Rumah joglo merupakan rumah adat khas Jawa yang menyimpan banyak nilai filosofis. Rumah ini menjadi ikon arsitektur rumah tradisional Jawa terutama di daerah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Siapa sangka jika di Blitar, Jawa Timur terdapat Rumah Joglo terbesar di dunia. Rumah joglo ini bernama Pendopo Ageng Hand Asta Sih yang tepatnya berada di Kelurahan Togogan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Pendopo Ageng Hand Asta Sih ini telah dinobatkan sebagai rumah joglo Kayu Terbesar di Indonesia, bahkan dunia oleh lembaga Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 11 Februari 2024. Pendopo Ageng Hand Asta Sih dinobatkan menjadi Rumah Joglo Kayu terbesar sebab memiliki panjang 40,3 meter dan lebar 40,3 meter serta produksinya yang 95% berbahan kayu.
Keunikan Rumah Joglo Kayu Terbesar
Dinobatkan sebagai rumah joglo kayu terbesar, Pendopo Ageng Hand Asta Sih menyimpan banyak keunikan. Ini mulai dari aspek struktur, seni arsitektur, filosofi di dalamnya, hingga fungsinya.
1. Struktur Rumah yang Mapan dan Kuat
Rumah Joglo Pendopo Ageng Hand Asta Sih ini sangat unik karena dibangun menggunakan konstruksi asli seni Jawa dengan 95% produksinya berbahan kayu. Rumah joglo ini dibangun dalam waktu 1 tahun yakni mulai 12 Desember 2019 sampai 12 Desember 2020 dengan melibatkan lebih dari 110 pekerja.
Baca juga: Kalau Rumah Joglo Bisa Bicara, Apa yang akan Ia Ceritakan tentang Kelebihannya?
Rumah joglo ini memiliki panjang 40,3 meter dan lebar 40,3 meter. Selain itu, uniknya lagi rumah adat ini dibangun dengan lebar pilar saka guru 55-57 cm, saka goco 45-50 cm, saka rawa 40-45 cm, dan saka ricik 37-40 cm. Pilar-pilar penunjang ini yang membuat struktur rumah ini tampak mapan dan kuat.
2. Seni Arsitektur yang Estetik dan Merepresentasikan Budaya Jawa
Rumah Joglo Pendopo Ageng Hand Asta Sih ini juga mengedepankan seni arsitektur asli Jawa. Dapat diamati pada setiap pilar yang dihiasi oleh ukiran kayu jati dan berdiri di atas umpak yang dihiasi dengan batu sungai andesit yang diukir.
Dapat diamati ragam hias khas Jawa seperti flora fauna pada setiap pilar, atap, maupun pintu rumah joglo. Ragam hias seni arsitektur ini yang membuat nuansa Pendopo Ageng Hand Asta Sih sangat estetik dan merepresentasikan budaya Jawa.
3. Filosofi Pembangunan untuk Pelestarian Seni dan Budaya
Rumah Joglo Pendopo Ageng Hand Asta Sih sendiri dibangun oleh dr. Suhandoko dan keluarga. Kata Hand pada pendopo ini diambil dari nama pendiri joglo ini, sedangkan Asta Sih bermakna sebagai bangunan yang dibangun atas berkat dan dari tangan kasih tuhan.
Dibangun dengan mengedepankan aspek seni Jawa, rumah joglo ini memiliki filosofi untuk mendukung pelestarian seni dan budaya di daerah Blitar. Hal ini terlihat dengan adanya ornamen-ornamen serta barang-barang tradisional Jawa seperti Gong dan sebagainya.
4. Menjadi Rumah Adat yang Multifungsi
Banyak fungsi atau kegunaan dari Rumah Joglo Pendopo Ageng Hand Asta Sih ini. Ini seperti untuk mendukung kegiatan seni dan budaya, sebagai rest area, tempat digelarnya acara-acara penting, pernikahan, dan masih banyak lainnya.
Dapat dilihat pada media sosial rumah ini yang aktif memperlihatkan kegiatan yang diselenggarakan di tempat ini. Tempat ini dilengkapi dengan fasilitas yang memadai seperti tersedianya penginapan, restoran, playground, tempat kuliner, dan tempat yang sangat luas sangat mendukung pelaksanaan kegiatan apa pun di sini.
Fasilitas ini yang menjadikan Rumah Joglo Pendopo Ageng Hand Asta Sih ini multifungsi. Rumah adat ini dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi, tempat penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya, hingga tempat penyelenggaraan acara-acara penting daerah.
Baca juga: Bukan Hanya Joglo, Ini Ragam Bentuk Rumah Tradisional Jawa
Kehadiran Pendopo Ageng Hand Asta Sih di Blitar ini dapat menjadi perwujudan untuk melestarikan budaya Jawa. Apalagi dinobatkan menjadi rumah joglo terbesar di dunia menjadi keunikan tersendiri untuk terus mempertahankan eksistensi rumah adat tradisional di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News