Kawan tentu sudah tidak asing lagi dengan mie aceh yang menjadi salah satu makanan khas dari daerah tersebut. Namun tahukah ternyata ada makanan khas Aceh lainnya yang juga berbentuk mi, yakni mie caluk.
Apakah Kawan pernah mencoba makanan tradisional yang satu ini sebelumnya? Simak ulasan lengkap terkait mie caluk dalam artikel berikut ini.
Sekilas tentang Mie Caluk
Mie caluk merupakan salah satu makanan tradisional khas yang berasal dari daerah Aceh. Makanan tradisional ini bisa Kawan temui di daerah Pidie dan Pidie Jaya.
Tidak diketahui secara pasti dari mana asal usul penamaan makanan tradisional yang satu ini. Namun berdasarkan informasi yang didapatkan dari laman Acehtourism.travel, dulunya kuliner yang satu ini dikenal dengan nama mie caleue.
Penamaan ini diberikan karena mi tersebut dijual oleh orang-orang yang berasal dari daerah Caleue, Pidie. Lama-kelamaan, masyarakat setempat kemudian menyebut makanan tersebut dengan nama mie caluek atau mie caluk.
Selain itu ada juga yang menyebutkan bahwa asal usul nama ini berasal dari cara penyajiannya. Sebab para penjual yang menyajikan mie caluk akan mengambil mi dengan tangan sebelum dihidangkan di piring atau daun.
Kawan bisa menjumpai makanan khas ini di beberapa pasar tradisional yang ada di daerah tersebut. Tidak hanya itu, harga dari mie caluk juga terjangkau sehingga bisa dinikmati oleh siapa saja.
Meskipun menggunakan bahan dasar mi dalam proses pembuatannya, kuliner tradisional yang satu ini kurang cocok dikategorikan sebagai makanan berat. Sebab penyajian mi dalam mie caluk biasanya hanya dalam porsi kecil saja.
Oleh sebab itu, makanan yang satu ini lebih cocok dijadikan sebagai cemilan atau kudapan saja. Namun jika Kawan mengonsumsinya dalam porsi besar, tentu akan kenyang juga.
Memiliki Bentuk Mirip Spageti
Mie caluk juga sering disebut sebagai spagetinya Aceh. Sebab bentuk mi dalam makanan tradisional ini memiliki kemiripan dengan spageti.
Secara bentuk, mi dalam mie caluk memiliki ukuran yang besar dan tebal. Selain itu, penyajian mi yang tidak terlalu banyak juga mirip dengan makanan khas Italia tersebut.
Hal inilah yang sering kali membuat mie caluk kerap disebut sebagai spagetinya Aceh. Dilansir dari laman RRI, bahan utama mie caluk sendiri dibuat dari mi lidi yang direbus.
Setelah itu, mi tersebut akan disiram dengan bumbu kacang dan kuah sayur. Terakhir, makanan yang satu ini akan ditambahkan kerupuk untuk menambah cita rasa yang ada di dalamnya.
Jadi Menu Berbuka Puasa
Di daerah Aceh, mie caluk juga sering dijadikan sebagai salah satu menu berbuka puasa oleh masyarakat setempat. Tidak heran, makanan ini juga akan mudah Kawan jumpai di momen Bulan Ramadan.
Dikutip dari laman ANTARA, mie caluk menjadi salah satu menu favorit untuk berbuka puasa. Banyak pedagang yang akan menjual makanan tradisional ini pada waktu itu.
Terdapat beberapa alasan mengapa mie caluk cukup digemari oleh masyarakat. Misalnya porsi makanan ini dianggap cocok sebagai menu berbuka setelah berpuasa seharian.
Porsi mie caluk yang tidak terlalu besar membuat orang-orang yang mengonsumsinya tidak akan langsung kenyang. Tidak hanya itu, setiap pedagang biasanya memiliki racikan khususnya tersendiri ketika meramu makanan tersebut.
Jadi bisa saja Kawan menemukan rasa mie caluk yang berbeda-beda dari setiap pedagang. Terakhir, harga mie caluk yang sangat terjangkau juga menjadi alasan mengapa makanan tradisional yang satu ini sering dijadikan sebagai menu berbuka puasa oleh masyarakat setempat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
