Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan pada triwulan IV 2024. Berdasarkan data terbaru Bank Indonesia (BI), posisi ULN tercatat sebesar USD 424,8 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai USD 428,1 miliar.
Penurunan ini terjadi baik pada sektor pemerintah maupun swasta.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, pun turut mengonfirmasi penurunan ini.
"Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 4,0% (yoy), melambat dibandingkan 8,3% (yoy) pada triwulan III 2024. Penurunan posisi ULN tersebut bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Bebas dari Dolar! Indonesia-China Sepakat Tetap Pakai Mata Uang Lokal untuk Transaksi
Faktor Penyebab Penurunan ULN
Ramdan juga menjelaskan bahwa perlambatan pertumbuhan ULN ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Penurunan posisi ULN pemerintah bersumber dari turunnya posisi surat utang, yang dipengaruhi oleh penguatan mata uang dolar AS," katanya.
Di sisi lain, Ramdan menegaskan bila pemerintah tetap berkomitmen menjaga kredibilitas utang dengan memastikan pembayaran pokok dan bunga tepat waktu.
"Pemerintah mengelola ULN secara pruden, terukur, dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal," tambah Ramdan.
Cadangan Devisa Indonesia Meningkat, Pertanda Positif untuk Ekonomi Nasional?
Bagaimana Struktur ULN Pemerintah dan Swasta?
ULN pemerintah tercatat sebesar USD 203,1 miliar, turun dari USD 204,1 miliar pada triwulan sebelumnya. Pemerintah tetap mengalokasikan ULN untuk sektor produktif seperti jasa kesehatan (20,8%), administrasi pemerintahan (19,7%), pendidikan (16,7%), konstruksi (13,4%), serta jasa keuangan dan asuransi (9,0%).
Sementara itu, ULN swasta juga mengalami penurunan menjadi USD 194,1 miliar, lebih rendah dari USD 196,3 miliar pada triwulan III 2024. Kontraksi ini terjadi di sektor lembaga keuangan dan perusahaan nonkeuangan.
Meskipun mengalami penurunan, struktur ULN Indonesia tetap dalam kondisi sehat. Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga turun menjadi 30,4%, dari sebelumnya 31,1%. Sebagian besar utang luar negeri yang dimiliki pemerintah maupun swasta masih didominasi oleh utang jangka panjang, yang mencerminkan keberlanjutan dalam pengelolaannya.
Untuk menjaga stabilitas ekonomi, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan ULN.
"Peran ULN akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan," pungkas Ramdan.
Inflasi Indonesia Diprediksi Menurun, Apakah Daya Beli Makin Stabil?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News