mengulas rumah joglo pencu tradisional kudus dan filosofinya - News | Good News From Indonesia 2025

Mengulas Rumah Joglo Pencu Tradisional Kudus dan Filosofinya

Mengulas Rumah Joglo Pencu Tradisional Kudus dan Filosofinya
images info

Apa yang terlintas di pikiran Kawan ketika mendengar daerah Kudus? Mungkin kawan akan menyebutkan Kudus sebagai Kota Kretek. Selain terkenal karena industri kreteknya, Kudus juga memiliki budaya, kuliner, hingga sejarah.

Salah satu budaya yang masih terjaga adalah rumah adatnya. Rumah adat Kudus dikenal dengan istilah Joglo Pencu, yang mencerminkan perpaduan kebudayaan masyarakat Kudus. Arsitektur rumah adat ini merupakan pengembangan dari rumah adat Jawa dengan rumah di pesisir utara Pulau Jawa.

Bahkan, menurut penelitian yang berjudul “Rumah Adat Joglo Pencu Kudus” (2022), Rumah adat Kudus Joglo Pencu sudah ada sejak 1500 M dengan kayu jati asli melalui peranan Sunan Kudus dan Kiai Telingsing.

Sejarah Rumah Adat Joglo Pencu

Rumah adat Joglo Pencu mempunyai arti rumah adat yang memiliki atap menjulang tinggi yang menonjol di tengah dengan ciri arsitektur Kota Kudus dan menunjukkan akulturasi budaya warganya. Atap Rumah adat Kudus berbentuk Joglo Pencu karena memiliki atap berbentuk Joglo dan Limasan. Maksudnya, atapnya yang melebar dan berada di tengah memiliki bangunan yang dominan dengan ukiran khas Kota Kudus yang terdiri dari perpaduan gaya ukiran budaya Persia, Eropa, Cina, dan Hindu.

Rumah adat Joglo Pencu dibangun oleh seorang imigran dari Tiongkok, Kiai Telingsing, pada tahun 1500-an M dengan bahan baku utama yaitu 95% kayu jati yang memiliki kualitas tinggi dengan sistem instalasi bongkar pasang tanpa paku. Rumah adat tradisional Kudus memiliki karakter yang berbeda dari rumah Joglo Jepara yang terdiri dari tiga pintu sedangkan Joglo Pencu hanya memiliki satu pintu di tengah.

Baca Juga : Rumah Joglo : Mengenal Ciri Khas, Makna, dan Jenis Rumah Tradisional Jawa

Joglo Pencu dilengkapi dengan ukiran khas yang tidak terlepas dari peran kedua ulama Tionghoa, salah satunya yaitu Kiai Telingsing, yang berdomisili di Kudus sekitar abad ke-15. Menurut sejarah, nama Telingsing berasal dari The Ling Sing, yang merupakan singkatan dari nama Cina. Beliau adalah seorang pemahat populer yang beragama Islam.

Bentuk ukiran di Joglo Pencu berbeda dengan bentuk ukiran para pemahat di Jepara dan tempat lain. Permukaan kayu Joglo Pencu terdapat ukiran berbentuk pola binatang, rangkaian bunga melati, motif buah nanas, ular naga, motif burung, dan sebagainya. Namun, ukiran Kudus lebih didominasi oleh bunga teratai yang memiliki arti kuat, kokoh, dan suci menurut agama Hindu.

Nilai Budaya dan Filosofi Rumah Joglo Pencu

Nilai Budaya dan Filosofi Rumah Joglo Pencu
info gambar

Rumah Joglo Pencu memiliki pola tata bangunan yang mencakup bangunan utama atau ndalem, jogo satru di depan, dan pawon di samping. Adapun halamannya berada di tengah tapak, kamar mandi di seberang halaman, dan regol yang ada di sebelah halaman. (Maulidi, 2023)

Baca Juga : Mengenal Ragam Hias Rumah Joglo

Terdapat nilai-nilai kebudayaan Joglo Pencu yang memiliki makna tersendiri mulai dari bahan pembuatan, bentuk bangunan, fungsi, struktur bangunan yang terdiri dari berbagai macam seni hias, motif, hingga cara pembuatan. Bahkan, rumah adat ini sangat mudah dikenali karena ciri khas dan bentuk fisik arsitektur maupun filosofinya.

Semakin rumit, besarnya bangunan rumah, dan halus ukirannya, maka semakin tinggi pula tingkat sosial ekonominya. Secara fisik rumah adat Kudus terbagi dalam tiga kategori, yaitu :

Rumah adat tanpa ukiran

Rumah adat biasa yang tidak memiliki ukiran ini sangat menonjolkan bahan kayu jati. Rumah adat ini merupakan ialah ‘generasi pertama’ yang dibangun pada abad ke-16.

Rumah adat ukiran sebagian

Muncul sekitar abad ke-16 – 17, rumah adat Joglo Pencu yang satu ini terdapat ukiran di beberapa sudut seperti di bagian pintu, tiang, dan gebyok.

Rumah adat ukiran sempurna

Ukiran rumah adat dengan ukiran sempurna berada hampir di setiap bagian rumah. Selain itu, muku ukirannya pun lebih sempurna karena memiliki 3 dimensi. Rumah adat Joglo Pencu dengan ukiran sempurna diprediksi ada di abad ke-18.

Ukiran sempurna muncul karena kemampuan finansial pemiliknya. Sebab, semakin menonjol rnament ukiran maka semakin bernilai, baik harga ataupun artistiknya.

Wah, unik ya, rumah joglo yang satu ini. Jika kawan berkunjung ke Kudus, jangan lupa untuk melihat langsung rumah adat tradisional Kudus, Joglo Pencu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SN
IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.