uang sebelum gajian, sulit menabung, bahkan terlilit hutang.
Berikut 7 cara praktis yang bisa Kawan GNFI terapkan untuk mengatur keuangan pribadi agar tetap sehat dan stabil:
1. Pahami Arus Kas Pribadi
Langkah pertama dalam mengelola keuangan adalah memahami arus kas pribadi. Catat semua pemasukan (gaji, uang saku, penghasilan tambahan) dan pengeluaran (makan, transportasi, hiburan, dan lainnya). Kawan bisa mencatatnya secara manual atau menggunakan aplikasi keuangan.
Tips: Gunakan aplikasi pencatat keuangan seperti Money Lover, DompetKu, atau Spendee untuk mencatat setiap pengeluaran harian. Dengan begitu, Kawan bisa memantau alur keuangan secara real-time dan mengetahui ke mana saja uang mengalir.
Baca juga: Dompet Digital dan Mobile Banking, Cara Modern Mengenal Keuangan Pribadi
2. Buat Anggaran Bulanan dan Patuhilah
Setelah tahu arus kas, buat anggaran bulanan yang realistis. Tentukan batas maksimal pengeluaran untuk kebutuhan pokok, hiburan, dan tabungan. Kawan bisa menggunakan metode 50/30/20, yaitu:
- 50% untuk kebutuhan (makan, kos, transportasi, dan lainnya)
- 30% untuk keinginan (nongkrong, nonton, shopping, dan lainnya)
- 20% untuk tabungan dan investasi
Dengan anggaran ini, Kawan bisa tetap menikmati hidup tanpa khawatir uang habis di tengah bulan. Selain itu, dapat membantu Kawan lebih bijak dalam membelanjakan uang, sehingga kebutuhan penting tetap terpenuhi dan tabungan pun bisa terus bertambah.
3. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Salah satu kesalahan umum anak muda dalam mengelola uang adalah tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Misalnya, membeli kopi kekinian setiap hari bisa jadi keinginan, bukan kebutuhan.
Tips: Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah ini benar-benar perlu, atau hanya keinginan sesaat?" Cara ini membantu Kawan lebih sadar dalam mengelola pengeluaran dan menghindari pembelian impulsif yang bisa mengganggu keuangan.
4. Sisihkan Dana Darurat
Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok. Karena itu, memiliki dana darurat sangat penting. Dana ini bisa digunakan saat Kawan sakit, kehilangan pekerjaan, atau menghadapi kondisi tak terduga lainnya. Dengan begitu, Kawan siap menghadapi tantangan keuangan.
Sisihkan sedikit demi sedikit setiap bulan, meskipun nominalnya kecil, karena konsistensi dalam menabung jauh lebih penting daripada jumlah besar sekaligus. Kebiasaan ini akan membantu Kawan membangun dana darurat secara bertahap tanpa terasa memberatkan keuangan bulanan.
Baca juga: 10 Tips Ampuh Mengatur Keuangan dalam Menghadapi Resesi Ekonomi!
5. Hindari Utang Komsumtif
Membeli barang dengan cicilan memang menggoda, apalagi banyak promo paylater dan kartu kredit untuk anak muda. Namun, hati-hati! Kalau tidak bijak, kamu bisa terjebak dalam utang yang sulit dilunasi.
Hindari meminjam uang untuk memenuhi gaya hidup atau keperluan konsumtif yang tidak mendatangkan nilai tambah, karena hal ini bisa membuat beban keuangan semakin berat dan menimbulkan risiko masalah keuangan di kemudian hari.
6. Mulai Menabung dan Investasi
Menabung itu penting, tapi jangan hanya berhenti di sana. Jika ingin uang Kawan berkembang, mulai belajar investasi. Kawan bisa mulai dari reksa dana, emas digital, atau saham dengan modal kecil.
Pilih instrumen investasi sesuai profil risiko dan pelajari dasar-dasarnya. Saat ini, banyak platform investasi yang ramah pemula dan mudah digunakan lewat aplikasi smartphone, sehingga Kawan bisa mulai berinvestasi dengan modal kecil kapan saja dan di mana saja.
7. Bangun Kebiasaan Finansial Sehat
Mengatur keuangan bukan hanya soal menghitung angka atau membuat anggaran, tapi juga tentang membangun mindset yang tepat dan menjaga disiplin dalam menjalankan rencana keuangan. Biasakan untuk:
- Tidak langsung menghabiskan uang setelah gajian.
- Menunda keinginan impulsif.
- Mencatat setiap pengeluaran, sekecil apa pun.
- Merencanakan pengeluaran jangka panjang seperti liburan, gadget, dan lainnya.
Anak muda yang cerdas finansial bukan berarti pelit, tapi tahu bagaimana mengelola uang agar tidak habis sia-sia. Jadi, tunggu apa lagi? Mulai atur keuangan dari sekarang, dan jadilah anak muda yang bebas finansial, bukan yang selalu kehabisan uang di akhir bulan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News