monas jejak sejarah dan makna di balik ikon kebanggaan bangsa - News | Good News From Indonesia 2025

Monas, Jejak Sejarah dan Makna di Balik Ikon Kebanggaan Bangsa

Monas, Jejak Sejarah dan Makna di Balik Ikon Kebanggaan Bangsa
images info

Monumen Nasional, yang sering disebut Monas, merupakan salah satu monumen paling ikonis di Indonesia. Monas tidak hanya menjadi lambang kebanggaan bangsa, tetapi juga simbol perjuangan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Gagasan awal pembangunan Monumen Nasional muncul pada tahun 1954 melalui inisiatif Sarwoko Martokoesoemo, seorang tokoh masyarakat yang sederhana, tetapi memiliki visi besar untuk menciptakan simbol perjuangan bangsa.

Ia bersama tim kecilnya memulai langkah awal dengan membentuk panitia untuk merancang monumen tersebut. Namun, pada masa itu, konsep yang jelas mengenai bentuk dan desain monumen masih belum tergambar sepenuhnya.

Respon positif dari Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta terhadap ide ini mendorong diselenggarakannya sayembara desain monumen pada tahun 1955. Friedrich Silaban, seorang arsitek ternama, berhasil menjadi pemenang dalam kompetisi tersebut.

Monas Bakal Jadi Central Park Seperti di New York dan Inggris

Namun, beberapa kendala seperti biaya, lokasi, dan izin pembangunan membuat proses realisasi monumen tidak berjalan lancar. Untuk mengatasi hambatan tersebut, Presiden Soekarno membentuk Panitia Monumen Nasional yang baru pada tahun 1959 melalui Surat Keputusan Presiden.

Pergantian nama dari Tugu Nasional menjadi Monumen Nasional mencerminkan perubahan visi terhadap monumen yang akan dibangun sebagai simbol karakter bangsa.

Presiden Soekarno memiliki konsep besar untuk monumen ini. Ia menginginkan bangunan yang tinggi menjulang lebih dari 100 meter, dengan museum di bagian bawah dan puncak yang dilapisi emas.

Sayembara desain kedua digelar pada tahun 1960, menghasilkan karya dari Friedrich Silaban dan Soedarsono. Setelah melalui proses evaluasi, desain karya Soedarsono akhirnya terpilih menjadi model yang diwujudkan.

Pembangunan Monumen Nasional dimulai pada 17 Agustus 1961, ditandai dengan pemasangan tiang pertama oleh Presiden Soekarno. Namun, proses pembangunan mengalami banyak dinamika, termasuk pergantian kepemimpinan dan berbagai hambatan teknis maupun politis.

Monumen Nasional dirancang dengan nilai-nilai filosofis yang mencerminkan budaya dan perjuangan Indonesia. Desainnya menggabungkan unsur lingga dan yoni, simbol kesuburan yang berasal dari budaya Nusantara. Struktur monumen melambangkan semangat perjuangan yang tak pernah padam, seperti api di puncaknya yang dilapisi emas murni.

Lidah api emas tersebut tidak hanya menjadi hiasan, tetapi juga menyimpan makna mendalam tentang pengorbanan dan semangat bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Dari Meja Diplomasi hingga Lapangan Monas, Indonesia Menyuarakan Dukungan untuk Palestina

Selain itu, tingginya bangunan Monas, yakni 132 meter, juga dirancang dengan mengacu pada simbol-simbol kemerdekaan Indonesia, seperti angka 17, 8, dan 45 yang melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan.

Emas di puncak Monas merupakan salah satu elemen yang menarik perhatian. Beratnya mencapai 50 kilogram dan berasal dari sumbangan masyarakat, salah satunya dari Teuku Markam, seorang konglomerat asal Aceh. Sebagai seorang pejuang dan pengusaha sukses, Teuku Markam dikenal sebagai filantropi yang menyumbangkan 28 kilogram emas untuk monumen ini.

Sumbangan tersebut menjadi bukti semangat gotong royong dan kontribusi masyarakat dalam pembangunan nasional.

Selain itu, emas juga tersebar di beberapa bagian lain Monas, seperti pada gerbang kemerdekaan dan ornamen di ruang kemerdekaan, menambah keunikan dari bangunan ini.

Pembangunan Monumen Nasional tidak terlepas dari tantangan. Pergantian rezim dari Orde Lama ke Orde Baru turut mempengaruhi jalannya proyek ini. Meski demikian, pembangunan terus berlanjut hingga akhirnya Monas diresmikan pada tahun 1975 oleh Presiden Soeharto.

Setelah selesai, Monas tidak hanya menjadi simbol fisik perjuangan, tetapi juga pusat edukasi sejarah melalui museum yang berada di bagian bawahnya.

Museum ini menghadirkan diorama yang menggambarkan perjalanan bangsa Indonesia dari masa prasejarah hingga era modern, memberikan pemahaman mendalam kepada para pengunjung tentang sejarah perjuangan bangsa.

Hingga kini, Monumen Nasional tetap menjadi ikon kebanggaan Jakarta dan Indonesia secara keseluruhan. Keindahan arsitektur, nilai sejarah, serta simbolisme yang terkandung dalam setiap elemen bangunannya menjadikan Monas sebagai salah satu warisan budaya yang tak ternilai.

Monas tidak hanya mencerminkan semangat kemerdekaan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai persatuan, kerja keras, dan harapan akan masa depan bangsa yang lebih baik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.