mitos batu bleneng di tol cipali yang konon tidak bisa dipindahkan - News | Good News From Indonesia 2025

Mitos Batu Bleneng di Tol Cipali yang Konon Tidak Bisa Dipindahkan

Mitos Batu Bleneng di Tol Cipali yang Konon Tidak Bisa Dipindahkan
images info

Apakah Kawan pernah mendengar salah satu mitos yang berkembang di tengah masyarakat terkait Batu Bleneng? Lokasi ini diyakini sebagai salah satu tempat mistis di Indonesia.

Secara bentuk, Batu Bleneng memiliki ukuran yang besar dan tidak jauh berbeda dengan bongkahan batu pada biasanya. Namun menurut kepercayaan masyarakat, batu ini memiliki aura mistisnya tersendiri.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait batu yang berada di Tol Cipali tersebut? Simak ulasan lengkap terkait mitos Batu Bleneng dalam artikel berikut ini.

Lokasi Batu Bleneng

Tol Cipali merupakan salah satu jalan bebas hambatan yang ada di daerah Barat. Jalan tol yang memiliki kepanjangan Cikopo-Palimanan ini menghubungkan daerah Cikopo, Purwakarta dengan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.

Memiliki panjang lebih kurang 116 km, jalan tol ini menjadi bagian dari Tol Trans Jawa yang membentang dari Merak, Banten hingga Banyuwangi, Jawa Timur. Tol Cipali sendiri melintasi beberapa daerah yang ada di Jawa Barat, seperti Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Cirebon.

Meskipun baru diresmikan pada 2015 lalu, berapa kasus kecelakaan sudah sering terjadi di jalan tol ini. Banyaknya kasus kecelakaan ini sering kali membuat Tol Cipali dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis.

Menurut kepercayaan masyarakat, hal-hal yang berbau mistis ini sering kali mencelakakan pengendara yang melintasi tol tersebut. Hal ini pula yang dipercaya membuat kasus kecelakaan di Tol Cipali sering terjadi.

Salah satu mitos yang berkembang terkait jalan tol ini adalah Batu Bleneng. Sama seperti cerita lainnya, Batu Bleneng juga memiliki kisah mitosnya tersendiri.

Lokasi Batu Bleneng ini sendiri berada di Kilometer 182. Lokasi ini sekaligus berdekatan dengan Gerbang Tol Cipali.

Jika melintasi jalan ini, Kawan akan melihat bongkahan batu besar yang ada di pinggir jalan. Batu besar inilah yang dikenal sebagai Batu Bleneng oleh masyarakat setempat.

Mitos Batu Bleneng di Tol Cipali

Mitos terkait Batu Bleneng ini sendiri memiliki beberapa versi cerita yang berbeda. Namun umumnya cerita yang berkembang ini masih berkaitan dengan aura mistis yang dimiliki oleh batu besar tersebut.

Dilansir dari laman KumparanNEWS, Batu Bleneng diyakini sudah ada sejak dahulu. Dulunya batu ini digunakan untuk menutup mata air yang ada di daerah tersebut.

Menurut kisahnya, pada zaman dahulu terdapat sebuah mata air raksasa yang ada di daerah tersebut. Mata air ini selalu menyembur tanpa henti.

Hal ini membuat pemukiman tersebut terancam oleh mata air yang selalu menyembur tersebut. Akhirnya digunakanlah sebuah bongkahan batu besar untuk menutup mata air itu.

Dinukil dari laman detiknews, versi lain menyebutkan bahwa lokasi Batu Bleneng dulunya digunakan sebagai tempat orang-orang untuk bersemedi. Keberadaan makam yang ada di sekitar Batu Bleneng juga turut memperdalam aura mistis yang ada di lokasi tersebut.

Batu Bleneng sendiri dipercaya tidak bisa dipindahkan begitu saja dari lokasi awalnya. Jika hal ini dilakukan, maka orang yang memindahkan batu ini dipercaya akan mengalami malapetaka nantinya.

Tidak hanya itu, tidak ada seorang pun yang dipercaya bisa menghancurkan batu tersebut. Mitos yang berkembang inilah yang sering kali dikaitkan dengan berbagai macam malapetaka yang terjadi di tol cipali.

Jika dilihat secara nalar, sebenarnya tidak ada kaitan langsung antara mitos ini dengan peristiwa kecelakaan yang terjadi di Tol Cipali. Sebab bisa saja kecelakaan yang terjadi diakibatkan oleh kesalahan manusia dan faktor-faktor lainnya.

Meskipun demikian, kepercayaan terkait mitos Batu Bleneng ini bisa saja dianggap sebagai kearifan lokal yang berkembang di tengah masyarakat yang mendiami daerah tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.