government pr menembus kebisingan menjawab harapan sesi talkshow antar pemerintah dan publik bersama gnfi dan perhumas - News | Good News From Indonesia 2025

Government PR: Menembus Kebisingan Menjawab Harapan, Sesi Talkshow Antar Pemerintah dan Publik Bersama GNFI dan Perhumas

Government PR: Menembus Kebisingan Menjawab Harapan, Sesi Talkshow Antar Pemerintah dan Publik Bersama GNFI dan Perhumas
images info

Didasari dari pertanyaan yang sering muncul terkait komunikasi pemerintah, apakah sudah cukup humanis, adaptif dan berbasis data. Goodnews Indonesia kembali mengadakan Goodtalk off-air dengan tema “Government PR: Menembus Kebisingan, Menjawab Harapan”. Bersama Perhumas, acara ini berlangsung pada Selasa, 29 April 2025 di Sofyan Hotel Cut Meutia Cikini, Jakarta Pusat.

Yang berbeda pada kolaborasi ke-5 dengan Perhumas, selain mengajak 150 Kawan GNFI di Jabodetabek. Acara kali ini turut mengajak 4 narasumber ternama dari lembaga yang berbeda. Mulai dari lembaga public relations, pemerintahan, kementerian dan perwakilan komunitas seperti:

  • Molly Prabawaty (Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Digital RI)
  • M. Isra Ramli (Deputi I Kantor Kepresidenan RI)
  • Dr. Nia Sarinastiti (Dewan Pakar Perhumas)
  • Florida Andriana (Co-Founder Think Policy Indonesia)

Pada sesi pertamanya, acara dibuka dengan penyampaian pemikiran dari tiap pembicara yang masing-masing memaparkan pemikirannya terkait topik utama.

Kerja Sunyi Menembus Kebisingan 

M. Isra Ramli di Goodtalk Government PR: Menembus Kebisingan, Menjawab Harapan | Dok. Almer Sophian
info gambar

Pemaparan pertama oleh Isra Ramli menyoroti tentang beberapa proyek besar presiden Prabowo yang di antaranya tentang makan siang gratis, cek kesehatan gratis dan Danantara. Dirinya juga menyampaikan kalau sudah ada kurang lebih 10 juta penerima manfaat. 

Namun selain berita baik, Isra juga menyampaikan kalau Indonesia sedang menghadapi dunia yang riuh dari informasi melimpah, emosi menguasai, kebebasan disalahgunakan, kebenaran tersisih yang diprediksi akan terus meningkat.

Yang terakhir, dirinya juga menyampaikan tentang Indikator mencapai negara maju utamanya kepercayaan, kedua topik pembahasan di ruang publik.

Peran Komdigi dalam Memperkuat Kehumasan Pemerintah

Jika sebelumnya insight tentang pemerintahan, selanjutnya lewat pemaparan oleh Molly Prabawaty, kita diajak untuk lebih mengenal bagaimana cara komunikasi tersampaikan ke publik secara massal yang meliputi:

  • Program prioritas, strategi komunikasi krisis, visi digital 2045.
  • Alasan harus bermitra dengan media massa.
  • Membangun kemitraan strategis lewat beberapa agenda acara.

Di sesi ini, dirinya juga menyampaikan kalau saat ini ada 1836 media terdaftar atau terverifikasi dewan pers yang turut membantu dalam penyampaian berita dari pemerintah ke publik.

Government PR: Meredam atau Mencegah Kebisingan

Disampaikan oleh Dr. Nia Sarinastiti. Dirinya mengatakan kalau proses komunikasi kita masih dalam tahap storming dan diperkeruh dengan banyaknya narasi yang berbeda-beda dan adanya Miss dari pemerintah dalam mengutus perwakilan untuk meluruskan dan menyelesaikan sebuah masalah, seperti contohnya dari kasus Gus Miftah dan penjual es.

Selain itu juga, dirinya menyampaikan tentang strategi Komunikasi pemerintah yang menerapkan tahapan “Pinnacle drop Principle” oleh Lewis & Mille (2012) yang berawal dari pemahaman, empati, dan storytelling untuk membentuk narasi untuk menginspirasi dan mengajak masyarakat luas.

Excellent Communication for Enabling Meaningful Public Participation 

Di sesi terakhir penyampaian, Florida Andriana menyampaikan tentang komunikasi kebijakan bukan hanya sekedar pengumuman. Jika dianalisis lebih lanjut komunikasi yang hanya berfokus pada ‘hal baik’ dapat memperlemah fondasi kebijakan. Contohnya seperti terlalu fokus pada keberhasilan tanpa membahas tantangan di lapangan beresiko membuat kesenjangan persepsi, dan kecenderungan penggunaan pendekatan satu arah. 

Selain hal itu, Flo juga menyampaikan tentang transparansi dan kredibilitas di tengah dinamika perkembangan media, 5 poin strategi yang di antaranya:

  • Komunikasi bertahap.
  • Akui tantangan dan rencana literasi.
  • Ceritakan perjalanan, bukan sekedar tujuan.
  • Respons kritik dengan empati.
  • Rencang komunikasi yang membuka dan mengarahkan umpan balik.

Menjawab Pertanyaan Publik terkait Komunikasi Pemerintah dan Publik

Setelah sesi pemaparan di awal, acara dilanjut dengan dibukanya sesi tanya jawab. Di sini ada 6 peserta yang diberikan kesempatan bertanya. Sesi tanya jawab ini dibagi menjadi 2 sesi, topik yang menjadi sorotan di antaranya adalah:

  • Tentang cara menilai terkait meritokrasi di Indonesia, Isra menyampaikan kalau harus memiliki contoh besarnya dulu, menurutnya beberapa lembaga publik masih banyak memegang sistem ini. Adanya penyimpangan seperti salah satunya orang dalam malah justru menjadi faktor adanya persepsi baru tentang hilangnya sistem ini di Indonesia.
  • Terkait modal komunikasi yang perlu diterapkan agar tidak terjadi miskom antar pemerintah dan masyarakat diantara keberagaman generasi yang ada sekarang, menurut Nia, yang perlu dilakukan dan diprioritaskan yaitu mencari penelitian tentang media yang paling banyak diakses salah satu generasi yang mendominasi dalam bersuara saat ini, barulah mereka bisa menyesuaikan penyampaian yang tepat seperti apa.
  • Bagaimana peran atau SOP dari PCO untuk menanggapi sentimen atau keresahan publik. Isra menjelaskan kalau ada 5 tahapan untuk meredakan suara publik supaya tidak menjadi miss informasi yaitu pantau, waspada, siaga, alert dan baru ditangani.
  • Menurut Molly dan Isra, menangani narasi dengan membuat tunggal perlu adanya menyamakan persepsi dan membuat kesepakatan dengan kementerian, pemerintah daerah, dan lembaga yang terkait baru menangani dengan hati-hati.
  • Terkait mengubah sentimen publik yang sudah negatif, Flo berpendapat dari memperbaiki prosesnya dari memahami sesuatu yang tidak kita tahu demi mengantisipasi, baru kedepannya untuk dikembangkan. Nia juga menambahkan dalam hal ini perlu adanya konsistensi dan komitmen memperbaiki, serta harus bisa melihat Indonesia secara keseluruhan.
Launching dan Diskusi Bedah Buku “Ayah adalah Ibu, Ibu adalah Ayah”

Wahyu Aji selaku CEO GNFI berharap acara dapat memberikan pandangan baru dari beberapa perspektif, serta mengajak anak-anak muda untuk lebih aware tentang kebijakan publik khususnya komunikasi antar pemerintah dan publik. Kemudian seperti biasanya, Goodtalk Off-Air ditutup dengan sesi foto bersama. Kedepannya, GNFI dan Perhumas masih merencanakan akan adanya kolaborasi dalam membuat acara yang sama.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
NA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.