Untuk Kawan GNFI yang sedang berlibur ke Kota Semarang, kalian bisa mencoba berwisata ke kampung khas tempo dulu dan mencicipi makanan tradisional khas Jawa di Kampung Jawi. Terletak di Jl Kalilang Lama, kec Gunungpati, Kota Semarang, Kampung Jawi berjarak sekitar 20 menit dari pusat Kota Semarang.
Saat pertama kali tiba di Kampung Jawi, kita akan disuguhi bangunan khas tempo dulu yang terbuat dari kayu dan bambu. Selain itu, kita juga dapat melihat pemandangan pepohonan serta aliran sungai yang berada di sekitar Kampung Jawi.
Destinasi wisata yang disebut kampung tematik ini, didirikan pertama kali oleh Siswanto. Berkat kerja keras dan kegigihan Siswanto, kini Kampung Jawi mampu menjadi pusat ekonomi yang memberdayakan masyarakat sekitar.
Sajikan Makanan Tradisional Khas Jawa
Berdiri di atas lahan seluas dua hektar, Kampung Jawi memiliki 18 lapak yang menyajikan makanan-makanan khas Jawa sepertisego koyor, wedang ronde, gandos, sego tewel, dan masih banyak lagi. Uniknya lagi, makanan-makanan tersebut dibuat oleh ibu-ibu warga sekitar Kalilang Lama sehingga cita rasa makanan yang disajikan otentik.
Menelusuri Kampung Mati di Tengah Kota Semarang, Rumah Megah dan Mewah tak Berpenghuni
Beragam makanan mulai dari jajan pasar, makanan berat, hingga minuman tradisional dapat ditemukan di sini seperti bir pletok dan jamu jun yang sudah sangat sulit ditemui.
Pengalaman Berbelanja Menggunakan Kepeng
Selain menyuguhkan makanan tradisional, Kampung Jawi juga menyuguhkan pengalaman unik yaitu bertransaksi menggunakan kepeng kayu berbentuk segi empat. Mata uang kepeng adalah alat tukar resmi di Nusantara pada zaman dulu, sehingga pengunjung benar-benar diajak ke dimensi yang berbeda dari kehidupan modern.
Pengunjung dapat menukarkan uang rupiah menjadi kepeng di lapak samping gerbang masuk. Satu kepeng seharga 3.500 rupiah, sedangkan rata-rata harga makanan dan minuman di sini berkisar antara 3—6 kepeng.
Menjadi Pusat Acara Seni Tahunan
Di dalam area Kampung Jawi, berdiri sebuah pendopo yang biasa digunakan warga sekitar, termasuk anak-anak untuk menggelar kegiatan kesenian. Biasanya pendopo tersebut digunakan untuk berlatih karawitan atau ketoprak.
Dilansir dari Kompas.id, pendopo tersebut juga sering digunakan untuk menggelar acara seni tahunan, antara lain Memetri Kampung Jawi pada bulan Oktober dan 1000 obor kemenangan pada bulan Agustus.
Hadirnya Kampung Jawi sangat berdampak bagi masyarakat sekitar, karena seluruh penjual, petugas parkir, hingga among tamu merupakan warga di sekitar Kalilalang Lama.
Kampung Jawi juga menyediakan lapangan yang luas, sehingga cocok untuk rombongan yang ingin menggelar acara di sana. Oleh karena itu, tempat ini juga menyediakan paket wisata bagi instansi yang ingin berwisata sambil melihat pertunjukan tradisional dan mencicipi makanan khas Jawa.
Ikon dan Kebanggaan Warga
Siswanto berhasil menggubah daerah Kalilalang Lama yang semula kekeringan, longsor dan tidak ada pergerakan ekonomi, menjadi lokasi wisata yang sangat cantik. Kampung Jawi berhasil menjadi daya tarik, tidak hanya bagi masyarakat, tetapi sampai ke Gubernur, Walikota, hingga berbagai kalangan pejabat daerah.
Berbagai tantangan dihadapi Siswanto, mulai dari penolakan dari warga dan minimnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat sekitar.
Mengenang Kejayaan Bisnis Kopi di Semarang, Pabrik Kopi Margo Redjo yang Masih Eksis
Pastinya saat ini kondisinya sudah berubah 180 derajat, Kampung Jawi mendapatkan perhatian dan sambutan positif dari masyarakat hingga menjadi icon wisata di Kota Semarang.
Jika ingin berkunjung ke Kampung Jawi, Kawan GNFI dapat mengunjungi mulai pukul 16.30—22.00 dan tersedia pilihan tempat duduk indoor dan juga outdoor yang bisa disesuaikan dengan kesukaan kamu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News