Sebuah riset yang dipimpin oleh Jonathan Growcott, mahasiswa PhD University of Exeter, Inggris, menemukan bahwa macan tutul (Panthera pardus) dapat dikenali melalui aumannya.
Para peneliti melakukan penelitian di Taman Nasional Nyerere, Tanzania, dengan memasang 50 pasang kamera di pepohonan di sepanjang jalan. Mereka juga merekam uman dari beberapa individu macan tutul menggunakan mikrofon sensitif.
Proses ini melibatkan pengumpulan data suara dari berbagai individu selama beberapa minggu untuk memastikan rekaman mencakup variasi vokalisasi alami.
Setelah rekaman dikumpulkan, analisis dilakukan menggunakan perangkat lunak bioakustik yang mampu mendeteksi pola unik dalam setiap auman.
Peneliti mengidentifikasi perbedaan dalam frekuensi, durasi, dan intensitas auman, yang ternyata berfungsi sebagai "sidik jari vokal" unik untuk setiap individu. Dengan metode ini, tim dapat membedakan macan tutul satu sama lain dengan tingkat akurasi tinggi.
Tiap individu punya auman yang unik
Hasil analisis menunjukkan bahwa setiap macan tutul memiliki karakteristik vokal yang unik. Perbedaan ini disebabkan oleh variasi pada struktur pita suara, ukuran tubuh, dan tekanan udara saat mengaum.
Identifikasi berbasis vokal memiliki tingkat akurasi yang tinggi, yang membuat metode ini dapat diandalkan untuk mengenali individu tanpa perlu kontak langsung atau pelacakan fisik.
Metode ini juga menawarkan solusi yang lebih aman dan efisien dalam memantau populasi satwa liar. Tidak hanya mengurangi risiko stres pada hewan, tetapi juga memungkinkan ilmuwan untuk memantau populasi di area yang sulit diakses.
Baca juga Kabar Baik! Populasi Macan Tutul Jawa Meningkat 30 Persen di Taman Nasional Meru Betiri
Bermanfaat untuk konservasi
Penelitian ini memiliki implikasi besar bagi konservasi. Dengan mengidentifikasi macan tutul melalui aumannya, para peneliti dapat melacak pergerakan individu, memahami dinamika populasi, dan memantau keberadaan mereka di habitat alami tanpa mengganggu.
Hal ini sangat penting mengingat macan tutul merupakan spesies yang terancam akibat perburuan liar dan hilangnya habitat.
Pendekatan bioakustik juga dapat digunakan untuk memantau populasi predator besar lainnya, memperluas manfaat penelitian ini bagi konservasi global. Selain itu, metode ini lebih hemat biaya dibandingkan dengan teknologi pelacakan berbasis GPS atau pemasangan kamera jebak.
Salah satu fakta menarik dari macan tutul menggunakan auman untuk menandai wilayah, berkomunikasi dengan pasangan potensial, dan berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya.
Penelitian ini juga membantu memahami perilaku sosial dan ekologi macan tutul secara lebih mendalam, membuka jalan bagi penelitian lanjutan tentang pola komunikasi satwa liar.
Baca juga Kisah Macan Tutul Jawa, Dahulu Dihormati Sekarang Diburu
Referensi
University of Exeter. (2024). "Leopards can be identified by their roar."
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
