industri fesyen indonesia semakin optimis wirausaha muda jadi ujung tombak pertumbuhan - News | Good News From Indonesia 2025

Industri Fesyen Indonesia Semakin Optimis, Wirausaha Muda Jadi Ujung Tombak Pertumbuhan

Industri Fesyen Indonesia Semakin Optimis, Wirausaha Muda Jadi Ujung Tombak Pertumbuhan
images info

Industri fesyen Indonesia memasuki tahun 2025 dengan semangat baru. Di tengah tantangan global dan perubahan tren konsumen, pelaku industri kreatif, khususnya sektor fesyen, terus menunjukkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sektor industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 4,31 persen pada triwulan I 2025, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 17,50 persen. Ini menjadi bukti bahwa sektor fesyen dan kriya sebagai bagian dari industri pengolahan terus memberi kontribusi nyata pada perekonomian nasional.

 

Wirausaha Muda, Motor Inovasi dan Kreativitas

Salah satu pendorong utama pertumbuhan sektor fesyen adalah hadirnya generasi wirausaha muda yang membawa semangat baru dalam inovasi, pemasaran digital, hingga kesadaran terhadap keberlanjutan (sustainability). Tidak hanya fokus pada produksi, mereka juga memperkuat sisi branding, storytelling, hingga pengalaman konsumen.

Kepala Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK), Dickie Sulistya menegaskan bahwa pelaku industri muda saat ini menunjukkan potensi bisnis yang menjanjikan.

"Hal tersebut dapat dilihat dari capaian omzet para peserta program pembinaan pada tahun 2024 yang berkisar pada angka ratusan juta hingga miliaran Rupiah, dan pertumbuhan omzet pada triwulan I tahun 2025 yang juga menunjukkan konsistensi bisnis," jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa semangat belajar dan kemauan untuk terus tumbuh menjadi modal utama dalam mendorong sektor ini menjadi lebih tangguh dan profesional.

 

Tantangan Menuju Produk Bernilai Tambah

Meski dari sisi jumlah wirausaha menunjukkan tren positif, tantangan tetap ada. Laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM) 2023 menyebutkan bahwa rasio kewirausahaan Indonesia mencapai 21,6 persen, angka yang lebih tinggi dibanding negara ASEAN lain seperti Thailand (17,8%), Malaysia (13,4%), dan Vietnam (15,2%).

Namun, laporan itu juga menggarisbawahi bahwa tingginya rasio ini belum diiringi dengan nilai tambah dan produktivitas usaha yang memadai. Di sinilah peran pendampingan, pelatihan, dan kolaborasi lintas sektor menjadi krusial untuk mengubah potensi menjadi kinerja bisnis yang berdampak luas.

“Menjadi tantangan bagi kita semua, pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, untuk bersinergi menciptakan ekosistem kewirausahaan yang lebih baik agar bisa membawa para wirausaha muda naik kelas,” tegas Direktur Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian, Reni Yanita.

 

Industri Fesyen Nasional Menuju Global

Optimisme juga didukung oleh tren pasar global yang mulai melirik produk lokal Indonesia, terutama yang berbasis budaya dan memiliki ciri khas desain etnik modern. Peluang ini semakin terbuka lebar dengan semakin banyaknya brand lokal yang menembus pasar ekspor, baik lewat jalur B2B maupun platform digital global.

Tak sedikit pelaku usaha fesyen yang awalnya skala mikro kini telah naik kelas menjadi usaha kecil bahkan menengah, dengan kapasitas produksi dan omzet yang terus meningkat. Banyak di antara mereka juga mulai memperhatikan keberlanjutan, penggunaan material ramah lingkungan, dan praktik bisnis yang inklusif.

Tantangan memang masih ada, mulai dari peningkatan produktivitas hingga penguatan rantai pasok. Namun, dengan pendampingan yang tepat dan ekosistem kewirausahaan yang kondusif, industri fesyen nasional tidak hanya siap bersaing, tetapi juga mampu memimpin di kawasan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.