dari indonesia ke australia bagaimana cara penyu hijau mengarungi samudera - News | Good News From Indonesia 2025

Dari Indonesia ke Australia, Bagaimana Cara Penyu Hijau Mengarungi Samudera?

Dari Indonesia ke Australia, Bagaimana Cara Penyu Hijau Mengarungi Samudera?
images info

Penyu hijau (Chelonia mydas) adalah salah satu spesies penyu yang memiliki kebiasaan bermigrasi jarak jauh dari tempat mereka menetas hingga ke habitatnya.

Salah satu rute migrasi penyu hijau adalah dari perairan Indonesia ke Australia. 

Proses migrasi ini merupakan fenomena alam yang penting, baik bagi ekosistem laut maupun bagi pelestarian spesies ini yang kini berstatus dilindungi.

Proses Migrasi Penyu Hijau

Migrasi penyu hijau dimulai sejak mereka menetas di pantai tempat bersarang, seperti di kawasan pantai di Indonesia. Anak penyu yang baru menetas akan segera menuju laut, dipandu oleh cahaya alami dan medan magnet bumi.

Setelah beberapa tahun berada di lautan terbuka, mereka akan menuju daerah makan yang kaya akan rumput laut, salah satunya adalah perairan pesisir di sekitar Australia.

Penyu hijau dikenal menggunakan navigasi magnetik yang memungkinkan mereka menemukan rute perjalanan dengan akurasi tinggi.

Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan mengenali medan magnet bumi yang unik di setiap lokasi, yang disebut "peta magnetik alami." Proses migrasi ini dapat menempuh jarak ribuan kilometer dan berlangsung selama beberapa bulan.

Baca juga Perlu Siaga, Penyu Hijau Jantan Terancam Hilang pada Tahun 2100

Menuju perairan Australia

Tujuan utama migrasi penyu hijau adalah untuk mencari sumber makanan yang melimpah dan berkualitas. Perairan di sekitar Great Barrier Reef, Australia, adalah salah satu tujuan utama karena kaya akan rumput laut, makanan favorit penyu hijau. 

Selain itu, migrasi juga dilakukan untuk kawin dan bertelur. Setelah mencapai kematangan seksual, penyu hijau akan kembali ke pantai tempat mereka menetas untuk bertelur, sebuah perilaku yang dikenal sebagai "natal homing."

Waktu migrasi penyu hijau biasanya terjadi pada musim tertentu, tergantung lokasi dan kondisi lingkungan. Di Indonesia, musim bertelur biasanya berlangsung pada bulan April hingga September.

Setelah menetas, anak-anak penyu akan memulai perjalanan migrasi mereka ke lautan terbuka. Penyu dewasa biasanya kembali ke pantai tempat kelahiran mereka setiap dua hingga delapan tahun sekali untuk bertelur.

Melihat wujud penyu hijau

Penyu hijau memiliki ciri fisik yang khas, yaitu:

  • Cangkang (karapas) berbentuk oval dengan warna hijau kecoklatan.
  • Ukuran tubuh mencapai panjang sekitar 1 meter dan berat hingga 150 kilogram.
  • Kepala berukuran relatif kecil dibandingkan tubuhnya.
  • Makanan utama berupa rumput laut dan alga.

Penyu hijau juga memiliki sirip yang kuat untuk berenang jarak jauh. Dalam satu hari, mereka dapat menempuh jarak hingga puluhan kilometer.

Penyu hijau merupakan salah satu spesies yang dilindungi karena populasinya terus menurun akibat berbagai ancaman, seperti perburuan, perusakan habitat, dan perubahan iklim.

Organisasi internasional seperti International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah memasukkan penyu hijau ke dalam daftar spesies yang terancam punah.

Selain itu, hukum di Indonesia juga melindungi penyu hijau melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Baca juga Mengenal Penyu Hijau dan Fakta Uniknya

Referensi

  • Limpus, C. J., & Chaloupka, M. (1997). Nonparametric regression modeling of green sea turtle growth rates (southern Great Barrier Reef). Marine Ecology Progress Series, 149, 23‒34.
  • Hamann, M., Limpus, C. J., & Read, M. A. (2007). Vulnerability of marine reptiles in the Great Barrier Reef to climate change. Climate Change and the Great Barrier Reef: A Vulnerability Assessment, 465–496.
  • Bjorndal, K. A. (1997). Foraging ecology and nutrition of sea turtles. The Biology of Sea Turtles, 1, 199–231.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.