Kritik sastra merupakan salah satu cabang ilmu sastra yang tujuannya adalah untuk memberikan analisis, penilaian, dan memberikan pandangan terhadap suatu karya sastra.
Pada umumnya kritik sastra dilakukan oleh seorang kritikus sastra yang memiliki pengetahuan mumpuni terkait karya sastra serta bidang-bidang lain yang berkaitan seperti sejarah, filsafat, sosiologi, psikologi, teori sastra, dan lain sebagainya.
Hal ini dikarenakan karya sastra mencakup berbagai macam bidang ilmu pengetahuan, misalnya seperti dalam novel bertema sejarah, sang kritikus harus mengetahui secara menyeluruh latar belakang sejarah apa yang sedang terjadi di dalam novel tersebut.
Begitupun dengan novel dan karya sastra lainnya, ilmu psikologi, filsafat, serta teori sastra akan sangat dibutuhkan oleh seorang kritikus sastra dalam memahami beberapa hal dalam sebuah karya sastra.
Baca juga: Meningkatkan Minat Membaca Siswa SD dengan Komik, Menarik dan Edukatif
Seperti misalnya, motif yang mendasari seorang tokoh utama melakukan suatu hal dalam sebuah novel, lalu simbolisme-simbolisme yang digambarkan dalam karya sastra, hingga makna tersirat dalam sebuah bait puisi, syair, lirik lagu, dan masih banyak lagi.
Kritik sastra mencakup aneka ragam karya sastra, dari mulai fiktif sampai non fiktif seperti novel, cerpen, drama, film, syair, prosa, puisi, esai, biografi, autobiografi, dan lain sebagainya yang bertujuan untuk:
- Mempermudah pembaca memahami isi karya sastra
- Menunjukkan keindahan dalam suatu karya sastra
- Menunjukkan pesan moral yang terkandung dalam sebuah karya sastra
- Menunjukkan parameter dalam menilai suatu karya sastra
Selain itu, kritik sastra juga dapat bermanfaat bagi para pengarang, penulis, atau pencipta sebuah karya sastra, karena dengan adanya kritik sastra, mereka dapat:
- Mengetahui kekurangan dan kelebihan apa saja yang terdapat dalam karya sastra yang mereka buat
- Menambah wawasan para penulis akan hal-hal yang terkait dalam kebahasaan, objek, serta tema yang dapat diangkat dalam sebuah karya sastra.
Dengan kata lain, kritik sastra merupakan sebuah media yang menjembatani antara penulis dengan para pembacanya dengan mempermudah pembaca dalam memaknai isi yang terkandung dalam sebuah karya sastra.
Seperti Apa sih, Contoh Kritik Sastra?
Setelah kita memahami apa itu kritik sastra beserta fungsi dan manfaatnya, berikut beberapa contoh kritik sastra dari beberapa karya sastra:
1. Kritik Sastra dari Puisi Berjudul Izinkan Karya Rabindranath Tagore
Izinkan aku berdoa bukan agar terhindar dari bahaya, melainkan agar aku tiada takut menghadapinya.
Izinkan aku memohon bukan agar penderitaanku hilang melainkan agar hatiku teguh menghadapinya,
Izinkan aku tidak mencari sekutu dalam medan perjuangan hidupku melainkan memperoleh kekuatanku sendiri.
Izinkan aku tidak mengidamkan dalam ketakutan dan kegelisahan untuk diselamatkan, melainkan harapan dan kesabaran untuk memenangkan kebebasanku. Berkati aku, sehingga aku tidak menjadi pengecut dengan merasakan kemurahan-Mu dalam keberhasilanku semata, melainkan biarkan aku menemukan genggaman tangan-Mu dalam kegagalanku.
Puisi ini merupakan puisi modern yang tergambarkan dalam struktur bait dan barisnya, yang terdiri dari tiga baris kecuali pada bait keempat.
Tema yang diangkat dalam puisi ini adalah doa seorang hamba kepada Tuhannya yang menggambarkan sang penulis sedang berdoa namun tidak meminta sesuatu, melainkan merendah karena ia merasa dirinya tidak memiliki hak apapun atas ketentuan dari Tuhannya.
Maka dari itu, ia memohon agar dirinya diberi kekuatan untuk dapat menghadapi kenyataan hidup dan takdir yang telah ditetapkan oleh-Nya, seperti yang tergambarkan dalam bait “Izinkan aku berdoa bukan agar terhindar dari bahaya, melainkan agar aku tiada takut menghadapinya.”
Puisi ini memiliki pesan moral bagi para pembacanya agar kembali menyadari bahwa seorang hamba tidaklah memiliki hak atas apa yang sudah ditetapkan oleh sang pencipta.
Seorang hamba hanya dapat melaksanakan apa yang sudah diperintahkan tanpa mengeluhkan nasibnya.
Selain itu seorang hamba dapat memohon dan berdoa meminta bantuan dan sesuatu dari Sang Pencipta. Akan tetapi, kita harus tetap menerima dengan tulus dan bersyukur atas apa saja yang telah diberikan olehNya.
2. Kritik Sastra dari Puisi Chairil Anwar dengan Judul Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
Puisi Chairul Anwar yang berjudul Aku merupakan salah satu puisi yang paling terkenal dalam sejarah sastra Indonesia. Di dalam puisi ini memberikan gambaran mengenai semangat individualisme, kebebasan, dan perlawanan terhadap keterbatasan.
Puisi Aku mengangkat tema keberanian dan eksistensialisme, yang mana di sini Chairul Anwar menampilkan sosok yang menolak tunduk pada takdir dan memilih untuk menentukan jalannya sendiri.
Di dalam setiap bait-bait puisinya menggambarkan sikap perlawanan dan optimisme dalam menghadapi kehidupan.
Oleh karena itu, puisi ini sangat cocok bagi pembaca yang sedang ingin menemukan jati diri mereka.
Selanjutnya, gaya bahasa yang digunakan dalam puisi aku itu sangat jelas. Chairil Anwar juga memilih kata-kata yang kuat, seperti “Aku ini binatang jalang,” yang dengan jelas mencerminkan sikap pemberontakan.
Selain itu, majas metafora dan simbolisme juga digunakan dengan tujuan untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan, serta membuat para pembaca semakin penasaran untuk membacanya.
Ketika membaca puisi tersebut, pembaca akan terbawa dengan emosi yang mendalam karena aspek musikalitas dan ritme dalam puisi ini sangat menarik.
Puisi Aku memang berhasil dalam menyampaikan pesan mengenai perjuangan dan kebebasan individu. Akan tetapi, di sisi lain para kritikus sastra menilai puisi ini terlalu menekankan soal individualisme yang ekstrem.
Sikap “melawan segala sesuatu” yang ada dalam puisi tersebut, dianggap sebagai bentuk kesombongan yang tidak sesuai dengan realitas sosial yang memiliki kompleksitas.
2. Analisis Kritik terhadap Film Laskar Pelangi
Film yang berdasarkan dari novel karya Andrea Hirata ini menceritakan tentang perjuangan sekelompok anak-anak yang tinggal di Belitung dalam meraih pendidikan di segala keterbatasannya.
Film ini menggambarkan bagaimana anak-anak dari keluarga sederhana yang tinggal di kawasan pesisir berjuang demi mendapatkan pendidikan yang layak, hal ini dapat dilihat dari sifat dan karakter tokoh dalam film tersebut.
Misalnya seperti Ikal yang merupakan tokoh utama dengan sifat yang penuh semangat, Lintang dengan sifat yang cerdas dan rajin, Mahar dengan kreativitas dan kecintaan terhadap seni, serta Bu Muslimah yang merupakan seorang guru yang berdedikasi untuk mengajari anak-anak SD Muhammadiyah di pulau Belitung.
Alur cerita dari film Laskar Pelangi dapat membuat penonton turut merasakan bagaimana perjuangan para tokohnya dalam memperoleh pendidikan.
Terdapat banyak momen-momen lucu, sedih, dan membangkitkan semangat. Namun ada juga beberapa momen dimana alur ceritanya terasa agak lambat, terutama di bagian pertengahan film.
Ada banyak sekali pelajaran dan nilai moral yang dapat kita amati tentang betapa pentingnya pendidikan, kerja keras, dan juga kebersamaan.
Dari film ini penonton dibuat sadar agar selalu bersyukur atas kesempatan belajar yang dimiliki. Karena tidak semua orang bisa dengan mudahnya mengakses pendidikan seperti kita yang tinggal di kota.
4. Analisis Kritik terhadap Novel Filosofi Teras
Novel karya Henry Manampiring ini merupakan salah satu contoh novel yang mengangkat tema filosofi dan spirit sosial. Di mana sang penulis menggambarkan pandangan-pandangannya terhadap filosofi hidup dan perilaku manusia dalam masyarakat.
Tema filosofi yang diangkat pun sarat akan pelajaran yang dapat kita ambil, seperti keadilan, kebaikan, dan kebenaran dipaparkan dengan baik melalui cerita-cerita yang menghibur. Membuat para pembaca dapat terinspirasi dan merasa memiliki pemahaman baru dan lebih mendalam terkait filosofi hidup.
Penulis juga sering menyisipkan filosofi-filosofi kuno ke dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga membuat buku ini lebih mudah dipahami dan tentunya juga bermanfaat bagi para pembaca.
Novel ini merupakan buku bacaan yang sangat baik bagi mereka yang ingin mempelajari filsafat kuno serta bagaimana implementasinya terhadap kehidupan modern seperti saat ini.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai apa itu kritik sastra serta fungsi dan contoh-contohnya yang dapat Kawan jadikan referensi. Semoga bermanfaat, ya!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News