Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Lokasinya terletak di bagian selatan dari ibu kota, Jakarta. Kota Bogor dikenal dengan julukan "Kota Hujan" karena memilki curah hujan yang lumayan tinggi. Selain itu, Kota Bogor juga dikenal sebagai "Kota dengan Seribu Angkutan Umum", sebab, hampir di sepanjang jalan utama di Kota Bogor banyak angkutan umum berwarna hijau, berwara–wiri mencari penumpang.
Kota Bogor juga memilki beberapa destinasi wisata, salah satunya adalah Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti dan juga wisata kuliner yang dapat ditemui di Jalan Surya Kencana.
Sejarah Museum
Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti berlokasi di kawasan Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Pembangunan museum ini dimulai pada tahun 2012 atas inisiatif Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.
Bangunan ini berdiri di atas area seluas 3.211,6 m² di dalam kompleks tersebut. Dengan desain ruang yang luas dan penerangan alami, museum ini menciptakan suasana yang menyenangkan untuk aktivitas belajar serta refleksi diri.
Museum tersebut menampilkan ide-ide serta hasil karya para presiden Indonesia sebelumnya. Istilah "Balai" merujuk pada sebuah tempat, ruangan, atau wadah. Adapun "Kirti," yang diambil dari bahasa Sanskerta, memiliki arti sebagai tindakan yang membawa penghormatan atau kemasyhuran.
Secara keseluruhan, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti merepresentasikan bangunan yang menyimpan beragam benda bersejarah yang mencerminkan perjalanan kepemimpinan Presiden-Presiden RI.
Pada 18 Oktober 2014, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti resmi dibuka. Museum ini dirancang sebagai tempat edukasi dan rekreasi yang menampilkan koleksi memorabilia serta visualisasi perjalanan kepemimpinan Presiden Indonesia.
Melalui penyajian ini, para pengunjung diajak untuk memahami, menghormati, dan meneladani berbagai pencapaian yang diraih oleh para Presiden sepanjang masa jabatan mereka.
Bangunan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti ini, bertingkat tiga yang terdiri dari lantai pertama museum tersebut dinamakan Galeri Kebangsaan dan berisi berbagai simbol penting sejarah Indonesia.
Wisata Sejarah dan Kuliner di Bogor, Museum Kepresidenan Balai Kirti dan Surya Kencana
Di galeri ini, pengunjung dapat melihat relief patung Garuda Pancasila, teks Proklamasi Kemerdekaan, teks Pancasila, Pembukaan UUD 1945, Sumpah Pemuda, serta lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Para wisawatawan juga bisa menikmati tayangan film pendek yang mengisahkan berbagai peristiwa bersejarah, seperti deklarasi kemerdekaan, periode reformasi, hingga transformasi di era digital. Selain itu, pada bagian belakang galeri, terdapat enam patung presiden Republik Indonesia yang telah menuntaskan masa kepemimpinan mereka.
Galeri Kepresidenan, yang terletak di lantai dua museum ini, menghadirkan berbagai koleksi dan informasi yang mengulas karya serta pencapaian dari enam presiden Indonesia, yang disajikan dalam enam kelompok terpisah.
Lantai ini juga dilengkapi dengan Perpustakaan Kepresidenan, yang berisi koleksi buku mengenai para pemimpin negara maupun topik-topik yang berhubungan dengan kepresidenan. Perpustakaan tersebut dirancang dengan suasana yang nyaman, memungkinkan pengunjung untuk membaca dengan tenang atau melakukan penelitian terkait topik tersebut.
Lantai ketiga museum ini mencakup ruang rapat dan area taman terbuka yang dipenuhi oleh tanaman tropis. Taman ini memberikan suasana alami yang menyegarkan sekaligus pemandangan indah kawasan Istana Kepresidenan Bogor.
Dirancang dengan tujuan untuk kenyamanan pengunjung, taman terbuka ini juga berfungsi sebagai ruang publik, tempat di mana orang bisa bersantai, menikmati udara segar, atau melakukan aktivitas lain sambil menikmati pemandangan yang mempesona.
Saat ini, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti dikelola oleh unit pelaksana teknis yang sama, sementara kepemilikannya beralih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Masa Lalu Surya Kencana
Pada awalnya, Jalan Surya Kencana merupakan bagian dari Jalan Raya Anyer-Panarukan yang menjadi salah satu jalur utama di Pulau Jawa. Di area di sekitarnya, terdapat pemukiman masyarakat Tionghoa yang dikenal sebagai kawasan pecinan.
Pembangunan jalan ini dimulai pada tahun 1808 atas instruksi Gubernur Jenderal Daendels, dan pada awalnya diberi nama Post Weg atau Jalan Pos, yang berfungsi sebagai jalur penghubung untuk sistem komunikasi dan pengiriman pos pada masa itu.
Memasuki tahun 1970-an, sejumlah peristiwa penting menyebabkan banyak warga Tionghoa menetap di daerah ini, banyak dari mereka yang berprofesi sebagai pedagang. Oleh karena itu, jalan ini sempat dikenal dengan julukan handelstraat karena aktivitas perdagangan yang pesat.
Namun, pada tahun 1970, nama jalan ini kemudian diganti menjadi Surya Kencana, yang kini menjadi salah satu lokasi bersejarah di Kota Bogor.
Pada tahun 1853, diterapkan sistem pembagian zona pemukiman di Bogor. Gubernur Jenderal JC Baud menetapkan aturan ini dengan nama wijkenstelsel, yang membagi pemukiman berdasarkan kelompok etnis untuk menghindari campuran antarkelompok.
Menyusuri Sejarah dan Budaya, Museum Kepresidenan Bogor dan Surya Kencana
Kebijakan ini mempermudah para penjelajah untuk menemukan rumah-rumah dan menjadikannya pusat produksi di kawasan tersebut, salah satunya di Lawang Seketeng. Dahulu, jalan tersebut juga menjadi salah satu area perdagangan yang berkembang pesat di pusat Kota Bogor.
Jalan Suryakencana menyimpan berbagai situs bersejarah, di antaranya Vihara Hok Tek Bio yang digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha sekaligus menjadi tujuan wisata religi. Selain itu, Jalan Suryakencana kini menjadi salah satu lokasi wisata kuliner yang populer.
Kawasan ini juga dikenal sebagai Pecinan yang terus berkembang dan tetap eksis, mengikuti perkembangan zaman.
Mengunjungi Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti dan melanjutkan eksplorasi kuliner di Surya Kencana memberikan pengalaman yang lengkap bagi para wisatawan. Di sini, pengunjung tidak hanya diajak untuk mendalami sejarah perjalanan bangsa Indonesia, tetapi juga merasakan nikmatnya kuliner khas yang menggugah selera.
Jika Kawan GNFI berada di Bogor, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi kedua tempat ini. Rasakan atmosfer yang berbeda di museum bersejarah, lalu manjakan diri dengan berbagai hidangan lezat di Surya Kencana.
Perpaduan antara wisata sejarah dan kuliner ini dijamin memberikan pengalaman yang tak terlupakan!
Kolaborasi Kawan GNFI dan Universitas Bakrie
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News