literasi keluarga menciptakan keluarga cinta baca buku - News | Good News From Indonesia 2025

Literasi Keluarga, Menciptakan Keluarga Cinta Baca Buku

Literasi Keluarga, Menciptakan Keluarga Cinta Baca Buku
images info

Literasi adalah suatu kegiatan membaca lalu menerjemahkannya dengan otak tentang apa isi bacaannya dan mengimplementasikannya. Sementara itu, literasi keluarga adalah bagian dari trilogi pembangunan dalam pengembangan budaya literasi yang ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Trilogi ini meliputi satuan pendidikan, masyarakat dan keluarga. Literasi keluarga adalah kunci bagi anak untuk menyibak rahasia peradaban.

Menurut Ketua I PP-GPMB Rachman Ridhatullah, peran keluarga sebagai pondasi peradaban. “Literasi keluarga adalah kontribusi vital untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, terutama dalam membentuk literasi di usia emas.”

Ia juga mengatakan bahwa keluarga merupakan pondasi utama peradaban. Tempat belajar terbaik untuk memahami pengorbanan satu sama lain. Keluarga itu bagaikan pohon yang cabangnya dapat tumbuh ke mana pun, tetapi memiliki akar yang sama.

Literasi keluarga dipercaya berperan penting untuk menumbuhkan karakter keluarga yang literat dan berpikir kritis, serta mempererat ikatan hubungan keluarga.Namun, disebabkan rendahnya kesadaran untuk membaca, banyak orang seolah mencukupkan ilmu dengan jaringan internet dan perangkat elektronik saja.

Buku-buku pun dianggap tidak praktis dan memakan waktu dibanding informasi daring (online) yang kredibilitasnya masih diragukan. Terlebih lagi, kebiasaan membaca bagi seluruh anggota keluarga sangat berpengaruh terhadap minat baca anak.

Pengenalan Literasi kepada Anak Sejak Dini

Membaca adalah bagian paling sederhana dari makna literasi. Membaca menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting. Literasi memengaruhi minat belajar anak dan motivasi belajarnya. Motivasi belajar yang rendah menjadi salah satu penyebab kemampuan literasi anak-anak menjadi rendah pula. Dengan literasi, kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki, maka anak dapat mengolah hingga mengimplementasikan informasi dengan baik dan benar.

Peserta LHDP GNFI Jalankan Program Literasi Sadar Kebencanaan

Kemampuan Literasi ini menjadi fondasi awal yang penting dalam hidup anak dan dasar keberhasilan dari segi akademik anak. Pengembangan bahasa dan literasi (membaca dan menulis) dimulai sejak usia dini. Anak-anak memiliki interaksi melalui bahan bacaan dan tulisan, seperti buku dan cerita, serta percakapan dengan orang dewasa.

Pada saat ini, pasti banyak ditemui anak-anak yang malas belajar terlebih lagi malas membaca buku. Pengenalan literasi kepada anak sejak dini lebih efektif, jika orang tua berperan aktif dalam mendukung dan membimbing anaknya untuk gemar membaca.

Menyediakan Fasilitas Literasi dan Menumbuhkan Budaya Literasi di Rumah

Fasilitas literasi keluarga yang dimiliki sebagian besar berupa buku anak atau bisa dalam bentuk media literasi. Penyediaan fasilitas literasi dan aktivitas literasi bersama anak dilakukan agar menumbuhkan minat baca anak. Kemudian, para ibu perlu untuk membekali anaknya untuk membangun peradaban melalui literasi keluarga. Contohnya memberikan buku bacaan yang edukatif kepada anak.

Buku bacaan edukatif dapat berupa buku bergambar yang memiliki 5 jenis buku, yaitu:

  1. Buku Abjad (alphabet book)

Buku alphabet berfungsi untuk membantu siswa, menstimulasi dan membantu pengembangan kosakata.

  1. Buku Mainan (toys book)

Buku mainan dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan kognitif, meingkatkan kemampuan bahasa dan sosialnya, dan untuk mencintai buku. Sikap positif terhadap membaca dapat ditumbuhkan dengan buku ini.

  1. Buku Konsep (concept book)

Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan menggunakan satu atau lebih, contoh untuk membantu pemahaman konsep yang sedang dikembangkan.

Jokowi Resmikan 3 Jembatan Senilai Rp251 Miliar di Jateng, Mobilitas Kian Aman
  1. Buku Bergambar tanpa Kata (wordless picture book)

Buku bergambar tanpa kata adalah buku untuk menyampaikan suatu cerita melalui ilustrasi saja. Keterampilan pemahaman juga dapat dikembangkan pada saat anak membaca cerita melalui ilustrasi.

  1. Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Buku cerita yang diilustrasikan dan ditulis dengan baik akan memberikan kontribusi pada perkembangan sastra anak.

Salah satu media literasi membaca yang dapat dimanfaatkan adalah aplikasi Let’s Read sebagai kegiatan literasi di rumah untuk menumbuhkan minat baca anak. Pembiasaan membaca dengan aplikasi Let’s Read di rumah dengan didampingi orangtua untuk meningkatkan literasi membaca dan buku cerita bergambar yang dapat diakses online melalui laman buku.kemdikbud.go.id.

Ikhtiar yang dilakukan untuk menumbuhkan budaya literasi di keluarga, yaitu orang tua sebagai motivator terbaik untuk anak-anak. Sebab, sudah menjadi tugas seorang orang tua memberikan penguatan supaya anak-anak merasa termotivasi untuk memperlancar dan menarik minat membacanya.

Meningkatkan Kemampuan Literasi Baca-Tulis Anak

Kementerian Pendidikan Kebudayaan (2017: 06) literasi baca-tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosial.

Setiap anak memiliki minat masing-masing, ada yang berminat menggambar, menulis, berolahraga dan membaca. Meskipun demikian, kemampuan literasi baca-tulis perlu dimiliki oleh anak-anak. Tidak semua anak berminat membaca apalagi menulis, akan tetapi tugas orang tua untuk membangun minat membaca anak-anaknya dengan mengarahkan dan memotivasi mereka, agar minat membacanya dapat tumbuh seperti yang diharapan.

Kurangnya perhatian dari orang tua bisa jadi penyebab kesulitan membaca pada anak. Perlu diketahui banyak anak yang tertinggal di dunia pendidikan, karena masih ada siswa yang belum bisa membaca karena selama pandemi anak-anak lebih cenderung bermain handphone disebabkan game yang lebih menarik, sehingga anak lupa waktu dan tidak belajar. Maka dari itu, tugas orang tua untuk menumbuhkan kembali minat membaca anak-anak.

Perjalanan Akademik Rizal Ramli: Dari Fisika, Berbelok ke Ekonomi

Ada banyak faktor penyebab kemampuan literasi baca-tulis pada anak-anak rendah. Faktor internalnya meliputi kemampuan intelegensi, minat belajar serta motivasi belajar anak-anak yang rendah. Faktor eksternal meliputi kurangnya perhatian orang tua, pengaruh televisi dan handphone, pengaruh teman bermain, kemampuan guru, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Perhatian orang tua yang kurang menjadi salah satu masalah, karena anak-anak menjadi kurang semangat dan merasa belajar adalah hal yang kurang penting sehingga menyebabkan kemampuan literasi baca-tulis anak-anak rendah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PW
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.