inilah sejarah barongsai tarian beruntung yang menghiasi perayaan imlek - News | Good News From Indonesia 2025

Inilah Sejarah Barongsai, Tarian Beruntung yang Menghiasi Perayaan Imlek

Inilah Sejarah Barongsai, Tarian Beruntung yang Menghiasi Perayaan Imlek
images info

Tarian barongsai, atau yang lebih dikenal sebagai lion dance, adalah salah satu pertunjukan yang selalu ditunggu-tunggu saat perayaan Imlek. Tarian yang berasal dari budaya Tionghoa ini memiliki akar sejarah yang panjang dan telah menjadi bagian integral dari perayaan Tahun Baru Imlek di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Melansir dari situs Bobogrid.id, barongsai merupakan salah satu jenis tarian tradisional Tiongkok yang diperkenalkan di Indonesia pada abad ke-19. Dalam pertunjukan ini, sekelompok penari mengenakan kostum berwarna cerah yang mencolok, biasanya terdiri dari rompi merah dengan hiasan emas dan perak, serta topeng besar berbentuk kepala singa.

Kostum ini dirancang untuk menciptakan kesan yang megah dan menarik perhatian penonton. Tarian ini dipercaya memiliki kemampuan untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan bagi masyarakat yang merayakannya.

Sejarah Barongsai

Menariknya, barongsai sejatinya tidak berasal dari Tiongkok. Meskipun singa menjadi simbol penting dalam budaya Tionghoa, hewan ini tidak pernah ada secara alami di daratan Tiongkok. Singa pertama kali diperkenalkan ke Tiongkok pada masa Dinasti Han (202 SM-220 M) ketika utusan dari Persia dan Asia Tengah memberikan singa sebagai hadiah kepada kaisar Tiongkok.

Pemberian ini adalah bagian dari pembukaan Jalur Sutra yang menghubungkan Tiongkok dengan Eropa. Sejak saat itu, singa menjadi hewan peliharaan yang populer di kalangan aristokrasi Tiongkok dan muncul dalam berbagai aspek budaya, termasuk dalam mitologi Buddha yang mulai menyebar pada akhir Dinasti Han.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa tarian barongsai sudah ada sejak seribu tahun lalu. Dalam catatan periode Tiga Kerajaan (220-289 M), orang-orang pada masa itu sudah mengenakan kostum singa yang mirip dengan barongsai dalam perayaan Buddha.

Pada masa Dinasti Tang (618–907 M), tarian barongsai bahkan menjadi pertunjukan yang diadakan di istana. Seiring waktu, barongsai menyebar ke seluruh Tiongkok dan dunia, terutama seiring dengan migrasi masyarakat Tiongkok ke berbagai negara.

Perkembangan Tarian Barongsai

Awalnya, tarian barongsai hanya dibawakan oleh laki-laki. Perempuan dilarang untuk berpartisipasi karena atraksi yang berbahaya dan menuntut keterampilan fisik yang tinggi. Namun, seiring perkembangan zaman, aturan ini mulai dilonggarkan, dan kini perempuan juga diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam pertunjukan barongsai. Hal ini menunjukkan bahwa tarian ini telah beradaptasi dengan perubahan sosial dan budaya.

Gaya tarian barongsai bervariasi di setiap daerah, mencerminkan kekayaan budaya lokal. Di Indonesia, penari barongsai sering mengenakan mantel bulu besar yang mencolok, dengan kepala singa yang besar dan berwarna cerah.

Sementara itu, di Tiongkok, barongsai terbagi menjadi dua gaya utama: gaya utara dan gaya selatan. Barongsai utara lebih mengutamakan seni bela diri tradisional, seperti kungfu, dengan gerakan yang lebih dinamis, termasuk berguling, melompat, dan memanjat.

Sebaliknya, barongsai selatan lebih menekankan gerakan yang menirukan perilaku alami singa, seperti mencakar dan menjilati bulu.

Barongsai dalam Perayaan Imlek

Dalam perayaan Imlek, barongsai bukan hanya sekadar pertunjukan hiburan. Tarian ini dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kesejahteraan. Setiap gerakan dalam tarian barongsai memiliki makna tersendiri, dan biasanya diiringi oleh musik tradisional yang menggugah semangat. Pertunjukan barongsai sering kali dilakukan di depan rumah atau toko untuk menarik rezeki dan mengusir roh jahat.

Namun, seiring berjalannya waktu, barongsai tidak hanya ditampilkan dalam perayaan Imlek. Kini, tarian ini juga sering dipertunjukkan dalam acara-acara lain, seperti pesta pernikahan dan pameran seni. Popularitas barongsai telah menjadikannya sebagai daya tarik utama di berbagai acara, menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat.

Tarian barongsai adalah warisan budaya yang kaya dan memiliki sejarah yang menarik. Meskipun terinspirasi oleh singa yang tidak pernah ada di Tiongkok, tarian ini telah berhasil mengakar dalam budaya Tionghoa dan menjadi simbol keberuntungan dan kebahagiaan.

Setiap kali kita menyaksikan pertunjukan barongsai, kita tidak hanya menikmati keindahan gerakannya, tetapi juga menghargai perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Dengan demikian, barongsai terus hidup dan berkembang, memperkaya budaya kita serta menyemarakkan perayaan Imlek setiap tahunnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.