Pesugihan merupakan salah satu cara yang diambil oleh masyarakat agar bisa mendapatkan kekayaan dengan cepat. Salah satu jenis pesugihan yang banyak diperbincangkan, khususnya di daerah Jawa adalah kandang bubrah.
Kandang bubrah menjadi salah satu pesugihan yang berbeda dengan jenis lainnya. Sebab pesugihan yang satu ini memiliki syarat yang cukup berbeda untuk para pelaku yang menjalankannya.
Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait pesugihan kandang bubrah tersebut? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.
Pesugihan dan Kandang Bubrah
Meskipun perkembangan zaman sudah makin pesat seperti saat sekarang, kepercayaan lokal yang berkembang di tengah masyarakat masih bisa dijumpai pada saat ini. Hal-hal yang berbau mistis masih banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia sehari-hari.
Pro dan kontra tentu tidak lepas terkait kepercayaan yang masih beredar di tengah masyarakat tersebut. Namun bagaimanapun juga, kepercayaan lokal ini masih bisa dijumpai hingga saat sekarang.
Salah satu jenis kepercayaan lokal yang masih berkembang hingga saat sekarang adalah pesugihan. Bagi sebagian orang, pesugihan dianggap sebagai cara cepat untuk mendapatkan kekayaan meskipun dengan menggunakan cara yang tidak wajar.
Jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pesugihan sendiri bisa diartikan sebagai, "proses, cara, perbuatan menjadi sugih." Artinya pesugihan merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk bisa menjadi sugih atau kaya.
Biasanya praktik ini berkaitan dengan hal-hal yang berbau gaib. Tidak jarang pelaku pesugihan mendatangi tempat-tempat yang dianggap keramat dan bisa mendatangkan kekayaan bagi dirinya.
Kandang bubrah merupakan salah satu pesugihan yang diyakini bisa mendatangkan kekayaan bagi pelakunya. Dikutip dari laman Espos.id, salah satu lokasi yang diyakini sebagai tempat pesugihan kandang bubrah adalah Makam Tembungboyo yang ada di Wonogiri, Jawa Tengah.
Orang-orang yang datang ke sana diketahui tidak hanya berasal dari daerah Jawa saja. Para pelaku pesugihan yang datang ke sana diketahui juga berasal dari daerah lain, seperti dari Sumatra, Kalimantan, dan lainnya.
Para pelaku pesugihan ini biasanya datang saat momen Jumat Kliwon dan Wage. Pada momen tersebut para pelaku pesugihan akan berdatangan dengan membawa persyaratan untuk melakukan ritual tersebut.
Tujuan para pelaku pesugihan ini juga tidak terbatas pada kekayaan saja. Ada juga orang-orang yang datang untuk tujuan lain, seperti untuk meminta jodoh dan lainnya.
Praktik Pesugihan Kandang Bubrah
Dalam praktiknya, kandang bubrah memiliki perbedaan tersendiri dari jenis pesugihan lainnya. Dinukil dari laman Liputan6.com, biasanya pesugihan akan menuntut tumbal pada setiap pelakunya.
Para pelaku mesti mengorbankan sesuatu agar bisa mendapatkan kekayaan dalam waktu singkat. Biasanya tumbal ini berkaitan dengan orang-orang terdekat dan sejenisnya.
Namun hal ini tidak berlaku pada pesugihan kandang bubrah. Para pelaku pesugihan ini diwajibkan untuk merenovasi rumahnya secara terus menerus.
Renovasi rumah ini dilakukan oleh pelaku pesugihan secara berkala. Jika pelaku tidak melakukan kewajiban ini, maka dirinya bisa mendapatkan kesialan nantinya, seperti kehilangan semua kekayaan hingga nyawanya sendiri.
Itulah penjelasan terkait pesugihan kandang bubrah yang beredar di tengah masyarakat. Meskipun pesugihan ini masih dijumpai hingga saat sekarang, tidak ada penjelasan ilmiah secara resmi yang bisa menjelaskan fenomena yang berkembang di tengah masyarakat tersebut.
Pada dasarnya semua akan kembali kepada kepercayaan masing-masing setiap masyarakat. Terlebih praktik-praktik seperti ini biasanya juga bertentangan dengan kepercayaan agama karena bersekutu terhadap makhluk halus untuk bisa mendapatkan kekayaan secara instan dan cepat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
