tak banyak yang tau 5 tokoh nasional ini pernah diasingkan di sukabumi - News | Good News From Indonesia 2025

Tak Banyak yang Tahu! 5 Tokoh Nasional ini Pernah diasingkan di Sukabumi

Tak Banyak yang Tahu! 5 Tokoh Nasional ini Pernah diasingkan di Sukabumi
images info

Sukabumi adalah wilayah di Jawa Barat yang terkenal akan keindahan panorama alamnya. Namun siapa sangka, di balik keindahan alam, wisata kuliner, dan oleh-oleh khasnya, Sukabumi menyimpan cerita sejarah yang tidak banyak yang tau; yakni menjadi tempat pengasingan dan penahanan bagi beberapa tokoh nasional.

Mengapa Sukabumi?

Di Sukabumi terdapat sekolah dan asrama polisi yang dinilai strategis, juga secara geografis Sukabumi terletak di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Bogor, diapit oleh gunung Gede-Pangrango yang membuat Sukabumi dinilai wilayah yang aman untuk pengasingan maupun persembunyian.

Lantas siapa sajakah tokoh nasional yang pernah diasingkan di Sukabumi?

Empat di antaranya tokoh nasional kelahiran Sumatera Barat!

1. Bung Hatta

Bung Hatta
info gambar

Siapa yang tak kenal dengan Bung Hatta? Bapak Proklamator sekaligus Wakil Presiden pertama Indonesia. Tokoh nasional yang bernama lengkap Drs Mohammad Hatta, lahir di Minangkabau 12 Agustus 1902 itu pernah mendekam di pengasingan Sukabumi.

Pada tahun 1941, tepatnya setelah Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, Jepang menguasai sejumlah daerah di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena khawatir para tokoh politik yang dibuang pemerintah kolonial Belanda dimanfaatkan oleh Jepang untuk membangun kerja sama, Bung Hatta dan Bung Sjahrir yang saat itu tenga diasingkan di Banda Neira segera dipindahkan ke Sukabumi. Bung Hatta dikenal sebagai seorang yang mencintai buku, kalimat terkenal dari Bung Hatta;

“Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas"

Bahkan di pengasingannya, Bung Hatta tak pernah lepas dari buku. Beliau membawa serta buku-bukunya saat pindah dari Banda Neira ke Sukabumi. Meski pada akhirnya Bung Hatta harus mengalah untuk mengurangi buku-buku yang beliau bawa sebanyak bobot 3 anak angkat Bung Sjahrir karena kelebihan muatan pesawat yang mereka tumpangi.

2. Bung Sjahrir

Sutan Sjahrir Bung Kecil yang Berjiwa Besar
info gambar

Sutan Sjahrir lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada 5 Maret 1909. Beliau sosok pendiri bangsa yang punya kemampuan diplomasi yang luar biasa. Bung Sjahrir juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri pertama Indonesia.

Bersama Bung Hatta, Bung Sjahrir dipindahkan dari tempat pengasingan di Banda Neira ke Sukabumi. Tak pergi seorang diri, Bung Sjahrir membawa serta ketiga anak angkatnya dari Banda Neira ke Sukabumi. Karena beban maksimal pesawat yang mengangkut mereka saat itu terbatas, Bung Hatta merelakan untuk mengurangi jumlah buku yang ia bawa seberat timbangan tiga anak angkat Bung Sjahrir. Wah, keren sekali ya, kepribadian bapak-bapak pendiri bangsa kita.

Baca juga : Biografi Sutan Sjahrir: Bung Kecil yang Pandai Berdiplomasi

3. Haji Rasul

Haji Rasul Ayah Buya Hamka
info gambar

Syeikh Abdul Karim Amrullah atau biasa dikenal sebagai Haji Rasul lahir pada 10 Februari 1879. Beliau adalah pemikir Islamis moderat, ulama terkemuka sekaligus seorang reformis asal Sumatra Barat. Haji Rasul juga merupakan Ayahanda dari Pahlawan Nasional, Buya Hamka.

Baca juga : Sosok Haji Rasul, Pemikir Islam Moderat yang Diasingkan Belanda ke Sukabumi

Haji Rasul memiliki pengaruh yang besar di Minangkabau, dalam pergerakannya, Sumatra Thawalib yang dikemudian hari melahirkan partai politik dengan nama Persatuan Muslimin Indonesia. Haji Rasul mengumpulkan dua ribu ulama di Bukittinggi pada 1828. Beliau menentang Belanda secara terang-terangan. Gerakan Haji Rasul itu membuat Belanda resah, pada 8 Agustus 1941 Haji Rasul kemudian ditangkap dan diasingkan ke Sukabumi dengan alasan bahwa kewibawaan dan kekuasan pemerintah serta peraturan adat akan terganggu bila Haji Rasul masih tinggal di Minangkabau. 

4. Buya Hamka

Foto Buya Hamka | Sumber Gambar : Wikimedia (Rahmatdenas)
info gambar

Abdul Malik Karim Amrullah yang lebih dikenal akrab sebagai Buya Hamka. lahir di Nagari Sungai Batang, Sumatera Barat (1908). Buya Hamka merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia sekaligus ulama, politikus, dan sastrawan yang memiliki kiprah luar biasa. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Baca juga : Buya Hamka dan Perannya Ketika Memilih Bersahabat dengan Jepang

Dikutip dari buku Pribadi dan Martabat Buya Hamka karya Rusdi, pada tahun 1964, Buya Hamka dituduh merencanakan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno. Beliau ditangkap dan dibawa ke Sukabumi untuk diinterogasi. Selama dua tahun lamanya beliau mendekam di penjara, di dalam masa tahanan inilah Buya Hamka menyelesaikan karya gemilangnya berupa Tafsir Al Azhar.

5. dr. Cipto Mangoenkoesoemo

dr Tjipto Mangoenkoesoemo
info gambar

dr. Cipto ialah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang lahir di Jepara 4 Maret 1886. Bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai "Tiga Serangkai". dr Cipto juga aktif dalam Indische Partij, suatu organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri di tangan penduduk setempat. Karena ide dan gerakannya, beliau dianggap berbahaya oleh Belanda.

Pada 16 Desember 1927, dr. Cipto dibuang pemerintah kolonial ke Banda Neira dengan tuduhan membantu pemberontakan pihak komunis. Di Banda, dr. Cipto bersama Iwa Kusuma, Hatta dan Sjahrir sering berkumpul dan secara perlahan menyalakan gelora nasionalisme masyarakat Banda.

Pada masa pengasingan, penyakit asma dr Cipto kambuh. Ketika dr. Cipto diminta untuk menandatangani perjanjian bahwa dia dapat pulang ke Jawa dengan melepaskan hak politiknya, dr. Cipto menolak dengan tegas. Beliau mengatakanbahwadirinya lebih baik mati di Banda daripada harus melepaskan hak politiknya. Wah, luar biasa ya.

dr. Cipto kemudian dipindahkan ke Bali, Makasar, sebelum pada 1940, dipindahkan ke Sukabumi. Beliau wafat sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1943 karena sakit.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RA
IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.