Kawan GNFI, di dunia yang serba cepat ini, sering kali kita terlalu sibuk untuk benar-benar mendengarkan orang lain. Namun, mendengarkan dengan empati adalah kunci untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan bermakna. Mendengarkan tidak hanya soal mendengar kata-kata, tetapi juga memahami emosi dan perasaan yang tersembunyi di baliknya.
Apa Itu Mendengarkan Secara Empati?
Dilansir dari Very Well Mind, mendengarkan secara empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan oleh orang lain tanpa menghakimi atau menawarkan solusi dengan cepat.
Dr. Carl Nassar, seorang pakar dalam bidang ini, menjelaskan bahwa mendengarkan dengan empati adalah seni mendengarkan seseorang dengan cara yang membuat mereka merasa didengar, dimengerti, dan diperhatikan secara mendalam. Ini adalah cara kita memberikan perhatian penuh, sehingga lawan bicara merasa dilihat dan dihargai.
Menurut Coursius, empati adalah tentang benar-benar menempatkan diri di posisi orang lain dan mencoba merasakan apa yang mereka rasakan. Ini berbeda dengan simpati, yang sering kali hanya menanggapi perasaan seseorang tanpa memahami lebih dalam apa yang sebenarnya mereka alami.
Simpati adalah perasaan ikut prihatin, sedangkan empati adalah usaha untuk benar-benar mengerti situasi dan perasaan seseorang, membuatnya lebih efektif dalam membangun komunikasi yang sehat dan saling pengertian.
Mengapa Mendengarkan dengan Empati Penting?
Mendengarkan dengan empati menawarkan banyak manfaat yang berdampak langsung pada kualitas hubungan kita dengan orang lain. Kelsey Latimer, PhD, menyatakan bahwa ketika kita mendengarkan dengan empati, kita memberikan pengalaman berharga kepada lawan bicara—pengalaman di mana mereka merasa dipahami dan diakui sebagai individu yang unik. Ini sangat penting dalam menciptakan hubungan yang lebih dalam dan bermakna.
1. Mengurangi konflik dan kesalahpahaman
Mendengarkan dengan empati memungkinkan kita untuk menangkap lebih dari sekadar kata-kata; kita juga memahami perasaan dan maksud yang mendasarinya. Hal ini dapat membantu menghindari konflik yang tidak perlu dan mencegah kesalahpahaman dalam komunikasi. Kita menjadi lebih mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang memuaskan kedua belah pihak.
Komunikasi, dan Empati di Masa Pandemi
2. Membangun kepercayaan dan keterhubungan emosional
Ketika seseorang merasa didengar dan dipahami, mereka cenderung lebih terbuka dan nyaman dalam berbagi. Ini menciptakan suasana yang mendukung keterbukaan emosional, meningkatkan kepercayaan, dan memperkuat ikatan emosional dalam hubungan.
3. Menghargai keunikan setiap orang
Mendengarkan dengan empati menuntut kita untuk menghargai perspektif dan pengalaman hidup orang lain. Dengan cara ini, kita lebih mampu memahami dan menerima perbedaan serta membangun rasa hormat yang lebih besar terhadap satu sama lain.
Cara Menerapkan Mendengarkan dengan Empati
Menerapkan empati dalam mendengarkan bukan hanya soal mendengar, tetapi juga melibatkan sikap, perhatian, dan keterlibatan aktif dalam percakapan. Berikut adalah beberapa cara praktis untuk menjadi pendengar yang lebih empatik:
1. Fokus pada lawan bicara
Hindari gangguan seperti ponsel atau pikiran lain. Berikan perhatian penuh dan hadir sepenuhnya dalam percakapan. Dengan mendengarkan secara aktif dan mengesampingkan distraksi, kita dapat memahami lebih dalam apa yang dirasakan lawan bicara.
2. Perhatikan isyarat non-verbal
Selain mendengarkan kata-kata, penting untuk memperhatikan bahasa tubuh, nada suara, dan ekspresi wajah.Isyarat non-verbal ini sering kali memberikan petunjuk penting tentang perasaan dan emosi seseorang yang mungkin tidak terungkap secara verbal.
3. Coba pahami perspektif mereka
Mendengarkan dengan empati berarti mencoba melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Kita bisa mencoba membayangkan bagaimana rasanya berada di posisi mereka, yang dapat membantu memperdalam pemahaman kita tentang apa yang mereka alami.
4. Jangan menghakimi
Sebagai pendengar yang empatik, penting untuk tidak memberikan penilaian atau intervensi terlalu cepat. Biarkan orang lain berbicara tanpa merasa dihakimi, dan jangan terburu-buru menawarkan solusi atau pendapat pribadi.
5. Berikan umpan balik reflektif
Ketika kita berbicara, gunakan umpan balik reflektif untuk memastikan bahwa kita benar-benar memahami apa yang mereka katakan. Misalnya, Kawan GNFI bisa mengatakan, "Jadi, yang kamu maksud adalah..." atau "Aku bisa memahami mengapa hal ini membuatmu merasa begitu."
Berbicara dengan Hati, Memahami Esensi Kebenaran dalam Kasih
Tantangan dalam Mendengarkan Secara Empati
Meskipun manfaat mendengarkan secara empati jelas, tidak selalu mudah untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa tantangan yang sering dihadapi meliputi kesulitan untuk tidak menghakimi, tergesa-gesa memberikan solusi, atau merasa tidak nyaman dengan diam di tengah percakapan.
Berdasarkan penjelasan dari Very Well Mind, dengan latihan dan kesabaran, kemampuan ini bisa terus ditingkatkan. Mengurangi kebiasaan menilai dan menggantinya dengan rasa ingin tahu adalah langkah awal yang baik.
Sebagai contoh, alih-alih bertanya bagaimana seseorang bisa berpikir seperti itu, kita bisa bertanya, "Apa yang membuatmu merasa seperti ini?" Ini membantu untuk lebih memahami situasi mereka.
Mendengarkan dengan empati adalah cara yang sangat efektif untuk memperdalam hubungan dan menciptakan keterhubungan emosional yang kuat. Hal ini membutuhkan kesabaran, perhatian penuh, dan rasa ingin tahu terhadap perspektif orang lain.
Dengan menghindari penghakiman dan benar-benar hadir dalam percakapan, Kawan GNFI tidak hanya mendengarkan kata-kata tetapi juga memahami perasaan dan emosi di baliknya. Hal ini akan meningkatkan kualitas hubungan pribadi dan profesional kita, serta membantu menciptakan komunikasi yang lebih bermakna dan saling mendukung!
Sumber artikel:
- https://www.verywellmind.com/how-to-try-empathic-listening-8357721
- https://coursius.com/article/read/3-perbedaan-mendengarkan-secara-empati-dan-simpati
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News