kunci taon hingga meriam bambu ragam tradisi perayaan natal di indonesia budaya dan kearifan lokal - News | Good News From Indonesia 2024

Kunci Taon hingga Meriam Bambu, Ragam Tradisi Perayaan Natal di Indonesia

Kunci Taon hingga Meriam Bambu, Ragam Tradisi Perayaan Natal di Indonesia
images info

Menghitung hari menuju perayaan Natal, setiap negara memiliki ragam tradisi tersendiri untuk menyambut sukacita Natal. Tak terkecuali Indonesia yang juga memiliki ragam tradisi perayaan Natal yang memadukan budaya serta kearifan lokal.

Beberapa daerah Indonesia memiliki perayaan khusus saat Natal yang sudah berbaur dengan tradisi dan budaya. Perayaan Natal bukan sekedar menghias Pohon Natal dan bertukar kado serta berdoa di gereja tetapi Natal di Indonesia juga menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong.

Kawan GNFI wajib tahu, beberapa daerah Indonesia turun temurun melakukan tradisi setiap perayaan Natal. Tradisi tersebut memadukan budaya asli setiap daerah yang memiliki makna dengan keunikan masing-masing. Berikut 6 tradisi unik perayaan Natal di setiap daerah Indonesia dari kunci taon Sulawesi Utara hingga meriam bambu Flores.

Baca Juga: Mengapa Warna Merah dan Hijau Mendominasi Natal? Ini Penjelasannya!

Tradisi Marbinda (Suku Batak Sumatera Utara)

Tradisi marbinda dilakukan oleh Suku Batak di Sumatera Utara, mereka akan menyembelih hewan berkaki empat yang sudah disepakati oleh sekelompok keluarga atau marga yang sama. Menjelang hari Natal sehari sebelumnya, tradisi marbinda akan berlangsung yaitu, proses penyembelihan hewan yang dilakukan oleh perwakilan setiap keluarga dari kalangan pria.

Proses gotong royong sekaligus kebersamaan berlangsung dalam tradisi ini. Tradisi marbinda memiliki nilai moral yang sangat dijunjung dan terus dijaga dengan merayakan setiap tahunnya pada perayaan Natal. Proses memasak daging, pembagian daging yang sudah masak dan daging yang masih mentah juga mengandung nilai kesetaraan serta keadilan bagi setiap anggota keluarga.

Meriam Bambu (Flores)

Daerah Flores juga dikenal memiliki tradisi khusus saat merayakan Natal, tradisi tersebut adalah meriam bambu. Dilansir dari Kemenparekraf tradisi meriam bambu sudah dilaksanakan sejak tahun 1980-an di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Salah satu tradisi yang sangat meriah setiap Natal tiba di Flores. Meriam bambu menjadi simbol yang dilepaskan untuk menyambut kegembiraan kelahiran Yesus Kristus.

Baca Juga: Hari Natal: Pengertian, Sejarah, Pemilihan Tanggal, Tradisi, dan Makna Perayaannya

Ngejot dan Penjor (Bali)

Bergeser ke Bali yang merayakan Natal dengan tradisi ngejot dan penjor. Tradisi ngejot berupa proses pembagian makanan ke setiap orang yang tentunya sesuai agama masing-masing. Hal itu dikarenakan Bali menjadi Kota yang memiliki ragam masyarakat dengan ragam agama serta kepercayaan. Lalu ada tradisi penjor berupa proses pemasangan bambu-bambu tinggi yang berbentuk melengkung.

Tradisi ngejot dan penjor di Bali ini memiliki makna filosofi yaitu sebuah kegiatan untuk mengucap syukur kepada Tuhan karena telah melimpahkan anugerahnya kepada orang-orang yang hidup di Bali.

Rabo-Rabo (Jakarta)

Jakarta yang dikenal sebagai Kota Metropolitan ternyata memiliki tradisi unik dalam merayakan hari Natal. Meski terkenal sebagai kota yang sudah dipengaruhi budaya modern, Jakarta masih melestarikan tradisi rabo-rabo yang akan dilaksanakan pada saat perayaan Natal.

Rabo-rabo memiliki arti ekor mengekor yaitu, masyarakat Jakarta yang merayakan Natal akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah kerabat setelah berkeliling area kampung sambil menyanyikan keroncong. Tradisi ini dapat ditemui di kawasan Cilincing, Kampung Tugu, Jakarta Utara.

Pada saat puncak perayaan terdapat proses mandi-mandi bagian dari tradisi rabo-rabo setelah itu satu sama lain menggambar wajah dengan bedak putih. Makna dari proses tradisi rabo-rabo ini dipercaya sebagai bentuk penebusan dosa dan pengampunan. Lalu menyambut Tahun Baru dengan pribadi suci dan bersih dari segala dosa.

Wayang Wahyu (Yogyakarta)

Menuju ke Yogyakarta dengan tradisi perayaan Natal yaitu, wayang wahyu. Tradisi di Daerah Yogyakarta ini memiliki proses yang unik dengan pementasan wayang kulit. Perayaan Natal dengan tradisi wayang wahyu di Yogyakarta berupa pementasan wayang kulit yang mengangkat kisah-kisah di dalam Alkitab.

Wayang wahyu menjadi tradisi yang memiliki makna filosofi sebagai bentuk komunikasi menyampaikan firman Tuhan. Tradisi ini menyatukan antara spiritual dan budaya yang menjunjung tinggi toleransi keberagaman.

Kunci Taon (Sulawesi Utara)

Wilayah Sulawesi khususnya Sulawesi Utara juga memiliki tradisi perayaan Natal yang tak kalah unik dari daerah-daerah di Indonesia. Orang-orang Manado merayakan Natal dengan tradisi kunci taon. Definisi secara harfiah dari tradisi kunci taon Sulawesi Utara berarti mengunci tahun.

Tradisi ini berlangsung sejak awal Desember, kunci taon memiliki ragam rangkaian seperti beribadah ke gereja lalu berziarah ke makam para kerabat yang sudah terlebih dahulu meninggalkan dunia.

Keunikan dari tradisi orang Manado ini terlihat dari lampu-lampu yang akan menerangi setiap makam di Manado. Saat berziarah orang-orang Manado akan menyimpan lampu hias di makam setiap kerabatnya. Setelah puncak perayaan natal tradisi ini diakhiri dengan kegiatan pawai keliling menggunakan kostum-kostum yang unik.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.