Seseorang yang namanya diabadikan oleh Allah SWT di dalam al-qur'an karena pribadinya yang senantiasa menjadi ahli hikmah pada masanya. Ia bukan nabi, bukan pula rasul dan tidak hidup sejaman dengan para tabi'in melainkan hidup di jaman Nabi Daud a.s.
Siapa Luqman Al-Hakim?
Pada surat Luqman (31):12, yang artinya; "dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman". Kata hikmah yang memiliki banyak makna dalam penafsirannya dikalangan para ulama'. Diantara penafsirannya adalah menempatkan sesuatu sesuai tempatnya, senantiasa benar baik dalam perbuatan maupun ucapan, mengukuhkan atas sesuatu dengan ilmu dan amal, kecerdasan dan kepahaman, mengetahui betul apa yang terjadi dan senantiasa melakukan kebajikan.
Luqman Al-Hakim Menurut riwayat Ibn Abbas, adalah pencari kayu bakar di wilayah Habsy. Ia bukanlah keturunan dari kalangan nabi, ulama,dan bukan juga lahir dari kaum terpandang lain. Riwayat lain menyebutkan bahwa Luqman Al Hakim hidup di jaman Nabi Daud AS. Adil Musthafa Abdul Halim pada karangannya Kisah Bapak dan Anak dalam Al Quran menerangkan, dijuampai pendapat yang menyatakan bahwasannya Luqman merupakan seorang pengembala domba, tukang kayu, penjahit, dan ada juga yang berpendapat bahwa ia adalah seorang budak Bani al-Hashaas.
Terlepas dari apapun latar belakang Luqman Al- Hakim ia tetaplah teladan yang patut dicontoh karena kebijakannya telah diabadikan pada nama surat di Al-Qur'an. Bukan sembarang pastinya Allah SWT mengabadikan namanya, walaupun ia bukan manusia yang diperhitungkan oleh dunia namun ia mendapatkan tempat istimewa di hadapan Allah SWT. Inilah bukti betapa adilnya Allah atas amalan hambanya yang senantiasa ditujukan hanya kepada-Nya.
Nasihat-nasihat Luqman Al-Hakim untuk Anaknya
Larangan berbuat syirik
Ketaatan Luqman Al-Hakim kepada Allah SWT, yang merupakan pangkal dari segala kebijaksanaan dan petunjuk hidup, memunculkan suatu sikap dan tindakan yang konsisten dalam mendidik anak-anaknya. Dalam setiap langkah pendidikannya, Luqman Al-Hakim selalu menegaskan pentingnya tauhid, keyakinan yang murni kepada Allah SWT, tanpa menaruh makhluq-Nya di samping-Nya. Luqman mengajarkan bahwa menyekutukan Allah dengan sesuatu atau siapapun adalah suatu bentuk kesesatan yang wajib dihindari dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, dia memberikan contoh dan pengajaran yang kuat kepada anak-anaknya tentang pentingnya menjaga tauhid dalam setiap aspek kehidupan, sehingga mereka tidak terjerumus dalam praktek-praktek yang bertentangan dengan kehendak Allah SWT.
Taat kepada orang tua selama tidak melanggar syari'at
Taat kepada orang tua merupakan salah satu nilai luhur yang diajarkan dalam ajaran agama, terutama dalam Islam. Namun demikian, penting untuk diingat bahwa taat kepada orang tua haruslah dilakukan dengan mempertimbangkan batasan-batasan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Artinya, meskipun taat kepada orang tua sangat dianjurkan, namun tidak boleh dilakukan jika itu akan melanggar prinsip-prinsip agama atau syariat Allah SWT. Dengan demikian, menjaga keseimbangan antara ketaatan kepada orang tua dan ketaatan kepada Allah SWT serta menjalankan perintah-Nya adalah prinsip yang sangat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, setiap tindakan atau keputusan yang diambil dalam konteks ketaatan kepada orang tua haruslah senantiasa dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh agar tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan agama yang telah ditetapkan.
Menanamkan Akidah bahwasannya kekuasaan Allah itu mutlak dan Hari akhir nyata adanya
Dalam proses pendidikan, penting bagi kita untuk mendalami dan menanamkan keyakinan yang teguh bahwa kekuasaan Allah itu mutlak, tidak terbatas oleh waktu dan ruang, serta memahami dengan jelas keberadaan Hari Akhir sebagai suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal. Melalui pemahaman ini, kita dapat membimbing dan mengarahkan anak-anak untuk menginternalisasi konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan memperluas wawasan mereka tentang kebesaran dan keadilan Allah SWT serta pentingnya persiapan untuk kehidupan di akhirat, kita dapat membantu mereka memperkuat iman dan ketaatan mereka kepada-Nya. Ini adalah upaya yang sangat penting dalam membentuk dasar yang kokoh bagi akidah dan moralitas mereka yang akan membimbing mereka menuju kehidupan yang penuh dengan rahmat dan kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat.
Perintah menegakkan Shalat, Amar Ma'ruf Nahi Munkar dan Bersabar atas musibah
Luqman Al-Hakim dengan penuh kebijaksanaan dan kelembutan hati menegaskan kepada anaknya pentingnya menjalankan kewajiban agama yang diamanahkan oleh Allah SWT, seperti menegakkan shalat sebagai tiang agama, melakukan amar ma'ruf nahi munkar untuk memperjuangkan kebenaran dan menolak segala kejahatan, serta bersabar dalam menghadapi ujian dan musibah yang mungkin menimpa. Baginya, pesan-pesan ini bukan sekadar instruksi, tetapi merupakan pondasi yang kokoh bagi kehidupan spiritual dan moral anaknya, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang taat kepada Allah SWT dan berguna bagi sesama manusia serta lingkungan sekitarnya. Dengan penuh kasih sayang dan keteladanan, Luqman menyampaikan nilai-nilai agama ini kepada anaknya sebagai landasan utama dalam menjalani kehidupan yang berarti dan bermakna di dunia dan akhirat.
Larangan untuk sombong, angkuh dan berbangga diri
Luqman Al-Hakim dengan tegas menyampaikan kepada anaknya bahwa mereka harus menjauhi perilaku sombong, angkuh, dan berbangga diri. Dia mengajarkan bahwa sifat-sifat tersebut adalah sikap yang tidak terpuji dan dapat menghalangi seseorang dari mencapai kesempurnaan dalam beragama dan berakhlak. Luqman Al-Hakim mengingatkan bahwa kesombongan dan keangkuhan hanya akan merusak hubungan dengan Allah SWT serta dengan sesama manusia, dan akan menghalangi kemungkinan untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu, dia mendidik anak-anaknya untuk selalu merendahkan hati, bersikap rendah hati, dan menghargai orang lain tanpa memandang status atau kedudukan.
Ajaran untuk twadhu', berpikir tenang dan tidak meninggikan suara
Luqman Al-Hakim dengan tegas memberikan pengajaran kepada anaknya tentang pentingnya untuk menjalankan tindakan twadhu', yaitu bersikap baik dan santun dalam setiap interaksi serta mengendalikan emosi dengan berpikir tenang. Dia menggarisbawahi bahwa hal ini sangat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari, karena dengan demikian seseorang dapat menghindari konflik dan memperoleh keselarasan dalam hubungan dengan sesama. Selain itu, Luqman Al-Hakim juga menegaskan kepada anaknya agar tidak meninggikan suara, karena hal ini merupakan bentuk dari kesabaran dan pengendalian diri yang dapat membangun komunikasi yang lebih baik serta menghindari pertengkaran yang tidak perlu.
Nasihat untuk para ayah, orang tua dan pendidik secara umum
Luqman Al-Hakim, sosok yang bijaksana dan diberikan kearifan oleh Allah SWT, memberikan nasihat yang berharga bagi para ayah, ibu, dan semua pendidik, dengan tujuan agar mereka dapat menjalankan peran mereka dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Nasihat tersebut tidak hanya mencakup aspek pendidikan akademis, tetapi juga mencakup pembentukan karakter, pengembangan spiritualitas, serta pembangunan keterampilan sosial. Dalam setiap nasihatnya, Luqman Al-Hakim menekankan pentingnya mendidik dengan teladan dan kearifan, serta mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang kokoh dan prinsip-prinsip moral yang kuat, agar generasi mendatang dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang beriman, berbudi pekerti luhur, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News