Andytha Firselly Utami atau biasa dipanggil Afutami adalah ekonom lingkungan Indonesia memiliki kepedulian terhadap isu yang berdampak kepada masyarakat. Terutama soal kebijakan publik, di mana isu itu membuatnya mengambil gelar Kebijakan Publik dari Harvard University setelah lulus dari Hubungan Internasional Universitas Indonesia.
Kepedulian Afu terhadap kebijakan publik membuat dirinya mendirikan Think Policy Society, sebuah wadah untuk mendiskusikan kebijakan publik antargenerasi. Di organisasi itu, seluruh kalangan bisa saling berjejaring dan bertukar informasi mengenai banyak isu, seperti trasisi digital hingga ekonomi hijau.
Afu yang paham akan kebijakan publik lantas berandai ketika bersua Good News From Indonesia. Segala insight menarik pun dikemukakan olehnya, termasuk ketika ia berandai mengubah reformasi birokrasi agar sistem meritokrasi tercipta di pemerintahan.
Dorong Meritokrasi
Sistem meritokrasi menjadi hal langka di pemerintahan Indonesia. Urusan bagi-bagi jabatan di tubuh pemerintahan kerap terjadi karena mereka yang memiliki wewenang mengedepankan sistem nepotisme. Alhasil, jangan heran posisi strategis tidak tertentu dipimpin orang-orang yang tidak memiliki kompetensi dalam bidangnya.
Afutami dengan kesadaran penuh mengerti akan hal itu. Saat berbincang dengan Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk, ia pun diajak berandai mengubah satu kebijakan publik jika diberi kesempatan. Tanpa pikir panjang, Afu memilih ingin mengubah reformasi birokrasi agar proses rekrutmen di lembaga pemerintahan lebih kuat kredibilitasnya.
“Aku akan fokus ke reformasi birokrasinya sih jadi institusi. Jadi gimana kita meng-organize kementerian-kementerian terus proses rekrutmen atau penunjukan menteri, jadi kayak what kind of fit and proper test-nya berbasis meritokrasi,” ucap Afu.
Afu dalam hal ini percaya, jika mereka yang terpilih dengan sistem meritokrasi memiliki kompetensi dan bisa melahirkan kebijakan publik lebih berdampak ke masyarakat.
“Kebijakan publik itu sebenarnya adalah airnya jadi kualitas airnya bersih berkualitas, tepat, atau enggak birokrasinya pipa-pipa yang mentarkan airnya. Nah, kalau kebijakannya benar, pipanya berkarat, berkarat semua. Jadi jawaban yang tadi aku mau bersihin ‘pipa’ yang mau dibenerin, struktur atau birokrasinya,” katanya lagi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News