kulon progo kota dengan konsep aerotropolis apa maksudnya - News | Good News From Indonesia 2024

Kulon Progo, Kota dengan Konsep Aerotropolis, Apa Maksudnya?

Kulon Progo, Kota dengan Konsep Aerotropolis, Apa Maksudnya?
images info

Ketika sedang berkunjung ke Yogyakarta menggunakan moda transportasi udara, Kawan GNFI kini akan ditujukan di Bandar Udara YIA (Yogyakarta International Airport). Tapi, taukah Kawan GNFI kalau bandara ini terletak di bagian paling barat dari Provinsi DIY, tepatnya Kabupaten Kulon Progo?

Belum lama ini atau sekitar 5 tahun yang lalu, bandara di Yogyakarta yang semula di Jl. Raya Solo-Yogyakarta, Sleman telah dipindahkan ke Kabupaten Kulon Progo. Wilayah ini dulunya dikenal sebagai kawasan pedesaan, terpencil dan jauh dari jangkauan. Bayangkan saja betapa sepinya kawasan ini karena lokasinya yang berjarak sekitar 1 jam atau lebih dari pusat Kota Yogyakarta.

Namun, semenjak adanya Bandara YIA, daerah Kulon Progo kini semakin memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo saat ini tengah memprioritaskan program pengembangan kawasan aerotropolis di wilayah sekitar Bandara YIA, dilansir dari Radar Jogja.

Baca juga: Yogyakarta International Airport Raih Predikat Bandara dengan Pengoperasian Tercepat

Dengan konsep aerotropolis, kawasan ini mulai berkembang menjadi pusat perekonomian yang menghubungkan berbagai sektor. Lalu, apa sih yang dimaksud dengan aerotropolis dan bagaimana hal ini bisa mengubah wajah Kulon Progo? Simak penjelasannya!

Konsep Aerotropolis, Kota dengan Bandara Sebagai Pusatnya

Aerotropolis atau dikenal juga sebagai kota bandara merupakan suatu tatanan kota yang memiliki tata letak, infrastruktur, serta pusat perekonomiannya berupa bandar udara.

Secara umum, aerotropolis memiliki beberapa infrastruktur penunjang hingga kawasan bisnis dan perdagangan seperti telekomunikasi dan logistik, perhotelan, sarana transportasi terintegrasi, serta pusat entertainment dan exhibition. Maka dari itu, kawasan aerotropolis akhir-akhir ini telah menjadi destinasi wisata baru, baik yang berasal dari dalam maupun luar wilayah.

Untuk pertama kalinya pada tahun 1939, seorang seniman asal New York, Nicholas De Santis mengemukakan istilah aerotropolis untuk karya seninya. De Santis menciptakan karyanya dalam bentuk gambar atap-atap gedung pencakar langit yang memiliki bandara sebagai pusatnya.

Hingga kemudian seorang ahli perencanaan kota, Dr. John D. Kasarda di tahun 2000 merealisasikan konsep aerotropolis tersebut. Menurutnya, bandar udara bisa menjadi penggerak ekonomi dari suatu kawasan. Ia melihat adanya potensi besar bandara yang tidak hanya sebagai tempat pesawat lepas landas, tetapi juga bisa menjadi penghubung antar beragam sektor pendukung perekonomian yang dapat mendorong perkembangan kota di sekitarnya.

Pada dasarnya, aerotropolis ini dibangun untuk menunjang kegiatan bisnis yang berkaitan dengan penerbangan, termasuk dari para pengguna atau pengunjung bandara yang singgah setiap waktu. Oleh karena itu, alih-alih bergantung pada jalannya perekonomian di pusat kota, kawasan aerotropolis justru lebih diuntungkan oleh adanya konsumen dari luar wilayah/kota.

Jika disederhanakan, aerotropolis bisa disebut sebagai kota bandara karena mengutamakan bandara untuk menggerakkan perekonomian suatu wilayah, dengan infrastruktur dan fasilitas yang mendukung kegiatan bisnis serta logistik. Konsep ini berfokus pada penciptaan konektivitas yang efisien antara bandara dan sektor-sektor ekonomi lainnya.

Terdengar baru, namun sebenarnya konsep tata letak kota aerotropolis ini sudah diterapkan sebelumnya di beberapa kota di dunia bahkan sudah ada juga di Indonesia.

Schipol International Airport di Amsterdam dan Incheon International Airport, Korea Selatan merupakan salah dua dari konsep aerotropolis yang terbilang sukses. Sedangkan di Indonesia sendiri terdapat juga Bandara International Kuala Namu, Sumatera Utara yang dijadikan sebagai kawasan aerotropolis.

Bagaimana dengan Kulon Progo?

Saat ini, Kulon Progo menjadi lokasi penempatan Bandar Udara YIA yang menjadi persinggahan pertama warga luar daerah ketika ingin berkunjung ke Yogyakarta. Oleh pemerintah, keberadaan Bandara YIA ini dijadikan sebagai pusat kawasan aerotropolis, dengan mengembangkan sejumlah wilayah di sekitarnya dengan radius 30 km.

Dalam proses pengembangannya ini, pemerintah bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Sejumlah konsep yang diusung dan telah selesai dikaji untuk dijadikan program prioritas di antaranya yakni smart agriculture, smart tourism dan sirkular ekonomi.

Baca juga: Jelajahi Wisata Alam Penuh Keindahan di Kulon Progo, Yogyakarta

Berbeda dengan yang ada di kota atau negara lain, pengembangan aerotropolis di sekitar kawasan YIA akan mengangkat bidang pertanian yang merupakan komoditas dominan di Kulon Progo. Sehingga konsep smart agriculture diterapkan agar nilai komoditas mengalami peningkatan.

Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di sebelah barat kota. Meskipun letaknya yang cukup jauh dengan pusat kota, namun sebenarnya Kulon Progo memiliki lokasi yang cukup strategis karena berada di antara Kabupaten Bantul dan Kabupaten Purworejo, dengan lautan Samudra Hindia di Selatan.

Selain itu, Kulon Progo memiliki beragam lokasi yang memiliki keindahan alam dan dapat dijadikan sebagai obyek wisata. Beberapa tempat pariwisata yang terkenal di Kulon Progo seperti Kali Biru, Waduk Sermo, Pantai Glagah, dan masih banyak lagi.

Adanya potensi pariwisata ini mendukung perkembangan aerotropolis. Bandara YIA sebagai bandara internasional bisa memudahkan akses bagi turis manca negara untuk menjadikan destinasi wisata di kawasan Kulon Progo semakin terkenal.

Pengembangan sektor pariwisata ini juga memberikan peluang untuk menciptakan kawasan perhotelan, restoran, dan pusat perbelanjaan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.