Masalah lapangan kerja bukanlah hal baru di Indonesia. Problema ini sudah terjadi sejak 1966 pada masa Orde Baru. Hal ini dikarenakan fokus pembangunan dipusatkan pada pembangunan fisik dan pertumbuhan ekonomi, tetapi penciptaan lapangan kerja belum merata.
Seiring berjalannya waktu, permasalahan lapangan pekerjaan terus berkembang semakin besar lantaran berbagai isu sosial dan politik seperti krisis moneter, reformasi, globalisasi, serta pesatnya kemajuan teknologi.
Baca Juga: Ungguli Nasional, BPS Ungkapkan Pertumbuhan Ekonomi Jabar Capai 4,98 Persen
Saat ini muncul beberapa faktor baru dalam dinamika mencari kerja di Indonesia. Berikut ini dua faktor terbaru yang perlu Kawan GNFI ketahui!
Bonus Demografi
Narasi bonus demografi sangat sering digaung-gaungkan sejak beberapa tahun lalu. Bonus demografi adalah masa dimana penduduk dengan usia produktif lebih banyak dibandingkan usia non-produktif.
Bonus demografi pada mulanya merupakan situasi yang sangat positif karena dengan banyaknya usia produktif maka di ekspektasikan bahwa produktivitas suatu negara juga akan meningkat.
Namun, pada saat ini narasi positif bonus demografi perlahan berubah menjadi faktor yang mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan Indonesia belum menunjukkan kesiapan untuk menghadapi situasi bonus demografi. Ketidaksiapan tersebut tergambar sangat jelas dengan banyaknya jumlah pengangguran serta rendahnya keterampilan kerja yang dikuasai oleh penduduk usia produktif.
Pertumbuhan ekonomi & Penyerapan Kerja
Masih berkaitan dengan faktor bonus demografi, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Hal ini dipengaruhi oleh keraguan investor untuk menanamkan modal.
Selain itu, ketergantungan Indonesia pada komoditas ekspor juga melemahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan turunnya harga komoditas ekspor andalan seperti batu bara dan kelapa sawit. Belum lagi kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh US dan ketegangan dagang yang mengguncang stabilitas ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi yang lesu sangat berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja lho Kawan GNFI. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan perlu melakukan efisiensi untuk beradaptasi. Umumnya, perusahaan melakukan efisiensi dengan PHK.
Gelombang PHK akan meningkatkan jumlah penduduk dengan usia produktif yang menganggur. Pada saat yang bersamaan sekolah dan perguruan tinggi terus menghasilkan lulusan yang membutuhkan pekerjaan. Masalahnya, penyerapan tenaga kerja di Indonesia belum mampu mengimbangi jumlah penduduk usia produktif yang tersedia.
Baca Juga: Memutus Mata Rantai Korupsi: Inovasi dan Kolaborasi untuk Indonesia Bersih
Eitss, meskipun begitu Kawan GNFI jangan pernah berputus asa, banyak hal-hal yang bisa bahkan harus dilakukan sebagai persiapan. Meskipun kondisi sedang tidak baik-baik saja, perjuangan dan usaha harus tetap dimaksimalkan. Apa saja sebenarnya hal yang perlu dilakukan?
Bekali Diri dengan Skill
Banyaknya usia produktif mengakibatkan pesaing dalam mencari kerja bertambah. Maka, proses seleksi dari suatu perusahaan akan semakin ketat. Pastikan Kawan GNFI tidak hanya memenuhi kualifikasi, tetapi memiliki nilai plus yang mampu ditonjolkan.
Salah satu nilai yang dapat ditonjolkan adalah skill. Selalu optimalkan skill yang telah dimiliki sekaligus menambah berbagai skill yang relevan dengan posisi serta perusahaan yang diincar. Saat ini banyak sekali lembaga baik daring maupun luring yang menyediakan berbagai pelatihan sebagai persiapan memasuki dunia kerja.
Melakukan Magang Sejak Sekolah/Kuliah
Fakta bahwa recruiter menjadikan ‘berpengalaman’ sebagai syarat pelamar menimbulkan banyak pro dan kontra. Bagaimana mungkin seorang yang baru lulus memiliki pengalaman kerja?
Untuk mengatasi hal ini Kawan GNFI dapat mempersiapkan diri dengan mengikuti berbagai kegiatan magang sejak sekolah atau berkuliah. Jika belum mengetahui minat, maka hal ini akan sangat membantu.
Bebagai magang yang diikuti akan memberikan gambaran terkait sistematika bekerja pada suatu bidang sehingga Kawan GNFI bisa menyesuaikan dan menimbang apakah bidang tersebut sesuai dengan minat atau pasion yang dimiliki.
Jika ternyata sudah mengetahui minat dan passion yang dimiliki, maka kegiatan magang akan meningkatkan keterampilan dan menguatkan CV karena telah memiliki pengalaman kerja
Membangun Relasi
Berawal dari magang, berakhir menjadi karyawan tetap.
Hal tersebut sebenarnya sangat mungkin terjadi! Semakin banyak Kawan GNFI menjalin interaksi, maka secara otomatis akan terbangun relasi. Membangun relasi akan memberikan manfaat berupa terbukanya berbagai informasi dan akses pada suatu perusahaan. Tidak hanya itu, relasi yang luas juga meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan adaptivitas seseorang.
Paradigma sedikitnya lapangan pekerjaan memang menghantui para generasi muda. Tapi, sesulit apapun gambaran kehidupan, jangan pernah berputus asa. Teruslah berusaha semaksimal mungkin, tingkatkan kapasitas diri, serta selalu berdoa pada Yang Maha Kuasa.
Semangat Pejuang Masa Depan!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News