transisi energi indonesia kendaraan hidrogen biofuel 2025 - News | Good News From Indonesia 2025

Transisi Energi Indonesia, Pengembangan Kendaraan Hidrogen dan Biofuel untuk Net Zero Emission

Transisi Energi Indonesia, Pengembangan Kendaraan Hidrogen dan Biofuel untuk Net Zero Emission
images info

Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan transisi energi dari bahan bakar fosil menjadi energi dari sumber terbarukan, khususnya dalam penggunaan bahan bakar minyak (BBM).

Dilansir dari Detik Finance, Indonesia masih mengimpor BBM sebesar 12,4 miliar dolar AS sepanjang tahun 2024.

Selain itu, BBM dari bahan bakar fosil juga menghasilkan emisi karbon yang berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah sedang menggalakkan penggunaan kendaraan listrik dan biofuel dari bahan bakar nabati. Selain itu, pelaku usaha pun sedang melakukan studi untuk mengembangkan bahan bakar lain yang lebih bersih dan ramah lingkungan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) nasional, yaitu bahan bakar hidrogen hijau.

Selama ini hidrogen banyak digunakan dalam industri kimia seperti pembuatan pupuk maupun pengolahan minyak bumi.

Proses Pembuatan Hidrogen

Terdapat dua proses yang sering digunakan dalam produksi hidrogen. Pertama, menggunakan gas alam yang diproses dengan teknologi steam reforming. Namun, metode inimasih menghasilkan emisi gas rumah kaca. Kedua, menggunakan metode elektrolisis, yaitu memecah air menggunakan listrik tanpa menghasilkan emisi.

Bikin PLN Electric Run 2024 Bebas Emisi, Bagaimana Hidrogen Diubah Jadi Listrik?

Jika listrik yang dihasilkan berasal dari energi terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), maka hidrogen yang dihasilkan disebut dengan hidrogen hijau.

Hidrogen hijau adalah jenis hidrogen yang banyak dituju oleh pelaku usaha karena lebih ramah lingkungan. Namun, hingga saat ini, Indonesia masih belum bisa memproduksi hidrogen hijau dalam skala komersial. 

Kendaraan berbahan bakar hidrogen menggunakan fuel cell (Fuel Cell Vehicle, FCV) sebagai sumber energi, sehingga tidak cocok dengan kendaraan BBM yang saat ini umum digunakan di Indonesia.

Kelebihan Hidrogen sebagai Bahan Bakar

Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan diklaim lebih bersih karena tidak menghasilkan emisi karbon yang selama ini dapat membuat global warming.

Kendaraan yang menggunakan hidrogen hanya menghasilkan emisi uap air saja, sehingga penggunaan hidrogen ini juga dapat disebut sebagai dekarbonisasi dalam sektor transportasi. 

Hidrogen sebagai bahan bakar memiliki densitas energi yang lebih tinggi dibandingkan baterai untuk EV. Waktu pengisian hidrogen pun cukup singkat, hanya sekitar 5 menit yang tentu lebih singkat dibandingkan EV yang minimal membutuhkan waktu 20 menit. 

Foto berasal dari Flickr oleh Chris Ainscough
info gambar

Kelemahan Hidrogen sebagai Bahan Bakar

Dilansir dari Energy Tracker Asia, hidrogen memiliki beberapa kelemahan:

  1. Hidrogen adalah bahan bakar yang lebih mudah terbakar dibandingkan BBM atau gas alam
  2. Penyimpanan hidrogen lebih rumit dibandingkan BBM dan baterai untuk kendaraan listrik (EV), karena hidrogen membutuhkan ruang penyimpanan yang jauh lebih besar dan terkadang dapat menyebabkan retaknya material logam tertentu. Oleh karena itu, perlu penanganan khusus dalam proses penyimpanannya. 
  3. Menurut IRENA, hingga saat ini biaya produksi hidrogen hijau masih 2 hingga 3 kali lebih mahal dibandingkan BBM dan gas alam. 

Perkembangan Ekosistem Kendaraan Hidrogen di Indonesia

Kendaraan berbasis hidrogen belum dijual secara komersial di Indonesia, karena saat ini para pelaku usaha masih membangun ekosistem hidrogen secara menyeluruh (end-to-end). Di antaranya sebagai berikut:

1. Pada Januari 2024, Pertamina melakukan groundbreaking Hydrogen Refueling Station (HRS)di Daan Mogot. Pada kesempatan yang sama, Pertamina dan Toyota menandatangani Joint Development Program untuk menciptakan ekosistem hidrogen end-to-end.

Toyota sebagai produsen kendaraan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) Toyota Mirai, akan menyediakan 40 unit kendaraan berbasis hidrogen yang akan melakukan pengisian ulang hidrogen di HRS milik Pertamina.

2. Pada Februari 2024, PLN telah meresmikan proyek percontohan (pilot project) Green Hydrogen Plant (GHP) di Kamojang yang memproduksi hidrogen hijau. Bersamaan dengan itu, PLN juga meresmikan HRS di Jakarta.

3. Pada April 2025, PLN bersama Kementerian Perhubungan, PT HDF Energy Indonesia, dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menandatangani perjanjian kerjasama dalam rangka studi bersama pemanfaatan hidrogen hijau untuk sektor transportasi laut.

4. Pada bulan yang sama, Pertamina, Hyundai Motors, dan Pemerintah Jawa Barat menandatangani kerja sama pengembangan waste-to-hydrogen yang memanfaatkan limbah dari Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Sarimukti untuk diolah menjadi hidrogen.

PLTP Kamojang, Penghasil Hidrogen dari Panas Bumi Pertama di Asia Tenggara

Dalam kerja sama ini, Hyundai yang telah memproduksi Hyundai Nexo di Korea Selatan, berperan dalam mengembangkan kendaraan berbasis hidrogen di Indonesia.

5. Pertamina saat ini tengah melakukan studi terhadap hidrogen jenis baru, yaitu hidrogen alami yang berasal langsung dari alam. Hidrogen alami ini berasal dari batuan ultramafik yang kaya akan kandungan besi dan mampu memproduksi gas hidrogen secara alami. 

Kisah Sukses FCEV di Negara Lain

Meskipun Indonesia belum menggunakan kendaraan berbahan bakar hidrogen, saat ini beberapa negara sudah mengembangkan dan menggunakan FCEV.

Jepang menjadi pionir dalam pengembangan FCEV melalui Toyota Mirai, sementara Korea Selatan memproduksi Hyundai Nexo. Negara in memulai produksi FCEV sejak tahun 2014, dan hingga tahun 2021 terdapat sekitar 6.500 FCEV telah beroperasi. Jepang juga telah melakukan ekspor FCEV ke berbagai negara di kawasan Eropa, Amerika Serikat, dan China. 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.