6 sikap teladan dari mohammad hatta bapak koperasi indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

6 Sikap Teladan dari Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, yang Dapat Ditiru

6 Sikap Teladan dari Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, yang Dapat Ditiru
images info

Siapa yang tidak mengetahui seorang Mohammad Hatta atau Bung Hatta? Namanya dikenal oleh seluruh lapisan rakyat Indonesia sebagai Wakil Presiden pertama sekaligus Bapak Koperasi Indonesia. Jasa-jasanya yang terkenang sepanjang masa mencerminkan bagaimana pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat ini telah memberikan teladan baik bagi generasi penerusnya.

Pria yang lahir pada 12 Agustus 1902 tersebut merupakan satu-satunya anak laki-laki dari pasangan Mohammad Djamil dan Siti Saleha. Fakta lain dari laki-laki dengan nama asli Mohammad Athar ini, yaitu kegigihannya untuk membangun sistem ekonomi koperasi di Indonesia yang ia nilai sesuai dengan dasar negara Indonesia.

Kegigihan dari Bung Hatta juga disertasi kecerdasannya dalam berinovasi. Dilansir dari Kementerian Sekretariat Negara, Bung Hatta juga mencetuskan terkait konsep politik demokrasi kerakyatan yang autentik menyesuaikan pula dengan dasar negara Indonesia.

Sekilas terkait bagaimana Bung Hatta menjadi sesosok yang selalu mengerahkan ide-idenya untuk fondasi negara setelah merdeka. Berikut dalam artikel ini telah dirangkum bagaimana seorang Bung Hatta sebagai individu memberikan banyak sikap teladan yang dapat Kawan GNFI jadikan inspirasi di kehidupan sehari-hari.

1. Buku sebagai Bentuk Cinta

Buah pemikiran-pemikiran dari Mohammad Hatta yang inovatif dapat dikatakan merupakan hasil dari hobi membacanya. Mohammad Hatta dikenal oleh orang-orang sekitarnya sebagai seseorang yang gemar sekali membaca. Dilansir dari BBC, Meutia sebagai anak dari Bung Hatta mengatakan bahwa ayahnya bisa menghabiskan waktu 6-8 jam dalam sehari untuk membaca serta menulis.

Fakta menariknya, ternyata mas kawin yang diberikan Mohammad Hatta ketika meminang istrinya adalah sebuah buku berjudul Alam Pikiran Yunani. Jadi, kecintaan Bung Hatta terhadap buku perlu kita tiru sebagai kebiasaan baik yang membawa kepada gagasan-gagasan inovatif sama seperti apa yang telah Bung Hatta berikan ke negara.

2. Disiplin dalam Segala Aspek

Pria lulusan Sekolah Dagang Prins Hendrik School (PHS) ini mendapatkan julukan sebagai 'manusia jam' dari Mochtar Lubis karena kedisiplinannya, dilansir dari Historia. Ia tidak sungkan untuk menegur jika seseorang ngaret sehingga tidak menghargai waktu.

Kedisiplinan Bung Hatta tidak hanya soal waktu, ia juga taat dalam beribadah dan tidak pernah meninggalkan salat 5 waktu. Hal ini menunjukkan bahwa sikap disiplinnya ia terapkan di seluruh aspek kehidupannya. Oleh karena itu, Kawan GNFI bisa menjadikan sikap disiplin tersebut sebagai inspirasi yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.

3. Tekun dan Gigih dalam Belajar

Ketekunan dan kegigihan Mohammad Hatta merupakan sikap teladan selanjutnya yang ditunjukkan ketika beliau mempelajari terkait koperasi serta perjuangannya dalam melanjutkan pendidikan hingga ke Belanda. Ia mempelajari koperasi, yang menurutnya selaras dengan budaya gotong royong di Indonesia, di negara-negara Eropa Utara untuk menerapkannya di Indonesia.

Fakta menariknya, Bung Hatta sempat kesulitan biaya untuk melanjutkan pendidikan selepas lulus dari Sekolah Dagang Prins Hendrik School (PHS). Keinginan yang tinggi untuk belajar membuatnya mendapatkan beasiswa dari Van Deventer Stichting (Yayasan Van Deventer) Den Haag, dilansir dari SINDOnews.com.

Baca juga: Mohammad Hatta, Memperjuangkan Ekonomi Rakyat Indonesia Lewat Koperasi

4. Teguh Pendirian

Suami dari Rahmi Hatta ini memiliki sifat yang teguh pendirian yang dibuktikan ketika ia tidak akan menikah sebelum Indonesia dapat merdeka. Benar saja, tiga bulan setelah Indonesia merdeka, Bung Hatta ditemani Soekarno akhirnya melamar pujaan hatinya, yaitu seorang perempuan Jawa bernama Siti Rahmiati.

Keteguhan dari pendirian Bung Hatta lainnya seperti ketika ia menolak untuk menggunakan uang perjalanan dinas beberapa kali karena uang tersebut berasal dari rakyat, dilansir dari Republika. Hal tersebut menunjukkan keteguhan pendiriannya untuk mengabdi kepada masyarakat sepenuhnya.

5. Menjunjung Tinggi Kejujuran

Bung Hatta juga dikenal sebagai orang yang menjunjung tinggi kejujuran semasa hidupnya. Ia menolak menggunakan pesawat yang dibiayai oleh pemerintah agar dirinya bisa berangkat ke Tanah Suci. Bung Hatta memilih menggunakan uang hasil kerja kerasnya dari menulis untuk keberangkatannya ke Tanah Suci.

Bung Hatta juga memiliki kebiasaan untuk melakukan rekapitulasi biaya dari perjalanan dinasnya ke luar negeri. Hal itu ia lakukan agar dapat mengembalikan uang yang tersisa dari perjalanan ke negara meskipun beberapa kali ditolak Bung Hatta tetap bersikeras enggan untuk menerimanya, dilansir dari Kumparan.

6. Kesederhanaan sebagai Gaya Hidup

Sikap teladan terakhir yang dapat ditiru oleh Kawan GNFI terkait kesederhanaan Bung Hatta dalam menjalani hidup. Terlepas dari kekuasaan yang ia punya, Bung Hatta memiliki prinsip untuk tidak menggunakan fasilitas dari negara untuk kepentingan pribadi. Ia juga berwasiat untuk tidak dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan memilih dimakamkan bersama rakyat biasa.

Kesederhanaan dari Bung Hatta membuat namanya dikenal di antara kolega serta keluarganya karena menunjukkan integritasnya sebagai seorang pahlawan nasional. Hal ini juga semakin memperkuat sikap teladan yang patut kita tiru serta jadikan inspirasi agar melahirkan generasi-generasi penerus yang berkualitas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.