Tahukah Kawan GNFI, bahwa kita bisa mendeteksi kondisi lingkungan melalui hewan atau tumbuhan yang hidup di sekitar kita? Hewan atau tumbuhan itu disebut dengan spesies indikator.
Spesies indikator adalah organisme hidup yang menjadi cerminan dari kondisi lingkungan yang menjadi rumah mereka.
Saat lingkungan terpengaruh oleh polusi atau perubahan iklim, spesies indikator biasanya menunjukkan tanda-tanda stres. Pola-pola inilah yang membantu memahami perubahan yang sedang atau akan terjadi di lingkungan.
Ciri-Ciri Spesies Indikator
Suatu organisme tergolong spesies indikator apabila bisa mewakili seluruh populasi dan ekosistem dalam merespons perubahan lingkungan. Spesies tersebut juga harus relatif umum dan memiliki populasi cukup besar agar mudah untuk dipelajari.
Selain itu, spesies indikator biasanya memiliki kemampuan reproduksi yang cepat dan dalam jumlah besar, serta memiliki habitat dan pola makan khusus.
Ketika suatu spesies memenuhi kriteria, mereka akan dipelajari dan bisa menjadi "alarm" bagi kita saat terjadi ancaman terhadap lingkungan kita.
5 Hewan sebagai Pendeteksi Kondisi Lingkungan
Berbicara soal spesies indikator, hewan adalah organisme hidup yang paling umum digunakan. Berikut lima hewan yang bisa menjadi detektor kesehatan lingkungan:
1. Katak
Katak memiliki tekstur kulit yang bisa menyerap air, oksigen, bahkan racun. Akibatnya, mereka sangat sensitif terhadap perubahan kualitas udara dan air di lingkungan. Misalnya, pencemaran pestisida telah menyebabkan penurunan populasi katak di seluruh dunia. Sementara itu, beberapa yang lain mengalami kelainan bentuk seperti tumbuhnya kaki tambahan.
2. Kupu-Kupu Raja
Kupu-kupu seringkali bermigrasi dari satu lingkungan ke lingkungan lain. Migrasi ini dipengaruhi oleh kualitas suatu lingkungan. Jika kualitas suatu lingkungan buruk, maka kupu-kupu akan berusaha mencari lingkungan yang lebih sehat.
Karena itu, mereka bisa menjadi petunjuk kesehatan lingkungan, baik di daerah asal maupun daerah tujuan migrasi mereka.
Karangsambung di Kebumen Jadi Laboratorium Alam untuk Belajar Geografi
Dalam 25 tahun terakhir telah terjadi penurunan drastis populasi kupu-kupu raja. Penyebabnya diduga dari kombinasi hilangnya habitat, penggunaan pestisida, dan perubahan iklim. Ini menjadi salah satu pengingat manusia, bahwa bumi kita sedang tidak baik-baik saja.
3. Lebah madu
Lebah madu tidak hanya berperan sebagai penyerbuk, tetapi juga spesies indikator. Lebah madu akan terbang dari satu bunga ke bunga yang lain. Tubuhnya yang dipenuhi bulu-bulu halus tidak hanya mengumpulkan serbuk sari, tetapi juga berbagai zat dari tanah, tumbuhan, udara, dan air.
Oleh karena itu, lebah madu diteliti untuk mendeteksi tingkat polusi lingkungan. Mulai dari mengukur tingkat kematian, fungsi kognitif, cacat lahir meningkat, atau residu beracun terdeteksi di dalam madu dan serbuk yang disimpan.
Tidak berhenti di situ, lebah madu juga sensitif terhadap perubahan iklim. Suhu global yang kian meningkat bisa mengganggu kemampuan mereka mengatur suhu tubuh, yang pada akhirnya akan mengancam keberlangsungan hidup koloni.
4. Capung
Capung menghabiskan sebagian besar hidupnya di air sekitar 4-7 tahun sebagai nimfa capung. Artinya, mereka membutuhkan kualitas air yang tinggi untuk keberlangsungan hidupnya hingga menjadi capung dewasa.
Ketika capung mulai jarang terlihat dan jumlahnya makin menurun, hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah serius pada kualitas air, seperti polusi limbah kimia, sampah, atau erosi sedimen yang bisa mengubur telur dan nimfa mereka.
5. Kelelawar
Kelelawar berperan besar dalam ekosistem sebagai penyebar benih, penyerbuk, dan pemakan serangga. Kehidupannya sangat dekat dengan lingkungan. Karena itu, kelelawar begitu sensitif terhadap perubahan yang terjadi di ekosistemnya.
Terkurung Air Laut, Inilah Kisah Keluarga Pasijah Menanam Mangrove di Pesisir Demak
Sebagai spesies indikator, kelelawar digunakan untuk meneliti polusi cahaya, logam berat, urbanisasi, kekeringan, dan perubahan pertanian suatu lingkungan. Jika populasi kelelawar terganggu, besar kemungkinan ada yang salah dengan lingkungan sekitarnya.
Mengapa Spesies Indikator Penting?
Spesies indikator sering kali menjadi organisme pertama yang merespons perubahan lingkungan. Para ilmuwan memantau kesehatan lingkungan secara menyeluruh menggunakan spesies indikator dengan mempelajari perubahan perilaku, fisiologi, atau jumlahnya.
Spesies indikator digunakan untuk memantau berbagai isu lingkungan, meliputi:
- Tingkat polusi
- Kualitas habitat
- Perubahan keanekaragaman hayati
- Gangguan ekosistem
- Perubahan iklim
- Kualitas air
- Risiko kesehatan manusia
Informasi yang diperoleh dari pemantauan spesies indikator sangat bermanfaat bagi para ilmuwan, pembuat kebijakan, dan pejabat berwenang dalam mengambil langkah konservasi dan mitigasi, sebelum kerusakan lingkungan menjadi lebih parah.
Spesies indikator begitu penting sebagai pendeteksi perubahan yang terjadi atau akan terjadi di lingkungan. Karena hidup mereka sangat dekat dengan alam, mereka yang paling pertama merasakan jika ada sesuatu yang berubah di ekosistemnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News