Padi merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk meningkatkan hasil panen, petani terus mencari cara yang lebih efisien dalam menanam padi.
Salah satu metode yang terbukti efektif adalah sistem tanam Jajar Legowo. Metode ini mengatur pola tanam padi dengan memberikan ruang kosong di antara barisan tanaman, sehingga tanaman mendapat lebih banyak sinar matahari dan udara.
Lalu, bagaimana cara kerja sistem Jajar Legowo, apa saja kelebihannya, dan bagaimana cara menerapkannya? Mari kita ketahui lebih lanjut!
Apa Itu Sistem Tanam Jajar Legowo?
Jajar Legowo adalah metode menanam padi dengan pola barisan tanaman yang diselingi oleh satu barisan kosong.
Pola ini berasal dari bahasa Jawa, di mana "lego" berarti luas dan "dowo" berarti panjang.
Dengan adanya ruang kosong di antara barisan, tanaman padi bisa tumbuh lebih optimal karena mendapatkan lebih banyak sinar matahari dan sirkulasi udara yang baik.
Metode ini awalnya diterapkan di daerah yang sering mengalami serangan hama atau penyakit. Kini, sistem ini semakin populer karena terbukti meningkatkan produksi padi.
Tipe-Tipe Pola Tanam Jajar Legowo
Sistem Jajar Legowo memiliki beberapa variasi, antara lain:
- Jajar Legowo 2:1 - Dua baris tanaman diikuti satu baris kosong.
- Jajar Legowo 4:1 - Empat baris tanaman diikuti satu baris kosong.
- Jajar Legowo 6:1 - Enam baris tanaman diikuti satu baris kosong.
Semakin banyak baris tanaman dalam satu kelompok, semakin tinggi populasi padi yang bisa ditanam. Namun, pemilihan pola tergantung pada kondisi lahan dan kebutuhan petani.
Keunggulan Sistem Jajar Legowo
Sistem ini memiliki banyak manfaat bagi petani, di antaranya:
- Meningkatkan hasil panen karena jumlah tanaman lebih banyak dibandingkan pola konvensional.
- Memaksimalkan sinar matahari, yang membantu proses fotosintesis sehingga tanaman lebih sehat dan produktif.
- Mengurangi serangan hama dan penyakit, terutama tikus dan jamur, karena lingkungan lebih terbuka.
- Mempermudah perawatan, seperti pemupukan dan pengendalian gulma.
- Bisa dikombinasikan dengan sistem mina padi, yaitu menanam padi sambil beternak ikan di sawah.
Kekurangan yang Perlu Diperhatikan
Meski memiliki banyak keunggulan, sistem ini juga memiliki beberapa tantangan:
- Membutuhkan tenaga kerja lebih banyak, terutama saat penanaman.
- Membutuhkan lebih banyak bibit, karena populasi tanaman lebih padat.
- Gulma lebih mudah tumbuh di barisan kosong, sehingga petani perlu lebih rajin membersihkannya.
- Biaya lebih tinggi, terutama untuk tenaga kerja dan bibit tambahan.
Terus Dikembangkan Agar Bisa Gencar Diterapkan
Saat ini, inovasi teknologi pertanian yang sedang diuji adalah Direct Seeding dengan metode jajar legowo. Pengujian ini dilakukan di Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi Muara Landbouw, Bogor.
Menteri Pertanian Amran menjelaskan bahwa sistem ini bisa menghemat waktu dan biaya bagi petani.
“Dengan Direct Seeding, kita bisa menanam langsung tanpa perlu pembenihan terlebih dahulu. Ini bisa mempercepat tanam hingga dua minggu per siklus, sehingga dalam setahun kita bisa panen minimal tiga kali, bahkan bisa sampai empat kali,” ujarnya sebagaimana dikutip dari keterangan resmi.
Selain mempercepat produksi, metode ini juga mendukung pertumbuhan padi yang lebih sehat karena memberikan akses sinar matahari lebih baik. Jika penerapan ini berhasil, teknologi ini akan diperluas ke berbagai daerah, terutama dalam program cetak sawah dan optimasi lahan.
Mentan Amran menegaskan bahwa pertanian harus terus berinovasi agar produksi pangan meningkat.
“Kita harus beralih ke pertanian modern dengan mekanisasi penuh. Inovasi seperti ini bisa meningkatkan hasil panen hingga 8 ton per hektare, bahkan lebih,” katanya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News