perbedaan komunikasi antar gender kunci membangun hubungan harmonis - News | Good News From Indonesia 2025

Perbedaan Komunikasi Antargender, Kunci Membangun Hubungan Harmonis

Perbedaan Komunikasi Antargender, Kunci Membangun Hubungan Harmonis
images info

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari interaksi yang melibatkan berbicara satu sama lain, bertukar pikiran, bercerita, dan berpendapat yang melibatkan komunikasi. Komunikasi adalah proses di mana orang berinteraksi dengan dan melalui simbol untuk menciptakan makna​ (Novianty, n.d.).

Menurut Nurcahyani (2024) Komunikasi merupakan proses pertukaran pesan yang dilakukan antara komunikator dan komunikan. Komunikasi tidak hanya melibatkan kata-kata, tetapi juga bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi suara yang semuanya berperan dalam proses komunikasi. Keberhasilan komunikasi sangat bergantung pada pemahaman yang sama antara pengirim dan penerima pesan dalam berbagai konteks sosial.

Gender merupakan konsep yang dipahami oleh masyarakat terkait peran, perilaku, ekspresi, dan identitas individu, baik laki-laki maupun perempuan. Karena itu, gender lebih sering dikaitkan dengan istilah maskulinitas dan femininitas, dan tidak merujuk pada aspek biologis (Nurcahyani, 2024).

Gender dideskripsikan sebagai bukan hanya tentang karakter laki-laki dan wanita menurut ilmu biologi, namun gender ini merupakan segala sesuatu tentang kondisi sosial yang mereka bangun meiputi peran ,ketertarikan, dan kebutuhanu (Zulkarnain & Fitriani, 2018).

Perbedaan gender seringkali terjadi kesalahpahaman antara laki-laki dan perempuan terutama karena perbedaan gaya komunikasi yang mereka gunakan (Gloria, 2023). Kesalahpahaman ini dapat memicu konflik atau menghambat kerja sama yang efektif jika tidak dipahami dengan baik. Oleh karena itu mari kita kupas tuntas perbedaan gaya komunikasi antar gender.

Dominasi Percakapan

Laki-laki lebih dominan dalam percakapan dan sering kali memimpin atau memulai dialog di depan umum. Sementara perempuan lebih cenderung menunggu giliran berbicara dan lebih sering diam saat berbicara dengan laki-laki (Harahap & Adeni, 2021).

Namun, ketika perempuan berbicara dengan sesama perempuan, mereka lebih sering beradu mendahului pembicaraan. Kesalahpahaman dapat terjadi ketika laki-laki merasa bahwa perempuan tidak tertarik atau tidak memiliki pandangan yang kuat, padahal perempuan mungkin hanya menunggu kesempatan untuk berbicara.

Intonasi dan Pengucapan

Perempuan cenderung mengucapkan kata-kata dengan lebih hati-hati dan jelas, serta menggunakan intonasi yang bervariatif untuk mengekspresikan emosi saat berbicara. Kebalikannya, laki-laki lebih suka menggunakan nada bicara yang datar.

Kesalahpahaman sering muncul ketika laki-laki menilai nada bicara perempuan sebagai tanda ketidakpastian, sedangkan perempuan merasa lebih percaya diri dalam mengekspresikan perasaan mereka.

Pilihan Kata dan Bahasa

Perempuan lebih cenderung menghindari kata-kata kasar atau vulgar dan lebih memilih kalimat yang lebih kompleks dalam menjelaskan sesuatu. Di sisi lain, laki-laki lebih bebas menggunakan kata-kata jorok atau bahasa yang lebih tidak sopan, dan mereka biasanya menggunakan kalimat yang lebih sederhana.

Kesalahpahaman dapat timbul ketika laki-laki merasa bahwa perempuan terlalu rumit atau emosional dalam berbicara, sementara perempuan menganggap laki-laki terlalu kasar atau kurang sensitif.

Gaya Percakapan

Laki-laki cenderung berbicara langsung dan to the point, fokus pada penyampaian informasi dengan efisien tanpa basa-basi. Sebaliknya, perempuan sering menggunakan gaya komunikasi yang lebih tidak langsung, memulai percakapan dengan basa-basi untuk membangun hubungan sebelum masuk ke inti pembicaraan (Zulkarnain & Fitriani, 2018).

Gaya ini mencerminkan perhatian terhadap perasaan dan konteks sosial, serta keinginan untuk menghindari konflik, sehingga menciptakan suasana yang lebih akrab. Kesalahpahaman dapat muncul ketika laki-laki merasa bahwa perempuan terlalu bertele-tele, sementara perempuan merasa diabaikan saat laki-laki tidak memberikan ruang untuk hubungan sosial.

Pemilihan Topik

Laki-laki sering kali lebih tertarik pada topik-topik kompetitif seperti olahraga dan politik, yang memberikan ruang bagi diskusi yang bersifat analitis dan objektif. Di sisi lain, perempuan cenderung lebih fokus pada topik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti keluarga, hubungan, dan pengalaman emosional (Zulkarnain & Fitriani, 2018).

Kesalahpahaman dapat terjadi ketika laki-laki merasa bahwa topik yang dibahas oleh perempuan tidak menarik, sementara perempuan merasa bahwa laki-laki tidak peduli dengan hal-hal yang mereka anggap penting.

Dengan memahami perbedaan-perbedaan tersebut, kita dapat mengurangi hambatan komunikasi yang berpotensi memicu konflik dalam hubungan antarpribadi. Dengan kita bersikap mendengarkan, berempati, tidak malu bertanya pada partner, dan melatih komunikasi dengan baik dapat menjadi satu langkah baik untuk berkomunikasi dengan tepat pada gender lain.

Oleh karena itu, penting untuk tidak memperlakukan laki-laki dan perempuan secara sama agar kita dapat menghindari kesalahan dalam menafsirkan pesan.(Prakasa, 2015). Untuk meningkatkan komunikasi antar gender, penting untuk mengenali dan menghargai perbedaan gaya komunikasi.

Memahami bahwa laki-laki dan perempuan mungkin menyampaikan pesan dengan cara berbeda dapat membantu menghindari kesalahpahaman. Mendengarkan dengan empati, memberi ruang untuk berbicara, dan tidak ragu bertanya jika ada yang kurang jelas adalah langkah penting. Menyesuaikan pendekatan komunikasi dengan kebutuhan lawan bicara dapat membangun hubungan yang lebih harmonis dan mengurangi potensi konflik, sehingga meningkatkan kualitas interaksi sosial.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.