selain prambanan ini 3 candi bersejarah peninggalan mataram kuno di jogja - News | Good News From Indonesia 2025

Selain Prambanan, Ini 3 Candi Bersejarah Peninggalan Mataram Kuno di Jogja

Selain Prambanan, Ini 3 Candi Bersejarah Peninggalan Mataram Kuno di Jogja
images info

Sebelum masuknya Islam, pengaruh Hindu-Buddha pernah berjaya di Nusantara. Salah satu kerajaan terbesar pada masa Hindu-Buddha ialah Kerajaan Mataram Kuno. Wilayah Jogja yang pada masa itu merupakan bagian dari Mataram Kuno memiliki banyak candi sebagai peninggalan sejarah. Selain Prambanan, berikut 5 candi di Jogja yang bisa masuk list wisata Kawan GNFI.

1. Candi Sambisari

Candi Sambisari berlokasi di Dusun Sambisari, Sleman. Candi ini tergolong sebagai candi Hindu yang diduga dibangun pada masa pemerintahan Rakai Garung dari Mataram Kuno pada abad IX. Candi ini secara tidak sengaja ditemukan oleh seorang petani pada tahun 1966.

Dilansir dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Candi Sambisari memiliki induk candi berukuran 13,65 x 13.65 meter dan tinggi 7,5 meter yang menghadap ke barat. Terdapat tiga buah candi perwara di area depan candi. Kompleks candi ini dikelilingi oleh pagar tembok batu bewarna putih.

Baca juga: Menyelami Keajaiban Candi Prambanan: Legenda Roro Jonggrang dan Pesona Budaya yang Menghidupkannya

Kawan GNFI cukup membayar Rp6.000,- untuk dapat masuk ke Candi Sambisari. Candi ini buka setiap Senin–Jumat pukul 08.00–16.00 WIB dan Sabtu–Minggu pukul 07.00–17.00 WIB. Lokasinya yang bersih, asri, dan jauh dari suasana bising sangat cocok untuk refreshing

2. Candi Kimpulan

Candi Kimpulan berada di dalam kompleks Universutas Islam Indonesia, Dusun Kimpulan, Sleman. Candi ini termasuk jenis candi Hindu dan diperkirakan dibangun pada abad IX. Candi ditemukan pada 11 Desember 2009 oleh para pekerja proyek secara tidak sengaja. 

Candi yang terkubur sedalam 2,7 meter di dalam tanah ini berukuran kecil dengan ukiran yang sederhana. Dikutip dari laman Perpustakaan Universitas Islam Indonesia, Candi Kimpulan memiliki arca Nandi, Lingga-Yoni, dan Ganesha. Karena ditemukan di area perpustakaan, candi ini memiliki nama lain, yakni Candi Pustakasala.

Candi Kimpulan terbuka untuk umum. Jika ingin bekunjung, Kawan GNFI bisa masuk ke Kampus UII, tepatnya di halaman gedung perpustakaan. Informasi lengkap mengenai candi bisa didapatkan dengan mampir ke Museum UII. Terdapat artefak penting dari hasil penemuan candi yang disimpan di museum ini, yakni lempeng emas peripih.

3. Candi Kalasan

Candi Kalasan atau yang sering disebut juga sebagai Candi Kalibening terletak di Dusun Kalibening, Tirtomartani, Sleman. Candi ini termasuk dalam jenis candi Buddha yang dibangun sekitar abad VIII pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran.

Candi Kalasan berkaitan dengan Prasasti Kalasan yang ditemukan pada 1886. Prasasti ini berbahasa Sansekerta. Dalam prasasti, terdapat keterangan mengenai adanya bangunan suci untuk Dewi Tara, dewi dalam kepercayaan Buddha Mahayana. Prasasti ini menjadi bukti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno tepatnya ketika masa Dinasti Syailendra. 

Baca juga: Mataram Kuno, Kerajaan Toleransi Bercorak Hindu-Buddha

Menurut laman Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Candi Kalasan memiliki 52 buah stupa. Candi ini berbentuk mirip bujur sangkar berukuran 45 x 24 meter. Terdapat tiga bagian candi, yaitu mahkota, tubuh, dan kaki candi. Di dalam ruang utama candi terdapat sebuah patung dewa setinggi 6 meter yang belum dapat diidentifikasi.

Candi ini hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Candi Prambanan. Akses untuk ke candi juga mudah karena berada di dekat Jalan Raya Solo-Yogyakarta. Bagi Kawan GNFI yang gemar berburu foto, jangan lewatkan untuk mengabadikan keindahan ukiran dan bangunan candi Buddha tertua di Jogja ini, ya!

Itulah 3 candi bersejarah selain Prambanan yang ada di Jogja. Candi mana yang paling menarik untuk Kawan GNFI kunjungi?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.