mengintip proses pembuatan kerajinan sulam kasab khas aceh beserta makna filosofisnya - News | Good News From Indonesia 2025

Mengintip Proses Pembuatan Kerajinan Sulam Kasab Khas Aceh Beserta Makna Filosofisnya

Mengintip Proses Pembuatan Kerajinan Sulam Kasab Khas Aceh Beserta Makna Filosofisnya
images info

Kita sebagai warga negara Indonesia, pasti bangga dengan kekayaan budaya yang dimiliki oleh bumi pertiwi ini. Dari Sabang sampai Merauke, terdapat banyak sekali kebudayaan Indonesia yang bisa dieksplorasi. Mulai dari bahasa daerah, upacara adat, tarian daerah, pakaian tradisional, sampai ke kerajinan unik khas daerah setempat yang memukau banyak orang.

Indonesia pun terkenal akan kerajinan tangan hasil seni budaya yang mendunia lho! Bahkan banyak yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda, misalnya kain batik yang pastilah Kawan sudah tidak asing lagi dengan yang satu ini. 

Namun, tahukah Kawan, di Banda Aceh terdapat sebuah kerajinan khas yang tidak kalah indahnya lho dengan kain batik, yaitu kain sulam kasab yang di setiap jahitan dan motifnya kental akan makna filosofis!

Apakah Kawan sudah pernah mendengar mengenai kain sulam kasab? Jika belum, yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Asal Muasal Kain Sulam Kasab

Kain Sulam Kasab berasal dari Provinsi Aceh, tepatnya di Kabupaten Aceh Besar. Ini merupakan sebuah karya seni untaian benang emas yang disulam di atas kain beludru membentuk rangkaian motif-motif yang elok untuk dipandang.

Metode yang digunakan untuk menyulam benang emas di atas kain beludru inilah yang disebut kasab, yang telah digunakan secara turun temurun untuk membuat aneka ragam kerajinan tangan seperti tirai, sarung bantal, hiasan pelaminan, alas duduk, kasur, langit-langit rumah, kipas, hingga gantungan kunci.

Baca juga: Legenda Pangeran Amat Mude dari Aceh, Kisah Anak Raja yang Kembali ke Takhtanya

Sulaman tersebut dalam kebudayaan masyarakat Aceh memiliki makna tersendiri serta menjadi komponen penting dalam setiap upacara adat Aceh, misalnya upacara pernikahan, tepuk tawar, sunat rasul (khitanan), dan lain sebagainya.

Penggunaan kain sulam kasab yang identik dengan upacara-upacara adat inilah yang menjadikannya sebuah simbol sedang berlangsungnya sebuah upacara adat di dalam rumah. 

Jadi, jika Kawan sedang berkunjung ke Aceh lalu melihat ada kerajinan kasab menghiasi sebuah rumah, besar kemungkinan pemiliknya sedang mengadakan upacara adat.

Makna dari Warna dan Motif Kain Sulam Kasab

Kain sulam kasab selalu identik dengan makna dan nilai filosofis di dalamnya. Mulai dari warna, bentuk, motif, hingga penggunaan benangnya saja sudah memiliki arti.

Menurut masyarakat Aceh, warna emas dipilih karena melambangkan tiga hal, yaitu:

- Keindahan

Warna emas memberikan kesan yang mewah karena identik dengan kemakmuran dan kesejahteraan, maka kain kasab yang digunakan untuk menghiasi ruangan akan menciptakan kesan megah seperti di dalam istana raja.

- Status Sosial

Karena warna emas identik dengan kemakmuran dan kemewahan, penggunaan benang emas juga dapat melambangkan status sosial. Bahkan, di zaman dahulu, banyaknya dan mewah sulaman kasab yang digunakan dapat menandakan kedudukan sosial seseorang.

Dengan menghias ruangan dengan kain sulam kasab, akan memberikan kesan jika pemiliknya adalah seorang bangsawan dari kerajaan yang makmur.

Misalnya saja upacara pernikahan adat Aceh. Ruangan tempat prosesi pernikahan berlangsung jika dihiasi dengan kain sulam kasab, menyimbolkan seorang raja dan ratu yang hidup bahagia dan sejahtera.

- Kebudayaan

Penggunaan benang emas dalam kerajinan sulam kasab juga kental akan nilai-nilai kebudayaannya. Hal ini dikarenakan masyarakat Aceh yang telah menggunakannya dalam berbagai macam upacara adat sejak ratusan tahun lalu sampai saat ini. 

Selain warna benang emas, warna lain yang digunakan juga ada maknanya, yaitu kuning, merah, hijau, hitam, dan putih.

Makna yang terkandung dari tiap warna kain sulam kasab adalah sebagai berikut:

Merah: Melambangkan keberanian dan tanggung jawab.

Hijau: Melambangkan kesuburan, persatuan, bermufakat demi bangsa dan negara.

Hitam: Melambangkan kesuburan dan kekayaan alam tanah Aceh.

Putih: Melambangkan kesucian para ulama dalam menjalankan syariat Islam.

Lalu yang terakhir, bentuk motif yang disulam menyimpan berbagai makna filosofis yang menggambarkan kebudayaan masyarakat Aceh.

Motif yang biasanya digunakanan adalah motif berbentuk stilisasi tumbuhan dan benda-benda alam seperti kelopak bunga, akar tanaman, air, bebatuan, dan lain sebagainya. Semuanya sangat erat kaitannya terhadap kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat Aceh, yaitu agama Islam.

Mereka percaya bahwa motif ini merupakan lambang kesuburan, kekayaan alam, serta ketentraman di daerah tempat mereka tinggal. 

Namun sebaliknya, motif-motif berbentuk manusia dan binatang cenderung dihindari oleh masyarakat Aceh.

Hal tersebut dikarenakan dalam ajaran Islam sendiri dilarang untuk menggambarkan makhluk-makhluk yang memiliki nyawa seperti binatang dan juga manusia.

Masyarakat Aceh percaya jika mereka tetap membuat motif binatang atau manusia, maka kelak di hari kiamat mereka akan dituntut untuk memberikan nyawa ke motif-motif yang mereka buat tersebut.

Terdapat beberapa jenis motif kain sulam kasan yang sangat populer, di antaranya adalah motif beuleun yang menggambarkan bentuk menyerupai bulan sabit sebagai simbol munculnya hilal yang menjadi penanda waktu ibadah, khususnya ibadah puasa di bulan Ramadan seperti sekarang ini.

Selain itu ada lagi motif bernama aneuk timon atau biji timun dan aneuk reuhung teungoh atau biji belah tengah yang biasanya dipadukan dengan motif beuleun sebagai penghias di bagian ujung dan tengah sulaman. 

Proses Pembuatan Kerajinan Sulam Kasab

Dibutuhkan keahlian, ketekunan, dan kemampuan yang mumpuni untuk membuat kerajinan sulam kasab ini. Selain keterampilan dan keahlian, pengrajin kerajinan tersebut juga membutuhkan alat-alat yang digunakan untuk menunjang kinerja mereka.

Beberapa di antaranya adalah kayu pemedangan, jarum jahit, benang jahit, pena, gunting, jarum pentul, dan bantal. 

Setelah alat, pastinya pengrajin juga menggunakan bahan untuk membuat sulam kasab tersebut, dan bahan utamanya adalah kain beludru dan benang emas. 

  • Kain beludru

Kain beludru merupakan bahan utama dari pembuatan sulam kasab. Alasan mengapa kain beludru yang digunakan adalah kain tersebut bisa menonjolkan warna emas pada benang kasab sehingga motif yang dijahit di atas kain tersebut bisa terlihat jelas. 

Biasanya kain beludru yang digunakan adalah warna merah, kuning, hijau, serta kain beludru yang digunakan adalah kain beludru khusus untuk pembuatan sulam kasab. 

  • Benang Emas 

Benang emas yang biasa digunakan untuk membuat kain sulam kasab adalah benang katun berbahan sintetis. 

Untuk setiap pengerjaan kain sulam kasab dapat menghabiskan setidaknya 25 ikat benang emas, bahkan bisa sampai 60 ikat jika kain yang dikerjakan berukuran besar.

Sebelum benang emas digunakan untuk menyulam harus disimpan terlebih dahulu di dalam wadah tertutup agar warnanya tidak pudar.

Semua alat dan bahannya sudah lengkap, lalu bagaimana proses pembuatan kerajinan sulam kasab ini?

1. Membuat Pola 

Pertama, pengrajin menggambar terlebih dahulu motif bunga atau bentuk lainnya di atas kertas. Setelah itu kertas digunting mengikuti pola gambar, kemudian gambar yang sudah digunting digambar kembali di atas kain beludru dengan menggunakan metode ceplak atau menggambar langsung menggunakan pena. Motif yang digunakan pun beragam sesuai dengan yang diinginkan.

2. Penjepitan

Tahapan kedua dalam proses pembuatan sulam kasab ini adalah dengan benang dilipat menjadi dua kemudian dijepit dengan cara menusukkan jarum pentul yang tujuannya adalah agar benang tidak bergeser sehingga memudahkan para pengrajin untuk menjahitnya. 

3. Proses Menjahit

Setelah kain yang ingin disulam sudah selesai disiapkan, maka tahapan selanjutnya adalah menyiapkan pola motif yang akan di gambar dengan menggunakan pena di atas kain beludru agar penyulaman dapat dilakukan dengan akurat.

Proses penyulaman dilakukan dengan menggunakan metode dari satu ujung ke ujung lain. Benang emas yang ingin disulam dilipat menjadi dua lalu diikat dengan benang biasa yang tujuannya adalah agar benang emas dapat menempel di permukaan kain beludru. 

Demikianlah seputar asal muasal kain sulam kasab beserta makna filosofis yang terkandung didalamnya. Dikarenakan bahan-bahan dan motifnya yang memiliki makna kebudayaan menjadikan kerajinan tangan ini sebagai salah satu warisan budaya tak benda, hanya saja masih belum diakui oleh UNESCO seperti batik.

Eksistensi dari kerajinan kasab ini tidaklah hanya sebatas oleh-oleh cinderamata bagi kita yang berkunjung ke Aceh. Namun, sebagai warisan budaya yang tentu harus kita pertahankan dan lestarikan yang sayang jika menghilang ditelan zaman.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nindy Agustin Andriani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nindy Agustin Andriani.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.